17 Langkah untuk Tetap Cintai Diri Meski Sedang Terpuruk

2. Maafkan dirimu

Ilustrasi wanita sedang merenung. (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ingatlah bahwa kesalahan adalah bagian dari kehidupan. Semua orang melakukannya dan kita semua perlu memaafkan diri sendiri agar bisa maju dan berkembang. Daripada mengkritik atau bahkan mencaci-maki diri sendiri atas kegagalan di masa lalu, fokuslah pada apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana pengalaman tersebut dapat membantu kita menjadi lebih baik di masa depan.

Lepaskan rasa bersalah atau malu apa pun yang mungkin kamu rasakan dan berikan ruang untuk welas asih, pengertian, dan cinta pada dirimu sendiri.

3. Tetapkan batasan atau boundaries

Ilustrasi wanita bersikap tegas. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Batasan membantu kita untuk tetap mengendalikan emosi dan perilaku sekaligus menunjukkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Hal ini sangat penting, terutama ketika berhadapan dengan orang-orang yang tidak memikirkan kepentingan kita.

Jika situasi atau orang tertentu membuatmu merasa tidak nyaman, bersikaplah tegas dengan memberi tahu mereka perilaku mana yang bisa diterima dan mana yang tidak. Misalkan, ketika pasangan kita marah dan mulai berbicara kasar. Kamu boleh menetapkan batasan dengan mengatakan "Aku paham kamu marah dan mau menyampaikan itu ke aku, tapi bicara kasar is not okay. Kalau ingin dilanjutkan tolong gunakan bahasa yang baik. Kalau kamu belum bisa, kita hentikan obrolan ini sementara waktu sampai kamu bisa melakukannya."

Menetapkan batasan yang sehat juga akan membantu melindungi energimu dan menyimpannya untuk hal-hal yang benar-benar perlu diperjuangkan dan membuatmu bahagia.

4. Bersabar dengan dirimu dan proses yang kamu tempuh

Ilustrasi wanita sedang menunggu. (pexels.com/Ron Lach)

Mencintai diri sendiri bukanlah sesuatu yang bisa terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu untuk membentuk sikap tersebut, dan penting untuk bersabar dengan dirimu saat menjalani prosesnya. Beri dirimu pengertian ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana dan ingatlah bahwa kamu layak untuk dicintai meskipun pada awalnya hal itu tidak bisa diwujudkan dengan mudah.

Percayalah pada diri sendiri dan kemampuanmu untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam hidupmu. Ingat selalu, jika manusia memiliki brain plasticity yang artinya kita selalu bisa berubah dan belajar apa saja. Praktikkan afirmasi positif yang mengingatkanmu akan nilai dan potensi dirimu juga bisa membantu.

5. Ingatlah, opini orang lain tidak mencerminkan nilai dirimu

Ilustrasi wanita percaya diri. (pexels.com/Viktoria Slowikowska)

Memang sangat mudah untuk terjebak dalam pendapat orang lain. Namun penting untuk diingat bahwa pemikiran dan perasaan mereka terhadap kita tidak menentukan atau mencerminkan nilai diri kita. Setiap orang memiliki nilai, kepercayaan, dan sudut pandang yang berbeda, jadi cobalah untuk tidak terlalu menganggap serius apa yang mereka katakan jika memang apa yang dikatakan tidak selaras dengan nilai yang kamu pegang.

Pada akhirnya, hanya kamu yang paling mengenal dirimu sendiri dan memiliki kekuatan untuk memutuskan bagaimana kamu ingin menjalani hidup.

Baca Juga: 5 Tanda Self Love yang Berubah Jadi Self Sabotage, Segera Hentikan!

6. Berlatih self-compassion

Ilustrasi wanita sedang merenung. (pexels.com/Pixabay)

Self-compassion adalah sikap menunjukkan kebaikan dan kepedulian pada diri sendiri ketika keadaan tidak berjalan baik. Michelle Landeros, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di Therapist Pages memberikan saran agar kita menyadari jika kita tidak sendirian dalam menghadapi masa sulit atau saat kita merasa tidak mampu dan tidak berharga. Setiap orang memiliki saat-saat ketidakamanan dan keraguan pada diri sendiri. Kurangnya rasa percaya diri tidak berarti apa-apa, tidak lantas membuatmu menjadi kurang mampu atau kurang berharga.

7. Berlatih positive self-talk dengan dirimu sendiri

Ilustrasi wanita sedang bercermin. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Cara kita berbicara kepada diri sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting untuk menguasai seni berbicara pada diri sendiri secara positif. Kita perlu berlatih untuk mengganti dialog internal yang negatif dan merugikan diri sendiri (kritik berlebihan) dengan pernyataan afirmatif.

Cobalah untuk menginternalisasikan hal-hal baik tentang dirimu setiap pagi saat kamu memulai hari. Ingatkan diri bahwa kamu penting dan berharga. Kamu juga bisa menciptakan afirmasi positif, untuk membantumu percaya pada kemampuan diri. Misalnya, kamu bisa mengatakan sesuatu seperti, “Hari ini, saya bisa menangani apa pun yang saya hadapi karena saya mampu dan pantas.”

8. Mengatasi stigma yang sedang menekanmu

Ilustrasi wanita sedang bingung. (pexels.com/cottonbro studio)

Jika kamu merasa diliputi keraguan atau rasa tidak aman karena stigma yang dibuat oleh lingkungan eksternal, penting bagimu menemukan cara untuk mengatasi stigma tersebut. Hal ini bisa berarti berhubungan dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, mendidik diri sendiri tentang hak-hak kamu sebagai anggota kelompok, dan menyuarakan pendapat di masyarakat.

9. Menerima kekuranganmu

Ilustrasi mencintai diri sendiri. (pexels.com/Tranmautritam)

Tidak ada orang yang sempurna, dan itulah hal pertama yang harus kita pahami. Kekurangan kita mungkin tidak bisa dihapus, tapi mereka adalah bagian dari apa yang membuat kita unik. Daripada merasa malu terhadap kekurangan diri, peluklah mereka. Akui bahwa tekanan yang diberikan orang lain  atau diri sendiri untuk menjadi sempurna adalah tindakan yang tidak adil dan tidak realistis.

Jika kita tidak menerima kekurangan kita, kita akan mudah membiarkannya mengambil alih dan memengaruhi kepercayaan diri kita. Memahami bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memikul beban kesempurnaan akan membantumu menerima diri sendiri, dan ini akan membantumu mencintai diri sendiri apa adanya.

10. identifikasi dan kembangkan kekuatanmu

Ilustrasi wanita kuat. (pexels.com/Polina Kovaleva)

Jika rasa percaya diri kita sedang  rendah, kita mungkin cenderung mengabaikan kekuatan yang kita miliki dan fokus pada kelemahan diri. Oleh karena itu, penting untuk merefleksikan apa saja skill, bakat, dan pencapaian yang telah kita miliki.

Kamu bisa menulis apa saja kekuatan dan kemampuan yang kamu miliki. Tuliskan juga daftar nilai diri yang mencerminkan dirimu. Kamu pasti terkejut dengan apa saja yang kamu miliki dalam dirimu.

11. Ketika kamu mulai melakukan negative self-talk, tantang kembali pikiranmu

Ilustrasi wanita melihat sudut pandang baru. (pexels.com/RDNE Stock project)

Kita biasanya menjadi lebih sering mengkritik diri sendiri secara terus-menerus atau secara berlebihan di saat rasa percaya diri kita turun dan terpuruk. Kita mungkin sering mendengar pikiran negatif seperti, "Aku tidak cukup baik" atau "Aku memang pantas gagal". Namun, penting untuk menantang pemikiran ini dan bertanya pada diri sendiri, apakah itu benar?

Kamu bisa menyusuri pikiran negatif tersebut melalui banyak media, salah satunya adalah jurnaling. Tulis segala emosi yang kamu rasakan dan pikiran negatif yang bersliweran di kepala, kemudian review kembali. Hal ini bisa membantumu memiliki kesadaran yang lebih baik jika apa yang kamu katakan kepada dirimu sendiri dan bagaimana caramu melakukan evaluasi diri bisa berdampak pada citra diri, baik positif maupun negatif.

Misalnya, kamu merasa tidak produktif dan pemalas karena membuang-buang waktu. Setelah puas menuangkan emosi ke dalam tulisan, kemudian breakdown kembali watu yang kamu habiskan hari ini untuk apa saja. Coba lihat apakah benar waktu yang kamu gunakan "bermals-malasan" lebih banyak?

12. Jangan mengharapkan kebahagiaan datang dari orang lain

Ilustrasi bahagia bersama sahabat. (pexels.com/Los Muertos Crew)

Memang benar bahwa hubungan dengan orang lain bisa sangat menenangkan dan menyenangkan, namun penting untuk diingat bahwa kita tetap bisa merasa bahagia meski tanpa bantuan atau validasi orang lain. Saat kita belajar untuk mencintai diri sendiri tanpa syarat dan menemukan kepuasan di dalam diri, kita tidak lagi bergantung pada validasi atau persetujuan eksternal. Kita tidak lagi punya pemikiran seperti "Andai saja pasanganku lebih banyak membantu, pasti aku bahagia" atau "Aku mungkin akan bahagia kalau orang tuaku lebih sering memberikan pujian."

Pastikan bahwa setiap hubungan yang kita miliki dalam hidup didasarkan pada rasa saling menghormati dan cinta tanpa syarat, bukan hubungan yang saling bergantung atau berat sebelah.

13. Mengupayakan dan menemukan lingkungan yang positif bagi dirimu

Ilustrasi sekelompok wanita sedang berlibur. (pexels.com/Daan Stevens)

Mengelilingi diri dengan orang-orang positif yang mendukung dan menyemangati kita sangat penting untuk membangun rasa percaya diri. Carilah hubungan yang membuatmu merasa nyaman menjadi diri sendiri dan hindari hubungan yang "menuntut" atau membuatmu perlu berpura-pura menjadi orang lain. Selain itu, kamu bisa coba mengisi feed media sosial dan jadwal harian dengan pesan, kutipan, dan afirmasi positif yang mengingatkan akan nilai dan potensi dirimu.

14. Kembangkan kreativitas dan ekspresikan dirimu!

Ilustrasi wanita sedang merajut. (pexels.com/Miriam Alonso)

Mengekspresikan diri lewat media yang kamu sukai memiliki efek terapeutik untuk merilis beban emosi. Terlibat dalam aktivitas yang menumbuhkan kreativitas seperti menulis, menggambar, membuat tembikar, melukis, musik, atau fotografi dapat membantu mengekspresikan diri dan memfasilitasi kamu untuk mengenal diri lebih dalam.

Selain bisa mengalihkan perhatian dari pikiran dan perasaan negatif, kegiatan ini juga dapat menjadi cara bagimu untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat sama lewat cara yang bermakna dan produktif.

15. Berlatih mensyukuri hal kecil yang terjadi

Ilustrasi journaling. (pexels.com/Samson Katt)

Bersyukur adalah sikap luar biasa yang dapat mengalihkan fokus kita dari melihat kekurangan dalam hidup menjadi melihat betapa banyak kebaikan yang kita alami. Luangkan waktu setiap hari untuk membuat gratitude journal, alias menuliskan beberapa hal yang kamu syukuri hari ini sekecil apapun. Misalnya seperti kesehatan, bisa makan tepat waktu, memiliki teman yang baik, atau sekadar ungkapan bahagia ketika bisa berjalan-jalan di sekitar kompleks rumah. Latihan sederhana ini dapat membantu kita menumbuhkan pola pikir yang lebih positif dan rasa penghargaan yang lebih dalam atas semua yang kita miliki.

Tapi perlu dicatat, rasa syukur adalah sesuatu yang kita tidak bisa paksakan. Ketika kamu masih sangat overwhelmed atas keadaan yang terjadi dan kesulitan menemukan hal baik untuk diperhatikan, tidak perlu langsung memaksakan diri untuk bersyukur. Cobalah fokus mengurai perasaan negatif yang kamu rasakan terlebih dahulu. Setelah beban emosi tersebut keluar, mungkin kamu perlahan-lahan mulai bisa melihat keadaan dengan sudut pandang lebih baik.

16. Memproses luka inner child

Ilustrasi wanita sedang bersedih. (pexels.com/Pixabay)

Luka inner child juga bisa menjadi akar permasalahan kenapa seseorang merasa tidak percaya diri dan tidak berharga. Penyebabnya bisa sangat beragam dan personal, tergantung dari bagaimana ia dibesarkan, hubungan emosional dengan orang tua, lingkungan tempat ia tinggal, dan sebagainya.

Bisa jadi karena tumbuh di lingkungan yang melanggengkan kekerasan (fisik, verbal, maupun keduanya), orang tua yang terlalu banyak kritik dan tuntutan, over control, pernah mengalami bencana alam, dan lain sebagainya. Jika ini merupakan masalah yang kamu hadapi, mencoba inner child work mungkin bisa dilakukan. Inner child work adalah bentuk eksplorasi diri yang membantu memunculkan masalah yang belum terselesaikan dari masa lalu ke permukaan untuk kemudian menyembuhkannya.

Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyembuhkan luka batin ini, tergantung dari kepribadian dan beratnya gejala yang dialami. Ada yang bisa selesai dengan melakukan self healing, namun ada juga yang membutuhkan konsultasi dan pendampingan profesional.

17. Berkonsultasi dengan tenaga profesional

Ilustrasi konseling dengan profesional. (pexels.com/MART PRODUCTION)

Terkadang, melakukan self care dan afirmasi positif saja tidak cukup untuk mengatasi masalah percaya diri yang penyebabnya lebih dalam, termasuk luka inner child yang kita sudah bahas di poin sebelumnya. Di sinilah terapi bisa sangat membantu. Terapis berlisensi, psikolog, maupun psikiater dapat membantu kita menemukan masalah mendasar yang mungkin menyebabkan kurangnya rasa percaya diri yang kamu alami.

Sama seperti mencari dokter yang tepat saat kita sakit atau mencari tempat makan yang sesuai dengan selera kita, kamu mungkin juga akan mengalami trial and error sebelum menemukan terapis serta metode konseling yang membuatmu nyaman. Jadi, jangan menyerah, ya!

Itu tadi adalah 17 langkah untuk tetap mencintai diri meski sedang terpuruk. Jangan takut untuk mencari bantuan jika diperlukan, baik itu berbicara dengan teman tepercaya, anggota keluarga, hingga mencari bantuan profesional dari terapis atau konselor. Percayalah akan ada perbedaan besar ketika kamu berjalan sendiri dan ketika kamu mendapat dukungan yang tepat. Semangat!

Baca Juga: 5 Langkah Mudah untuk Bersikap Baik pada Diri Sendiri, Self Love!