Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikan

Fish Go bertekad untuk menyejahterakan nelayan tradisional

Meski sekitar 62 persen luas wilayah Indonesia merupakan laut dan perairan, namun masih banyak nelayan yang terbelenggu kemiskinan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2015 lalu, masyarakat nelayan menyumbangkan sekitar 32,14 persen angka kemiskinan dari total 100 persen yang ada di Indonesia, loh.

Oleh sebab itu, data tersebut yang kemudian menggugah I Gede Merta Yoga Pratama untuk mengembangkan aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi untuk membantu kemajuan nelayan tradisional di Bali, nih. Bahkan karena dedikasinya itu, dia pernah dianugerahi SATU Indonesia Awards oleh ASTRA pada 2020 untuk bidang teknologi.

Walaupun tidak mendapatkan banyak keuntungan dari upayanya tersebut, namun dia benar-benar bermimpi untuk menyejahterakan nelayan tradisional dengan bantuan teknologi. Nah, Simak tekad serta perjuangan I Gede Merta Yoga Pratama dalam mengembangkan Fish Go, aplikasi cerdas pelacak posisi ikan berbasis navigasi yang patut diajungi jempol.

Baca Juga: Kematian WNA Jepang Main Flying Fish Bali Murni Kecelakaan

1. Fish Go tercetus karena ketimpangan ekonomi di Bali

Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikanpotret sosialisasi aplikasi Fish Go kepada nelayan tradisional (dok. Fish Go)

Mengingat potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat melimpah, I Gede Merta Yoga Pratama pun sepakat bahwa "harta karun" tersebut tak boleh disia-siakan begitu saja. Apalagi ketika melihat di sekelilingnya, masih banyak nelayan tradisional yang hidup dalam kekurangan karena tinggal tersisih di pesisir pantai.

Bahkan, melaut dengan bermodalkan insting hanya akan membuat nelayan menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga hingga bahan bakar untuk kapal. Dari sinilah tercetus ide untuk mengembangkan suatu teknologi berbasis navigasi yang bisa mengetahui area tempat ikan berkumpul supaya pekerjaan nelayan lebih efisien.

"Awal membuat Fish Go di tahun 2017, saat saya masih menjadi mahasiswa S1 di Bali. Inspirasi awalnya karena ada proyek lapangan, lalu saya melihat ketimpangan yang sangat nyata di Bali, di mana di sisi kiri saya melihat banyak perhotelan dan restoran, tetapi di sisi kanan yang saya lihat justru para nelayan yang mencari ikan yang jauh dari kata layak," tutur I Gede Merta Yoga Pratama saat wawancara bersama IDN Times pada Sabtu (30/9/2023) lalu.

Berangkat dari ketimpangan sosial yang dilihat langsung, I Gede Merta Yoga Pratama pun mencoba untuk menerapkan sebuah metode untuk mendeteksi lokasi ikan. Apalagi ketika mengetahui Jepang telah lebih unggul dalam metode tersebut saat pertukaran pelajar, dia akhirnya bertekad untuk mengembangkannya demi nelayan di Bali.

2. Fish Go terinspirasi dari gim populer Pokemon Go

Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikanpotret nelayan tradisional yang memakai aplikasi Fish Go untuk menangkap ikan (dok. Fish Go)

Tentunya, aplikasi Fish Go ini tidak serta-merta ada begitu saja. Awalnya, I Gede Merta Yoga Pratama hanya menyediakan sebuah website untuk memberikan informasi terkait geografis dan titik koordinat ikan di laut. Tetapi, dia kemudian sadar, bahwa cara ini kurang efektif dan sebenarnya sulit untuk dijangkau oleh para nelayan tradisional.

Nah, usai mengamati para nelayan tradisional di Bali umumnya memiliki smartphone untuk  berkomunikasi, pria yang akrab disapa Yoga ini kemudian mencoba untuk mengembangkan website tersebut menjadi sebuah aplikasi. Apalagi aplikasi sendiri akan lebih mudah dipakai oleh pengguna smartphone dengan tampilan yang lebih sederhana.

Uniknya, ide awal Fish Go ini berasal dari sebuah gim populer Pokemon Go. Di gim tersebut, pemain harus berjalan dan mencari sendiri berbagai jenis Pokemon virtual. Aplikasi Fish Go pun demikian, memberikan informasi tentang titik koordinat jenis ikan yang akan ditangkap kepada nelayan yang memakainya sebelum pergi melaut. 

"Nama Fish Go sendiri terinspirasi dari gim Pokemon Go awalnya. Karena setelah saya pikir, saat mencari Pokemon, pengguna akan diberikan informasi terkait titik koordinatnya, sehingga saya memakai sistem yang sama tetapi saya manfaatkan citra satelit remote sensing serta beberapa data model untuk menentukan habitat ikan potensial," paparnya saat wawancara pada Sabtu (30/9/2023) lalu.

Baca Juga: 10 Aplikasi Pelacak Lokasi Selain Zenly, Pantau Posisi Akurat

3. Merokok demi mengenalkan aplikasi Fish Go pada nelayan tradisional

dm-player
Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikanpotret sosialisasi aplikasi Fish Go kepada nelayan tradisional (dok. Fish Go)

Berhasil melahirkan aplikasi Fish Go pada 2017 lalu, ternyata adalah awal perjalanan dari I Gede Merta Yoga Pratama untuk meringankan pekerjaan nelayan tradisional di Bali. Sebab, selanjutnya, dia harus memperkenalkan aplikasi tersebut kepada mereka yang sebelumnya telah mencari ikan dengan metode "insting" selama bertahun-tahun.

Di awal perjalanannya, I Gede Merta Yoga Pratama bahkan tidak lagi berpikir tentang "laba" atau keuntungan yang akan didapat dari pengembangan aplikasi Fish Go itu, loh. Dia hanya "murni" ingin membantu para nelayan tradisional Bali yang kekurangan infrastruktur sampai kurang tepat memperkirakan lokasi ikan karena hanya bermodal insting.

Saat baru dirilis, I Gede Merta Yoga Pratama mengaku bahwa mayoritas nelayan tradisional menolak menggunakan aplikasi Fish Go. Sebab, nelayan tradisional itu beranggapan bahwa cara mereka sudah cukup "ampuh" untuk menangkap ikan. Namun Yoga pastinya tidak bisa langsung menyerah begitu saja dengan penolakan, dia pun memikirkan cara lain.

"Di awal-awal aplikasi Fish Go ditolak. Butuh proses yang lama untuk dapat diterima nelayan tradisional untuk mendaftar dan setor KTP. Bahkan saya yang tidak merokok juga harus pura-pura merokok untuk bisa mengobrol dengan nelayan. User pertama kita malah ada di bulan Juni 2019," aku I Gede Merta Yoga Pratama saat wawancara pada Sabtu (30/9/2023) lalu.

4. Fish Go memberantas sistem "one day fishing" nelayan tradisional

Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikanpotret sosialisasi aplikasi Fish Go kepada nelayan tradisional (dok. Fish Go)

Sebelum memakai aplikasi Fish Go, nelayan tradisional cenderung akan menangkap ikan dengan sistem "one day fishing". Karena hanya bermodalkan insting untuk menentukan titik koordinat dari sarden ataupun tongkol. Cara ini pastinya akan lebih menguras tenaga dan bahan bakar karena mereka tidak mengetahui secara pasti lokasi ikan.

Namun, dengan aplikasi Fish Go nelayan tradisional akan dibantu untuk mengetahui jarak penangkapan sehingga prosesnya akan lebih efisien dan menghemat bahan bakar minyak. Bahkan, setelah mengunduh aplikasi, para nelayan tradisional hanya membutuhkan waktu enam jam untuk menangkap ikan dan bahan bakar menjadi lebih hemat 30 persen.

"Awalnya nelayan tradisional membutuhkan waktu 28 jam untuk menangkap ikan karena mereka menggunakan insting dalam tebar jaring. Tetapi setelah memakai aplikasi Fish Go telah ditentukan titik koordinat ikan di jam-jam tertentu, sehingga mereka saat ini hanya membutuhkan waktu 6 jam dalam sekali tangkapan" jelas founder Fish Go saat wawancara pada Sabtu (30/9/2023) lalu.

Sesuai dengan konsepnya, "memberikan solusi untuk menangkap ikan bukan mencari ikan", aplikasi Fish Go dilengkapi dengan Patriot (NBM-20), yang merupakan alat berbasis Internet of Things (Iot) untuk mendeteksi biomassa ikan. Ikan yang terdeteksi ditampilkan pada fitur FishFinder, sehingga nelayan tradisional akan mengetahui posisi aktual gerombolan ikan.

5. Fish Go diharapkan bisa digunakan nelayan tradisional di seluruh Indonesia

Fish Go: Rangkul Nelayan Kecil dengan Aplikasi Cerdas Pelacak Ikanpotret sosialisasi aplikasi Fish Go kepada nelayan tradisional (dok. Fish Go)

Mengingat saat ini Fish Go hanya bisa digunakan di Bali saja, tentunya I Gede Merta Yoga Pratama berharap aplikasi cerdas pelacak ikan ini nantinya bisa menjangkau para nelayan di seluruh Indonesia. Maka dari itu, dia saat ini mengaku tengah bekerja sama dengan ITB untuk bisa menjamah daerah Timur dengan melakukan pengembangan alat.

Bahkan meski aplikasi Fish Go telah memiliki sekitar 3 ribu user saat ini, tetapi monitoring masih dilakukan setiap bulan bersama Pemerintah Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Divisi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG), supaya bisa terus menemukan fitur-fitur baru untuk kesejahteraan nelayan tradisional di Bali.

Apalagi di era yang serba modern, nelayan tradisional harus difasilitasi oleh teknologi yang memadai untuk mempermudah mereka dalam menangkap ikan, nih. Hal ini dibuktikan dari dedikasi I Gede Merta Yoga Pratama yang mengembangkan PATRIOT, pendeteksi berbasis Internet of Things (Iot) yang memanfaatkan teknologi sonar dalam memprediksi biomassa ikan.

Kesejahteraan nelayan tradisional sebenarnya tidak hanya tanggung jawab pemerintah, loh. Sebagai anak muda, sudah semestinya kita membantu mereka untuk lebih melek teknologi di era yang serba modern. Jika tidak dibantu dengan teknologi, lalu apa yang bisa diberikan kepada nelayan tradisional untuk kesejahteraan mereka 'kan? Tersenyumlah Indonesia!

Baca Juga: Mengenal Stela, Anjing Belgian Malinois Pelacak Narkoba Milik Polisi

Anis Photo Verified Writer Anis

من صبر ظفر

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya