TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali 7 Sikap Tersembunyi Pasangan yang Terbiasa Dimanja sejak Kecil

Temukan cara memahaminya sehingga hubungan bisa harmonis.

ilustrasi pasangan (pixabay.com/Fredy_Martinez_Photograph)

Setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda dalam kehidupan mereka, termasuk bagaimana mereka dibesarkan. Salah satu hal yang bisa sangat memengaruhi perilaku seseorang dalam hubungan adalah apakah mereka dimanja sejak kecil atau enggak.

Seseorang yang tumbuh dengan kemudahan dan jarang mengalami penolakan bisa membawa sikap tertentu ke dalam hubungan dewasa mereka. Hal ini bukan untuk menyalahkan, melainkan untuk memahami dan mengenali pola perilaku yang mungkin muncul dari pengalaman masa kecil mereka. Berikut adalah tujuh sikap tersembunyi yang mungkin ditunjukkan oleh pasangan yang terbiasa dimanja sejak kecil.

1. Ekspektasi yang tinggi

ilustrasi pasangan (pixabay.com/pasja1000)

Pasangan yang terbiasa dimanja sejak kecil sering kali memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hubungan. Mereka mungkin mengharapkan hadiah mewah, perhatian penuh dari pasangannya, atau bahkan perlakuan yang istimewa setiap waktu.

Meskipun memiliki ekspektasi dalam hubungan itu wajar, masalah muncul ketika ekspektasi tersebut menjadi tidak realistis atau dilandasi oleh rasa entitled. Mereka bisa merasa bahwa pasangan harus selalu ada untuk mereka atau tidak pernah mengatakan "tidak" pada permintaan mereka. Di sinilah pentingnya saling memahami dan mendiskusikan ekspektasi dalam hubungan.

2. Sulit berkompromi

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Komunikasi dan kompromi adalah dasar dari hubungan yang sehat. Namun, pasangan yang dimanja sejak kecil mungkin mengalami kesulitan dalam hal ini. Mereka terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus banyak bernegosiasi.

Akibatnya, ketika menghadapi situasi yang membutuhkan kompromi, seperti memilih tempat makan atau film yang akan ditonton, mereka mungkin cenderung lebih mementingkan keinginan pribadi daripada berusaha menyesuaikan dengan pasangan. Tantangan ini bisa diatasi dengan saling mengerti dan belajar untuk lebih fleksibel dalam membuat keputusan bersama.

3. Kesulitan memahami batasan

Ilustrasi pria memegang handphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Batasan dalam hubungan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kedua belah pihak. Namun, pasangan yang terbiasa dimanja mungkin kesulitan memahami atau menghargai batasan. Ini disebabkan mereka jarang dihadapkan pada batasan atau aturan tegas di masa kecil, mereka bisa saja gak terbiasa dengan konsep tersebut di masa dewasa.

Misalnya, mereka mungkin gak peka ketika pasangan membutuhkan waktu sendiri atau ruang pribadi. Menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai kebutuhan dan batasan sangatlah penting untuk mengatasi tantangan ini.

4. Membutuhkan validasi terus-menerus

ilustrasi pasangan (pixabay.com/StockSnap)

Kita semua butuh validasi dari orang-orang terdekat, tapi bagi pasangan yang dimanja sejak kecil, kebutuhan ini bisa menjadi lebih intens. Mereka mungkin tumbuh dengan banyak pujian dan sedikit kritik, sehingga ketika dewasa, mereka cenderung mencari validasi yang sama dalam hubungan.

Mereka bisa terus-menerus membutuhkan perhatian, pujian, atau pengakuan dari pasangan untuk merasa dihargai. Perilaku ini disebabkan perasaan secure yang mereka asosiasikan dengan perhatian yang didapatkan di masa kecil. Pasangan perlu belajar menyeimbangkan antara memberikan dukungan emosional dan menetapkan batasan agar hubungan tetap sehat.

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Sulit Mengutarakan Cinta kepada Pasangan

5. Takut mengecewakan

ilustrasi pasangan (pixabay.com/chermitove)

Salah satu ciri yang mungkin tampak pada pasangan yang terbiasa dimanja adalah ketakutan untuk mengecewakan orang lain, terutama pasangannya. Jarang mengalami kekecewaan di masa kecil, membuat pasangan berusaha keras untuk menghindari konflik atau situasi di mana mereka bisa membuat orang lain kecewa.

Meskipun niatnya mungkin baik, hal ini bisa membuat mereka menghindari komunikasi yang jujur atau mengesampingkan perasaannya sendiri demi menjaga harmoni dalam hubungan. Mereka perlu belajar bahwa kekecewaan adalah bagian alami dari hubungan yang sehat, dan gak selalu menjadi hal yang buruk.

6. Sulit menerima kritik

ilustrasi pria berwajah muram (pexels.com/Ali Pazani)

Pasangan yang dimanja sejak kecil mungkin sulit menerima kritik, baik yang membangun maupun yang negatif. Karena mereka terbiasa menerima pujian atau jarang mendapat umpan balik yang jujur di masa kecil, kritik bisa terasa sebagai serangan pribadi. Mereka mungkin menjadi defensif atau bahkan mengabaikan kritik yang diberikan.

Dalam hubungan, ini bisa menjadi masalah ketika diskusi terbuka dan umpan balik yang konstruktif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bersama. Keterbukaan untuk menerima kritik dan memperbaiki diri adalah hal yang perlu dikembangkan seiring berjalannya waktu.

Verified Writer

L A L A

Warga Jakarta, dah itu aja.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya