Apa Itu Tren Doom Spending? Berikut Penjelasannya!

Tren memiskinkan Gen Z

Intinya Sih...

  • Generasi Z dan Milenial mengalami tren doom spending sebagai pelarian dari stres.
  • Fenomena ini dipicu oleh pesimisme terhadap masa depan akibat kondisi ekonomi global yang tidak pasti.
  • Doom spending dapat diatasi dengan memahami hubungan emosional dengan uang dan belajar literasi keuangan sejak dini.

Generasi Z disebut-sebut akan lebih miskin dibanding generasi sebelumnya karena tren doom spending. Tren pengeluaran yang tidak terkendali ini, dilakukan sebagai pelarian dari stres bagi GenZ.

Umumnya, GenZ dan Milenial membeli barang mewah yang sering disebut 'self reward'. Mereka lebih banyak mengeluarkan uang untuk barang tersebut alih-alih menabung. Berikut ini penjelasan mengenai doom spending dan apa dampak serta cara untuk mengatasinya.

1. Penjelasan Doom Spending

Apa Itu Tren Doom Spending? Berikut Penjelasannya!Ilustrasi saat belanja untuk selfreward(pexels.com/Gustavo Fring)

Doom spending merupakan fenomena di mana seseorang berbelanja tanpa pikir panjang. Aktivitas membelanjakan uang ini demi menghilangkan stres di tengah kekhawatiran kondisi ekonomi yang tidak pasti. 

Fenomena ini banyak dibicarakan kalangan Gen Z dan Milenial di media sosial. Paparan berita buruk secara terus-menerus, membuat generasi muda merasakan pesimisme terhadap masa depan. Akhirnya, mereka akan melarikan diri ke aktivitas belanja untuk mendapatkan perasaan senang ketika situasi dunia tidak terkendali.

Gen Z dan Milenial tumbuh di tengah ketidakpastian krisis ekonomi dan global. Salah satu penyebabnya adalah pandemik COVID-19. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya perasaan bahwa peluang kestabilan finansial semakin sulit untuk digapai. Beberapa di antaranya beranggapan tidak akan bisa membeli rumah, sehingga memutuskan membeli alat elektronik terbaru atau pakaian termewah. 

Baca Juga: 9 Keterampilan Wajib Dimiliki Ketika Bekerja dengan Gen Z

2. Dampak dari Doom Spending

Apa Itu Tren Doom Spending? Berikut Penjelasannya!Ilustrasi miskin dan kekurangan uang (Pixabay/Frantisek Krejci)

Doom spending dianggap memberikan ilusi kontrol bagi perasaan. Namun, kondisi belanja yang tidak terkontrol, akan berakibat buruk bagi keuangan di masa depan. Fenomena ini mengkhawatirkan generasi muda akan menghadapi tekanan ekonomi, lalu jatuh ke dalam jebakan utang dan memperburuk finansial mereka di masa depan. 

Sosial media juga menjadi salah satu faktor terjadinya doom spending. Generasi muda saat ini mengadopsi pola pikir You Only Live Once (YOLO) dan Fear Of Missing Out (FOMO) adalah hal yang menjadikan landasan untuk menikmati hidup dengan berbelanja barang mewah. Ini membuat Gen Z dan Milenial tidak berfokus untuk tabungan masa depan, melainkan lebih menikmati masa kini dengan barang mewah. 

3. Cara mengatasi Doom Spending

Apa Itu Tren Doom Spending? Berikut Penjelasannya!ilustrasi mencatat keuangan (pexels.com/olia danilevich)

Doom spending dapat diatasi ketika kamu memahami hubungan emosional dengan uang. Hal ini dimaksudkan agar kamu memahami cara mengelola keuangan dan melakukan langkah-langkah menggunakan uang dengan baik, bukan asal-asalan. 

Memahami literasi keuangan sejak dini akan membuat kamu lebih siap menghadapi tantangan ekonomi. Kamu dapat membagi jenis pengeluaran dan tidak memaksakan membeli sesuatu yang di luar budget kamu. Cara lain yan dapat kamu lakukan adalah menggunakan uang tunai dan mengesampingkan debit, aplikasi paylater, dan pembayaran online lainnya. 

Nah, itulah penjelasan mengenai doom spending serta dampak dan cara mengatasinya. Pelajari lebih jauh literasi keuangan agar kamu tidka menyesal di kemudian hari. 

Penulis: Dara Mardotilah

Baca Juga: Mengenal Konsep Desain Industrial yang Hits di Kalangan Milenial

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya