TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Alasan Seseorang Memiliki Hubungan Jangka Pendek, Cepat Bosan?

Jangan ragu berkomunikasi dengan pasanganmu

ilustrasi hubungan tanpa status (pexels.com/Josh Willink)

Hubungan yang bertahan lama menjadi tujuan dari setiap pasangan. Dengan bertahannya kisah cinta yang dijalani, seseorang bisa lebih mengenal pasangannya dan bisa lebih mantap untuk meneruskan ke jenjang yang serius.

Namun, bagaimana dengan hubungan yang bertahan sebentar saja? Apa alasan yang biasa muncul dalam hubungan tidak bisa bertahan lama? IDN Times sudah menyiapkan alasan-alasannya di bawah ini. Yuk, simak!

1. Kamu tidak mengomunikasikan kebutuhanmu

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Odonata Wellnesscenter)

Dilansir InStyle, psikoterapis Jenn Mann, menjelaskan, "Orang tidak hanya menunjukkan perilaku terbaik mereka di awal hubungan, tetapi mereka juga cenderung melihat yang terbaik dalam diri pasangan mereka. Menjalin ikatan melalui kesamaan sederhana dapat membantu menciptakan rasa kesatuan".

Namun menurut Mann, ketika perbedaan individu akhirnya diakui, hal itu dapat terasa menyakitkan karena kamu tidak lagi merasa seperti satu kesatuan melainkan dua orang yang terpisah. Oleh karenanya, memahami apa saja yang tidak bisa ditawar dalam suatu hubungan sangatlah penting sejak dini.

Meskipun mudah terhanyut oleh romansa dan kegembiraan, mengenali kepraktisan kecocokanmu akan membantumu menghindari siklus hubungan jangka pendek. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk menemukan seseorang yang memenuhi semua kriteriamu, tetapi begitu kamu menemukannya, ada kemungkinan besar kamu akan bersama untuk jangka panjang.

2. Kamu selalu menghindari konfrontasi

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Tentu saja, kompromi penting dalam hubungan apa pun. Akan tetapi, mencapai kesepakatan bersama adalah hal yang akan menciptakan hubungan yang kuat dan langgeng.

Mungkin ada kekurangan karakter yang mulai kamu sadari pada pasanganmu atau aspek kepribadiannya yang mengganggumu. Namun, alih-alih menyuarakan kekhawatiran ini, kamu menekan perasaan tersebut dan mencoba untuk fokus pada aspek-aspek baik dari hubunganmu. Ini adalah kesalahan umum yang dilakukan pasangan di awal hubungan.

Dilansir The List, Nicole Anderson, penulis, mengatakan bila sebenarnya menghindari masalah dan membungkam emosi tidak akan membangun komunikasi yang sehat. Hal itu membangun hubungan di atas fondasi yang goyah dan sering kali menunda pembicaraan yang sulit tetapi tak terelakkan.

"Jika kamu merasa takut menyuarakan apa yang benar-benar kamu inginkan dari pasangan, kemungkinan besar kamu telah merusak hubungan itu sendiri sejak awal. Pada akhirnya, hubunganmu yang paling toksik bisa jadi adalah hubunganmu dengan diri sendiri," tambah Anderson.

Baca Juga: 5 Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dalam Hubungan dengan Pasangan

3. Masalah keterikatan

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah kita melewati tahap awal dalam suatu hubungan, yang dipenuhi dengan harapan, fantasi, proyeksi, dan dopamin, ketakutan akan keterikatan cenderung muncul ke permukaan. Ketakutan tersebut menciptakan kecemasan, kemarahan, ketakutan, dan agresi.

Seiring meningkatnya komitmen, pengalaman hidup awal dan antisipasi akan pengabaian dapat muncul. Akibatnya, pasangan mulai mengantisipasi hal terburuk dari hubungan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan banyak kecemasan dan perasaan terkekang yang akan menimbulkan konflik.

Verified Writer

Alma S

I don’t have to say a word. That’s why I like writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya