6 Hal Pemicu Quarter Life Crisis Millennial dan Gen Z, Media Sosial?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melewati fase-fase krisis menuju dewasa memang dipenuhi dengan banyak rasa kecemasan dan insecure. Tidak mudah memang melewati krisis usia 20-an yang disebut dengan quarter life crisis. Banyaknya tekanan yang terjadi membuat kita dipenuhi dengan rasa takut untuk terus melangkah.
Setiap orang merasakan tekanan krisis umur 20-an ini berbeda-beda. Ada yang santai saja, ada yang stres, bingung, bimbang, dan pasrah. Lalu sebenarnya apa pemicu quarter life crisis ini? Sari (2021) dalam jurnal berjudul ‘Quarter Life Crisis pada Kaum Millenial’, melakukan penelitian terhadap milenial umur 20-25 tahun menyimpulkan terdapat enam hal yang memicu terjadinya quarter life crisis ini. Penasaran? Yuk, simak informasinya berikut.
Baca Juga: 14 Inspirasi Fasad Rumah Modern Minimalis yang Unik, Impian Millennial
1. Pengaruh mudahnya akses media sosial
Faktor pertama yang memicu timbunya quarter life crisis adalah sosial media. Saat ini kita mudah sekali untuk membandingkan diri dengan pencapaian orang lain di sosial media. Akses sosial media bagi generasi millennial dan gen z memang banyak pengaruh baik jika digunakan secara baik. Namun, media sosial juga dapat menjadi bumerang bagi kita sendiri.
Mudahnya kita membagikan momen bahagia pada sosial media dapat menjadi ajang pamer pencapaian bagi kaum millennial juga gen z. Hal ini yang akan menjadikan kita tertekan jika terus membandingkan pencapaian kita di media sosial. Kita akan semakin kehilangan percaya diri dan menarik diri karena merasa minder tidak dapat mengikuti standar di sekitarnya.
2. Latar belakang pendidikan seseorang
Penelitian ini juga menyimpulkan latar belakang pendidikan dapat menjadi faktor quarter life crisis. Semakin tinggi pendidikan makin tinggi ekspektasi dirinya dan orang sekitarnya terhadap dirinya sendiri. Ditambah dengan pencapaian teman-teman sependidikan membuat dirinya semakin merasakan krisis ini.
3. Kompetitifnya dunia kerja dan pencapaian finansial
Dunia kerja saat ini juga turut menyumbang timbulnya krisis ini. Ketika kita masih terus membandingkan diri, kita tidak akan bisa bersyukur dengan pekerjaan saat ini yang dimiliki. Belum lagi sulitnya kaum millenial dan gen z menemukan lapangan pekerjaan saat ini. Kompetisi dan saling membandingkan pencapaian pekerjaan akan terus terjadi untuk menjadikan dirinya yang terbaik dari finansial, jabatan, intansi, hingga gaji.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Kesalahan Gen Z saat Hadapi Quarter Life Crisis, Coba Hindari!
4. Tidak adanya dukungan keluarga
Keluarga juga faktor utama generasi millennial dan gen z merasakan quarter life crisis. Bagi mereka yang mendapatkan dukungan penuh orang tuanya bukan hanya fasilitas tetapi juga dukungan moral membuat mereka mampu melewai krisis ini dengan baik. Di sisi lain bagi yang berjuang sendiri tanpa dukungan keluarga, melewati fase transisi ini akan menjadikannya lebih merasa kesepian dan hampa.
5. Tuntutan standar hidup dari lingkungan sosial
Beruntunglah bagi mereka yang hidup di lingkungan yang positif dan saling mendukung apa pun keadaan kita. Standar sosial yang harus terus menerus kita penuhi, tanpa sadar membuat kita merasakan krisis emosional ini.
Bingung, cemas, bagaimana memenuhinya agar kita tidak diabaikan lingkungan, membuat kita semakin tertekan melewati fase transisi dewasa ini. Apalagi jika orang terdekat kita juga turut menuntut kita memenuhi standar tersebut akan menambah kecemasan dan tekanannya.
6. Keselarasan keinginan dengan tuntutan lingkungan sosial
Masalah akan terus muncul jika tuntutan orang-orang di sekitar kita berbeda dengan apa yang kita inginkan. Kita akan kesulitan memenuhi tuntutan tersebut karena memang bukan keinginan kita sendiri. Sulit memang membuktikan standar kita sendiri ke lingkungan. Lingkungan akan terus membandingkan kita dengan orang lain terutama dengan mereka yang seumuran.
Nah, enam hal tadi yang menjadi pemicu millennials dan gen z saat ini mengalami quarter life crisis. Apa pun penyebabnya, yang dapat kita kontrol adalah respon diri kita terhadap krisis tersebut. Kita tidak dapat mengendalikan hal eksternal di sekitar kita. Yang perlu kita lakukan teruslah mencoba dan berproses apa pun respon orang lain. Percayalah akan kemampuanmu sendiri dan teruslah berjuang!
Baca Juga: 5 Kondisi Pemicu Seseorang Merasa Paling Hebat, Faktor Insecure?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.