4 Fakta Tenun Sekomandi Sulawesi Barat, Berusia Lebih dari 4 Abad

Sempat hampir punah

Tenun Sekomandi berasal dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Kain ini menjadi salah satu kerajinan tangan yang gak cuma indah, tapi juga penuh makna, lho. Lantas, apa yang membuatnya terasa spesial?

Salah satu yang membuat tenun ini terasa istimewa adalah motifnya lebih unik. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut!

1. Sejarah dan asal usul

4 Fakta Tenun Sekomandi Sulawesi Barat, Berusia Lebih dari 4 Abadilustrasi menenun kain tenun Sekomandi Mamuju Sulawesi Barat (youtube.com/Bambang Djatmicho)

Kain Sekomandi ini bukan hasil karya baru, lho. Malah bisa dibilang kain ini sebagai tenun tertua di dunia. Usianya diperkirakan sudah lebih dari 480 tahun! Bisa dibilang,  kain ini sudah berusia lebih dari empat abad lamanya dan terus dilestarikan. Tenun ini tentu sudah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Sulawesi Barat sejak lama, dan keahliannya terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Nah, untuk nama "Sekomandi", ada makna menarik di baliknya, nih. Nama ini berasal dari dua kata dalam bahasa lokal: "seko" yang berarti persaudaraan atau kekeluargaan, dan "mandi" yang berarti kuat atau erat. 

Jadi, nama Sekomandi sebenarnya melambangkan ikatan persaudaraan yang kuat di antara masyarakat setempat. Jadi, kain ini bukan hanya simbol keindahan, tapi juga simbol kekuatan dan kebersamaan dalam komunitas, ya.

2. Proses pembuatan

4 Fakta Tenun Sekomandi Sulawesi Barat, Berusia Lebih dari 4 Abadilustrasi menenun kain tenun Sekomandi Mamuju Sulawesi Barat (youtube.com/Bambang Djatmicho)

Kamu bakal suka dengan proses pembuatannya yang super unik. Tenun Sekomandi bukan hanya sekedar kain cantik, tapi juga hasil dari keterampilan dan dedikasi yang tinggi, lho. Kain in terbuat dari serat alam yang berkualitas tinggi. Bahan dasar yang digunakan umumnya adalah serat dari tanaman alami, yang memberikan tekstur dan ketahanan pada kain. Yang membuat prosesnya semakin menarik adalah penggunaan pewarna alami. 

Jadi, alih-alih memakai pewarna sintetis yang biasa ditemukan di banyak produk, tenun Sekomandi menggunakan pewarna dari rempah-rempah seperti cabai, kunyit, dan lengkuas. Pewarna alami ini gak hanya memberikan warna yang lebih kuat dan tahan lama, tetapi juga menciptakan nuansa warna yang lebih alami dan unik pada kain, ya.

Tenun Sekomandi diproses secara manual dengan menggunakan alat-alat tradisional. Nah, setiap helai kain dibuat dengan tangan dan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu kain, tergantung pada seberapa rumit motifnya. Teknik tenun yang digunakan sangat detail dan memerlukan ketelitian tinggi, sehingga setiap motif dan pola pada kain Sekomandi menjadi sangat khas dan bernilai.

Baca Juga: Menggali Keindahan Tenun Ikat Inuh Lampung, Karya Seni Memikat 

3. Motif dan penggunaan

4 Fakta Tenun Sekomandi Sulawesi Barat, Berusia Lebih dari 4 Abadilustrasi tenun Sekomandi (youtube.com/Bambang Djatmicho)

Motif yang unik ini bikin tenun Sekomandi diburu oleh para kolektor. Salah satu motif khas dari tenun Sukomandi adalah “Ulu Karua.” Motif ini terinspirasi dari corak daun yang digigit anjing, dan memiliki makna budaya yang mendalam. Motif ini sering digunakan dalam acara-acara adat dan ritual. So, gak hanya keren secara visual, kain ini juga penuh dengan nilai-nilai budaya yang kaya.

Guys, tenun Sekomandi ini gak hanya terbatas untuk pakaian. Saat ini, tenun ini juga digunakan untuk dekoratif dan ritual, seperti taplak meja, gorden, dan berbagai perlengkapan lainnya. Kalau kamu ke acara adat atau festival budaya, kamu mungkin akan melihat tenun Sekomandi digunakan untuk menambah suasana dan memberikan sentuhan tradisional yang khas. Untuk hari-hari biasa, kamu bisa melihatnya dalam berbagai desain interior yang manis.

4. Pelestarian dan promosi

4 Fakta Tenun Sekomandi Sulawesi Barat, Berusia Lebih dari 4 Abadilustrasi tenun Sekomandi (youtube.com/Bambang Djatmicho)

Tenun Sekomandi dari Sulawesi Barat punya sejarah dan keindahan yang luar biasa, dan kabar baiknya adalah ada banyak upaya untuk memastikan kain ini tetap ada dan dikenal luas. Walau kain ini sempat terancam punah, banyak usaha yang dilakukan untuk melestarikan kain ini. 

Salah satu langkah pentingnya adalah mendaftar sebagai Indikasi Geografis (IG). Ini penting karena IG membantu melindungi keunikan dan kekhasan kain Sekomandi dari peniruan dan penyalahgunaan. 

Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah juga sangat berperan dalam melestarikan tenun Sekomandi. Pemerintah aktif mendukung pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi kain ini. Program dukungan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para pengrajin lokal dan memperkenalkan tenun Sukomandi ke pasar yang lebih luas, bahkan ke mancanegara. 

Setelah menjelajahi beberapa fakta menarik tentang tenun Sekomandi Sulawesi Barat, mungkin kamu jadi tertarik untuk mengoleksinya. Tenun ini bukan hanya sekedar kain tradisional, tetapi juga sebuah karya seni yang sarat dengan nilai budaya dan sejarah. Yuk, jadikan tenun Sekomandi sebagai bagian dari gaya hidupmu dan banggakan kerajinan tangan yang penuh makna ini!

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceria

Lathiva R. Faisol Photo Verified Writer Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya