4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceria

Perpaduan motif Bugis dan Kalimantan

Sarung tenun Samarinda merupakan sebuah karya seni yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Sarung ini berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur, dan telah ada sejak zaman Kesultanan Kutai. Berbeda dengan sarung dari daerah lain, sarung tenun Samarinda memiliki motif dan teknik tenun yang khas. 

Proses pembuatannya memakai alat tenun tradisional yang membutuhkan keterampilan dan ketelitian tinggi. Jadi, setiap helai sarung ini bukan hanya pakaian, tetapi juga sebuah karya seni yang dibuat dengan penuh cinta dan dedikasi. Yuk, baca fakta menarik dari sarung tenun Samarinda ini. 

1. Asal usul

4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceriailustrasi sarung tenun Samarinda (youtube.com/Bunda Dwisari)

Kerajinan tenun sarung ini dibawa oleh pendatang suku Bugis dari Sulawesi ke kawasan Tanah Rendah, yang sekarang dikenal sebagai Samarinda Seberang. Sekitar tahun 1668, para pendatang ini mencari tempat perlindungan setelah perjanjian Bungaja antara Kerajaan Gowa dan Belanda pada abad ke-16, membawa serta keahlian tenun mereka. Ketika mereka menetap di Kerajaan Kutai Kartanegara, mereka mulai mengembangkan corak tenun Bugis mereka sendiri dan menciptakan desain baru yang kini kita kenal sebagai tenun Samarinda. 

Bisa dibilang, sarung tenun Samarinda adalah hasil adaptasi dan kreasi yang menggabungkan tradisi tenun Bugis dengan sentuhan lokal yang unik. Gak mengherankan perpaduan ini menghasilkan motif yang menarik, ya. 

2. Proses pembuatan

4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceriailustrasi menenun sarung tenun Samarinda (youtube.com/ Endro S Efendi)

Sarung tenun Samarinda dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional yang dikenal dengan nama gedokan. Alat ini berbeda dari mesin modern yang sering kamu lihat. Para pengrajin menggunakan gedokan untuk menciptakan pola-pola khas yang membuat sarung ini unik. Proses pembuatan satu sarung memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 15 hari. Bayangkan betapa telitinya proses ini. Setiap helai sarung biasanya memiliki lebar sekitar 80 cm dan panjang 2 meter, ukuran yang pas untuk dikenakan dalam berbagai acara.

Yang menarik, sarung tenun Samarinda gak dijahit dengan mesin. Sebagai gantinya, sehelai sarung dijahit tangan di bagian tengahnya. Ini bukan hanya menambah keindahan, tetapi juga menambah nilai dan keaslian dari setiap sarung.

Baca Juga: 5 Tips Mencuci Sarung Tenun agar Awet dan Gak Pudar, Anti Ribet!

3. Corak dan warna

4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceriailustrasi kain sarung tenun Samarinda (youtube.com/Gardu sarung)

Sarung tenun Samarinda dikenal dengan warna-warna yang mencolok dan kontras. Warna dominan yang sering muncul adalah hitam, putih, merah, ungu, biru laut, dan hijau. Kombinasi warna ini bukan hanya membuat sarung terlihat menarik, tapi juga melambangkan kekuatan dan keindahan budaya setempat.

Corak pada sarung tenun Samarinda juga punya ciri khas tersendiri. Biasanya, corak ini dihiasi dengan pola-pola geometris yang sangat unik. Untuk melihat contoh nyata dari corak ini, kamu bisa mengunjungi Kampung Tenun, di mana deretan rumah panggung tradisional menampilkan berbagai desain sarung yang indah.

Corak yang ada di sarung ini gak hanya untuk mempercantik penampilan, tapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang telah ada sejak lama. Setiap pola dan warna membawa makna tersendiri, mencerminkan filosofi dan kepercayaan masyarakat setempat.

4. Tantangan pelestarian

4 Fakta Menarik Sarung Tenun Samarinda, Warnanya Ceriailustrasi menenun sarung tenun Samarinda (youtube.com/ Endro S Efendi)

Salah satu tantangan utama adalah minimnya regenerasi pegiat tenun. Banyak pengrajin senior yang sudah mulai pensiun, sementara generasi muda kurang tertarik untuk belajar menenun. Kebanyakan dari mereka lebih memilih pekerjaan yang dianggap lebih mudah dan menjanjikan, sehingga keahlian ini perlahan mulai tergerus.

Selain itu, persaingan dari kain tenun daerah lain juga menjadi ancaman. Kain-kain ini sering kali menawarkan desain yang modern dan harga yang lebih murah, sehingga membuat sarung tenun Samarinda kalah bersaing di pasaran.

Yang juga jadi masalah adalah munculnya metode printing modern. Teknik ini bisa menekan biaya produksi dan menghasilkan pola yang mirip dengan sarung tenun, tapi tanpa memerlukan waktu dan keterampilan yang sama. Ini bisa membuat teknologi tenun tradisional menjadi kurang diminati.

Jadi, itulah sedikit fakta sarung tenun Samarinda yang menarik. Dari teknik tenun tradisional hingga motif yang kaya makna, sarung ini memang patut diacungi jempol sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia. Jangan lupa, setiap helai sarung membawa cerita dan sejarah yang patut dihargai. Jadi, dengan memakai sarung tenun Samarinda, kamu gak hanya tampil keren tetapi juga turut melestarikan warisan budaya yang sudah ada sejak lama.

Baca Juga: 5 Fakta Tenun Corak Insang Kota Pontianak, Terinspirasi dari Ikan

Lathiva R. Faisol Photo Verified Writer Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya