3 Tips Atasi Kekhawatiran saat Mengerjakan Skripsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjelang kelulusan perguruan tinggi, biasanya akan membawa kegembiraan tersendiri. Sebentar lagi akan lulus, bisa mencari kerja, dan mendapatkan penghasilan untuk hidup mandiri. Meski begitu, di sisi lain, fase mengerjakan skripsi juga akan dihadapi dan tentu saja ini bukanlah masa yang mudah.
Ada beragam tantangan yang harus dilalui demi bisa menyusun lembar demi lembar skripsi tersebut. Mulai dari mencari ide, melakukan penelitian, hingga penulisan, semua harus dikerjakan dengan hati-hati agar menghasilkan karya yang baik. Proses ini sering kali membuat mahasiswa merasa khawatir karena ada saja kendala yang bakal ditemui.
Nah, supaya kamu tidak terlalu khawatir dan malah menyulitkan penyelesaian skripsi, maka perlu berusaha untuk tenang. Coba atasi perasaan tersebut dengan beberapa tips mengatasi kekhawatiran saat mengerjakan skripsi berikut ini!
Baca Juga: 5 Rekomendasi Hadiah Sidang Skripsi yang Murah tapi Bermakna
1. Kenali apa yang memicu rasa khawatir tersebut
Hampir semua mahasiswa mengalami kekhawatiran saat mengerjakan skripsi. Penyebabnya beragam, mulai dari ada kendala dalam penelitian, kesulitan mencari referensi, dosen pembimbing kurang kooperatif, takut “dibantai” saat sidang nanti, atau justru terganggu dengan permasalahan diluar perkuliahan.
Jika kamu sedang mengalami situasi serupa, maka usahakan untuk lekas mengenali apa yang sebenarnya menjadi pemicu utama kekhawatiran tersebut. Besar harapan, begitu sumber masalah dapat ditemukan, maka kamu juga mampu mencari solusi terbaik. Dengan begini, proses penyusunan skripsi bisa lebih lancar dan kamu merasa gembira.
2. Imbangi dengan aktivitas yang membangkitkan semangat
Editor’s picks
Tidak dapat dimungkiri, berkutat dengan skripsi memang sungguh menyita energi. Terkadang, untuk menyelesaikan satu lembar saja perlu banyak persiapan. Hal ini akan terasa semakin sulit ketika kamu sedang lelah, bahkan untuk sekadar memikirkan tugas itu saja seperti tidak berdaya. Nah, inilah tanda bahwa kamu tengah merasa kewalahan.
Kalau sudah begini, maka sebenarnya kamu memerlukan jeda untuk istirahat. Oleh sebab itu, imbangi keadaan tersebut dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang bantu bangkitkan semangat.
Menyempatkan diri untuk berolahraga di luar, makan enak, atau sekadar pergi main dengan teman pun cukup untuk menyegarkan pikiran. Jika suasana hati sudah membaik, maka kamu akan siap untuk kembali berkutat dengan skripsi.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Prokrastinasi Saat Skripsi, Lulus Anti Ngaret
3. Ingat, tidak perlu sempurna, hanya perlu selesai
Harus diakui bahwa skripsi yang baik memang menjadi kebanggaan tersendiri. Membayangkan tidak banyak revisi, dapat melalui sidang dengan lancar, bahkan karya tersebut menarik minat orang lain untuk membacanya tentu menjadi sumber kegembiraan yang luar biasa. Oleh karena itu, tidak heran bila akhirnya sebagian mahasiswa berusaha sedemikian rupa untuk menghasilkan karya yang sempurna.
Sayangnya, tidak ada satu hal pun di dunia ini yang bisa sama sekali tanpa cela, tidak terkecuali skripsi. Terlalu fokus pada kesempurnaan hanya akan membuatmu semakin kewalahan karena memang hal ini mustahil untuk digapai.
Kamu bisa lebih fokus pada penyelesaian, alih-alih khawatir akan melakukan kesalahan. Jika kamu bisa segera menyelesaikan prosesnya, nanti akan ada banyak waktu untuk meneliti kembali dan memperbaiki segala kekurangan, sehingga menghasilkan karya yang berkualitas.
Mengerjakan skripsi memang tidak bisa dianggap remeh. Ada beragam hal yang harus dilalui dan kerap kali menimbulkan rasa khawatir yang berlebihan. Meski begitu, semua itu akan dapat diatasi tatkala kamu berusaha untuk tenang dan selalu mengusahakan yang terbaik. Percayalah, meski tidak mudah, tetapi semua akan baik-baik saja, kok!
Baca Juga: 5 Sikap yang Menghambat Penyelesaian Skripsi, Bikin Demotivasi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.