Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!

Karena gak ada satu solusi untuk semua masalah

Hidup ini selalu tentang mengambil sebuah keputusan yang akan membawamu ke dalam pengalaman baru. Hal inilah yang juga membentuk karakter dan cara bepikir kita, karena kemampuan problem solving dan intuisi kita terasah dari proses pengambilan keputusan. Termasuk kemampuan menavigasi antara logika dan perasaan.

Namun, memutuskan sesuatu tidak selalu mudah. Ada banyak hal yang mungkin membutuhkan pertimbangan lebih mendalam, misalnya saat kita menentukan karier, ketika akan membuka usaha, atau ketika memutuskan untuk menikah.

Di saat-saat itu, kita mungkin menemukan keraguan yang besar, tak jarang pula terjadi perbedaan antara isi pikiran dan hati. Bagaimana caranya kita tahu harus mengikuti kata hati atau logika? Setidaknya, ada lima hal yang perlu kau pastikan sebelumnya.

1. Hal tersebut benar-benar kamu inginkan, bukan sekadar apa yang membuatmu merasa nyaman

Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!Ilustrasi kata-kata motivasi. (pexels.com/Bich Tran)

Pernah gak sih, kamu merasa sudah tidak cocok dengan suatu pekerjaan atau kantor, tapi tetap bertahan karena khawatir kalau pindah justru keadaannya bisa jauh lebh buruk dari saat ini? Atau mungkin tetap mempertahankan hubungan lama dengan pasangan, padahal hati kecilmu merasa nilai dan pandangan kalian berbeda?

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rasa aman, karenanya seseorang cenderung mencari sesuatu yang pasti bisa terjangkau dan terprediksi. Tak jarang seseorang memutuskan tetap berada di zona nyaman, karena khawatir menghadapi tantangan yang belum jelas hasilnya seperti ketika memutuskan untuk mencari pekerjaan baru atau mengakhiri hubungan, misalnya. 

Sayangnya, pola ini memang cenderung berulang. Kita akan cenderung secara "tidak sadar" mengambil keputusan yang membuat perasaan kita merasa nyaman, aman, atau mudah dilakukan. Namun, ketika tidak segera disadari dan diintervensi, kita akan terjebak di dalamnya dan kesulitan mendengarkan insting natural kita untuk berkembang.

Di situlah kita perlu kembali menyadari apa yang benar-benar kita butuhkan dan inginkan untuk terus berkembang sebagai individu, meskipun hal tersebut terasa menantang dan penuh ketidakpastian.

2. Tanda-tanda yang datang dari pengalaman dan tubuhmu mendukung perasaanmu

Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!Ilustrasi pria sedang merenung. (pexels.com/Athena)

Blaise Pascal, seorang filsuf, matematikawan, fisikawan, dan penulis Yunani mengatakan, mengenal diri sendiri adalah salah satu kunci untuk menciptakan hidup yang lebih baik. Kesadaran ini juga penting untuk menentukan apakah kita perlu mengikuti kata hati atau mengabaikannya.

Setidaknya ada tiga hal yang bisa kamu amati sebelum mengambil keputusan, yaitu tubuh, intuisi, dan percakapan reflektif. 

Tubuh: Biasanya tubuh kita tidak bisa berbohong. Rekasi fisik yang ditimbulkan karena hal tertentu bisa jadi clue. Perhatikan tanda-tanda jika kamu tidak nyaman dengan situasi aktual atau yang direncanakan ketika kamu mengalami sakit kepala, dada berdebar, nyeri punggung, nyeri otot, atau nyeri perut seperti mual atau diare.

Di sisi lain, hatimu mungkin mengirimkan isyarat positif ketika napasmu mengalir dengan mudah dan dalam. Hal yang sama berlaku untuk pola tidur. Apakah kamu mudah tertidur atau menghabiskan banyak waktu memikirkan suatu masalah tanpa penyelesaian?

Intuisi: Setiap manusia pasti memiliki pola hidup berulang yang terbentuk dari pengalaman, entah itu baik atau buruk. Pola dan pengalaman-pengalaman itulah yang telah tersimpan di alam bawah sadar kita sebagai "database" atau yang kita sebut intuisi. Biasanya intuisi ini muncul secara alami ketika otak kita menyadari kita mengalami perasaan atau kejadian serupa, sebagai sinyal untuk menilai situasi dan mengambil keputusan secara cepat.

Percakapan reflektif: Solusi yang kamu butuhkan terkadang bisa "terpikirkan" ketika kamu berbicara, baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Namun, hindari percakapan berulang tentang apa yang sebaiknya kamu lakukan.

Pertama, perjelas pemikiran dan idemu dengan mencatat atau menulis masalah-masalah utama. Kemudian, perhatikan asumsimu dengan mengajukan pertanyaan terbuka kepada beberapa orang yang kamu percaya, dimulai dengan "apa", "kapan", dan "bagaimana". Misalnya, “Apa pendapatmu tentang...?”

dm-player

Dengarkan tanggapan mereka dan perhatikan emosi dan perasaanmu terhadap jawaban tersebut, perasaanmu akan cenderung mendukung pilihan yang baik dan mengungkap pilihan yang meragukan bagimu.

Baca Juga: 5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empati

3. Pilihanmu berdasar pada emosi dan motivasi positif, bukan rasa takut

Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!Ilustrasi wanita sedang merenung. (pexels.com/Pixabay)

Saat kamu merasa takut, tunda dorongan untuk mengikuti kata hatimu. Emosi negatif yang kuat hampir selalu mendistorsi penilaian yang baik dan pilihan yang efektif.

Untuk memperjelas keberadaan rasa takut yang kamu rasakan, tuliskan beberapa kata kunci spesifik yang muncul saat kamu bertanya pada diri sendiri, "Apa yang aku takuti?" Kemudian, gali apa yang berhubungan dengan perasaan itu, dari mana asalnya, dan mungkin hubungannya dengan pengalaman masa lalu.

Ketidaksabaran atau tergesa-gesa juga merupakan penghalang dalam membuat pilihan yang baik. Kalau perasaan tersebut ternyata muncul karena kebosanan, kebutuhan, atau kecemasan, hindari mengambil keputusan sampai kamu dapat menjelaskan apa yang mendorongmu untuk segera bertindak.

Kamu bisa mengambil jeda sejenak, mungkin dengan tidur atau beristirahat. Saat sudah lebih netral, bayangkan dirimu benar-benar melakukan apa yang ada dalam pikiranmu. Emosi apa yang muncul? Apakah kamu merasa bebas dan puas atau malah merasa dibatasi dalam beberapa hal?

4. Isi pikiranmu sejalan dengan nilai-nilai yang kamu pegang

Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!Ilustrasi wanita sedang bekerja. (pexels.com/Ivan Samkov)

Ketika kata hatimu condong ke arah tertentu, perhatikan apakah hal itu sejalan dengan nilai-nilai yang kamu pegang atau tidak. Agar lebih mudah mengetahuinya, buatlah daftar berisi lima teratas nilai yang kamu miliki dan urutkan berdasarkan prioritas.

Berikut adalah contoh lima nilai yang perlu dipertimbangkan, tapi kamu memiliki hak sepenuhnya untuk memilih dan mengembangkan nilai yang ingin kamu pegang teguh:

  1. Rasa percaya
  2. Kesempatan untuk bertumbuh
  3. Kebahagiaan
  4. Rasa aman
  5. Keadilan atau keseimbangan dalam sebuah situasi

Kemudian, nilailah pilihanmu berdasarkan nilai-nilai tersebut untuk memastikan kalau kata hatimu menuju ke arah yang benar. Tanyakan pada dirimu apakah pilihan itu mendukung kekuatan dan kesempatan yang kamu miliki?

5. Kamu punya keberanian untuk melangkah maju dengan visi yang kamu punya

Harus Ikuti Kata Hati atau Logika? Ini 5 Cara untuk Cari Tahu!Ilustrasi wanita sedang merenung. (pexels.com/Julia M Cameron)

Definisi keberanian di sini bisa memandu kamu menuju pilihan dan tindakan yang sesuai denganmu, baik dalam hubungan, urusan kerja, atau di bidang lain dalam hidup. Saat kamu sudah memikirkan apa saja yang berasosiasi dengan hatimu, maka kamu hanya perlu mengumpulkan keberanian untuk mengikuti kata hati beriringan dengan visi yang kamu miliki. Pertimbangkan kelima perspektif ini dan wujudkanlah kata hatimu, semangat!

Baca Juga: 39 Kata-Kata Islami untuk Menyadarkan Seseorang, Bikin Hati Tersentuh

putriana cahya Photo Verified Writer putriana cahya

Tryin to be hooman

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya