Hailulah: Tidur Usai Subuh yang Tidak Dianjurkan

Hindari tidur usai salat Subuh

Intinya Sih...

  • Tidur setelah salat Subuh tidak dianjurkan dalam Islam karena dapat menghalangi rezeki yang Allah karuniakan pada pagi hari.
  • Tidur hailulah merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki, dan umat Islam bisa mengisi waktu ini dengan berbagai amalan baik untuk mendekatkan diri pada Allah.
  • Mulai sekarang cobalah untuk senantiasa terjaga usai salat Subuh. Jangan langsung kembali tidur, tetapi isi waktu usai Subuh dengan membaca Al-Qur'an, berzikir, dan melafalkan doa.

Tidur merupakan kebutuhan penting untuk memulihkan energi usai seharian beraktivitas. Sejatinya tidur sama artinya dengan istirahat dengan durasi waktu tertentu untuk mencapai istirahat yang ideal.

Namun, ada waktu tidur yang tidak ideal karena tidak dianjurkan. Dalam Islam, salah satu jenis waktu tidur yang tidak dianjurkan ialah tidur hailulah. yakni tidur setelah melaksanakan salat Subuh. Sebagian orang mengenal tidur usai Subuh dengan istilah ‘nyambung’.

Menahan kantuk usai salat Subuh memang menjadi PR besar terutama bagi sebagian orang yang tak terbiasa dengan rutinitas pagi hari. Alhasil mereka akan kembali melanjutkan tidur setelah melaksanakan salat Subuh. 

Lantas apa yang dimaksud dengan hailulah dan mengapa tidur pada waktu ini tidak dianjurkan? Simak penjelasan di bawah ini.

1. Apa itu Hailulah?

Hailulah: Tidur Usai Subuh yang Tidak Dianjurkantidur tanpa gangguan (freepik.com/drobotdean)

Tidur hailulah merupakan tidur setelah melaksanakan salat Subuh. Jenis tidur satu ini bisa menghalangi rezeki yang Allah karuniakan pada pagi hari.

Seorang muslim mengawali harinya dengan beribadah pada Allah. Mengutip laman PW Muhammadiyah, idealnya seorang muslim sudah bangun pukul tiga dini hari untuk qiyamul lail mendirikan salat tahajud kemudian salat Subuh. Dilanjutkan dengan mengaji dan mengkaji kitab suci.

Usai melaksanakan salat Subuh, dianjurkan untuk mulai beraktivitas menjemput karunia Allah. Karunia Allah dalam konteks ini rezeki tidaklah mungkin dapat dijemput dengan kembali tidur setelah salat Subuh.

Oleh karena itu, tidur hailulah tidak dianjurkan dalam Islam. Alih-alih kembali tidur setelah salat Subuh, umat Islam bisa mengisi waktu ini dengan berbagai amalan baik untuk mendekatkan diri pada Allah.

2. Mengapa tidur setelah Subuh tidak dianjurkan?

Hailulah: Tidur Usai Subuh yang Tidak Dianjurkanilustrasi tidur tidak nyenyak (freepik.com/jcomp)

Tidur setelah melaksanakan salat Subuh tidak dianjurkan dalam Islam karena akan menghalangi keberkahan rezeki. Niatkan diri sejak membuka mata untuk menjemput keberkahan dari Allah.

Pertama, dari segi keberkahan waktu. Melansir laman NU Online, waktu hailulah merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki. Bagi seorang muslim, akan terasa sangat rugi jika waktu hailulah hanya diisi dengan melanjutkan tidur. 

Kedua, kontrol diri setelah salat Subuh. Menjaga diri untuk tetap terjaga (tidak tidur) usai salat Subuh perlu dibiasakan untuk membentuk rutinitas mengawali hari dengan melaksanakan perintah Allah. Ikhtiar untuk tetap terjaga usai salat Subuh akan dinilai sebagai bentuk ketaatan dan kesungguhan dalam beribadah.

Ketiga, kehidupan spiritual. Tidur hailulah berpotensi mengganggu konsentrasi dan fokus dalam melaksanakan ibadah lain. Momentum setelah salat Subuh semestinya bisa diisi dengan membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, hingga tadabbur atas nikmat Allah. Aktivitas mengingat Allah merupakan upaya membangun kehidupan spiritual yang hanya bisa tercapai jika terjaga.

Baca Juga: Cerita Ramadan: Jadi, Udah Azan Subuh Apa Belum, sih?

3. Alternatif aktivitas berfaedah usai salat Subuh

Hailulah: Tidur Usai Subuh yang Tidak Dianjurkanilustrasi mengingat Allah (freepik.com/rawpixel.com)

Berbagai aktivitas yang akan menyirami jiwa dengan ketenangan karena mengingat Allah dapat dilaksanakan usai salat Subuh. Mengawali hari dengan memberikan asupan rohani tentunya menjadi permulaan yang baik untuk melaksanakan aktivitas sehari penuh.

Pertama, isi waktu setelah Subuh dengan membaca Al-Qur’an. Membaca dan merenungi ayat-ayat suci Al-Qur’an merupakan amalan yang sangat berpahala dan dapat memberikan ketenangan serta keberkahan dalam mengawali hari.

Kedua, isilah waktu setelah Subuh dengan berzikir mengingat Allah. Melansir laman MUI, zikir artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran. Berzikir merupakan salah satu amalan yang ringan di lisan, tetapi berat pahalanya di sisi Allah. 

Berzikir sangatlah mudah untuk dilaksanakan, seperti mengucapkan tasbih, tahmid, takbir. Lakukan dengan segenap kefokusan untuk semata-mata mendekatkan diri pada Allah.

Ketiga, melafalkan doa pada waktu usai Subuh. Doa menjadi salah satu cara umat Islam untuk berkomunikasi dengan Allah. Isilah waktu hailulah dengan banyak melangitkan doa pada Allah.

Tak lupa lafalkan doa pagi dengan khusyuk sembari mengharapkan keberkahan dari Allah. Mengutip dari laman MU, berikut lafal doa pagi serta artinya:

اللَّهُمَّ بِكَ أصْبَحْنا وَبِكَ أمْسَيْنا، وَبِكَ نَحْيا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ


“Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu pagi dan waktu petang dan karena Engkau kami hidup dan mati, dan kepada-Mu juga kami akan kembali.”

Mulai sekarang cobalah untuk senantiasa terjaga usai salat Subuh. Jangan langsung kembali tidur. Usahakan untuk mengisi waktu usai Subuh dengan banyak mendekatkan diri pada Allah dan siap menjemput keberkahan di dalamnya.

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Qobliyah Subuh dan Keutamaannya

Nurul Azizah Photo Verified Writer Nurul Azizah

Tidak melakukan apa-apa, tidak akan mengubah apa-apa.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya