5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologi

Perjalanan sembuhkan trauma, setidaknya sekali seumur hidup

Tidak semua orang memiliki keberanian yang cukup besar untuk dapat mencoba solo travelling seperti melakukan aktivitas berpergian sendirian atau pergi ke tempat-tempat asing yang mungkin belum sama sekali pernah dikunjungi. Itulah mengapa, orang-orang yang mampu bahkan terbiasa melakukan solo travelling, sering kali dianggap panutan.

Tidak hanya menunjukkan sejumlah karakteristik self-worth yang baik, melakukan solo travelling itu sendiri memiliki sejumlah nilai positif dari segi psikologi. Salah satunya adalah membantu kamu dalam proses penyembuhan atau healing.

Meskipun dewasa ini istilah healing sudah mengalami pergeseran makna dari travelling, namun ternyata jika merujuk dari para ahli psikolog, pergi sendirian ke tempat baru, menemukan ketenangan, melepaskan diri dari hiruk pikuk rutinitas sehari-hari dengan melakukan perjalanan benar-benar seorang diri memiliki makna yang lebih berdampak untuk kesehatan mental.

Buat kamu yang mulai tertarik, paparan manfaat solo travelling sebagai healing berikut ini mungkin bisa jadi pertimbangan bagus!

1. Meningkatkan self-awareness

5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologipotret seorang pria melakukan solo travelling (pexels.com/Ali Kazal)

Self-awareness merupakan bagian tidak terpisahkan dari dalam diri yang berkaitan dengan bagaimana seseorang mengenali dan memahami dirinya sendiri melalui berbagi aspek. Mulai dari sifat, karakter, emosi, cara pandang, dan lainnya.

Sejauh mana seseorang sudah memiliki self-awareness, bisa berpengaruh terhadap banyak hal dalam kehidupannya. Termasuk dalam upaya untuk bisa lebih berdamai dengan tantangan, ujian, takdir yang datang ke dalam hidup.

Jika kamu mampu meningkatkan self-awareness, maka kamu akan lebih mudah sembuh dari luka yang sedang dialami. Melalui solo travelling, kamu hanya akan bergantung pada diri kamu sendiri, sehingga kamu bisa lebih berkaca bagaimana diri akan mengatasi setiap tantangan-tantangan yang ditemui selagi melakukan travelling.

Solo travelling bisa jadi perjalanan menemukan jati diri yang membuatmu keluar dari berbagai zona nyaman. Saat solo travelling, kamu memiliki lebih banyak waktu untuk berbicara dengan diri sendiri, kemudian merenungkan berbagai perjalanan hidup yang sudah atau sedang ditempuh.

2. Mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan

5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologipotret seorang pria melakukan solo travelling (pexels.com/Ali Kazal)

Ketika kamu pergi solo travelling, tentu saja tidak akan ada orang lain yang bisa diandalkan, kecuali diri sendiri. Maka kamu harus berhadapan dengan kenyataan di mana mungkin hanya ada kamu dan alam semesta yang terbentang. Apa saja isi daftar perjalanan yang akan kamu buat, bagaimana kamu akan makan dan apa saja menu yang dpilih, hingga hotel dengan fasilitas seperti yang ingin kamu tempati selama di perjalanan tersebut. Semua hal tersebut adalah bagian dari aktivitas travelling yang harus kamu putuskan sendiri.

Jika kamu pertama kali melakukan solo travelling, tak heran jika akan ada banyak ketakutan yang menghampiri. Kamu mungkin cemas, apakah pilihan hotel yang dipilih sudah yang paling aman dan nyaman. Kamu juga bisa saja menemukan dirimu merasa tidak yakin terhadap diri sendiri. Namun, justru itulah makna dari solo travelling.

Kamu akan menemukan jika ternyata kamu masih memiliki value diri, kamu mungkin menemukan dirimu lebih berbakat dan lebih mampu daripada yang sebelumnya terpikirkan.

Baca Juga: 5 Fakta bahwa Solo Traveling Mengajarkan Fleksibilitas Hidup

3. Membangun kemampuan beradaptasi dan ketahanan

5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologipotret wanita melakukan solo travelling (pexesl.com/Guduru Ajay bhargav)

Melakukan solo travelling bisa dibilang sebagai perjalanan dari simulasi hidup. Bukan tidak mungkin, kamu akan menemukan berbagai masalah tidak terduga yang bisa memaksa dirimu untuk segera beradaptasi, memecahkan masalahnya sedemikian rupa. Seperti masalah jadwal pesawat yang tertunda, bagasi hilang, hingga tersesat. Belum lagi jika hotel yang kamu tempati ternyata fasilitasnya kurang memuaskan dan hujan tiba-tiba datang saat kamu berada di tengah-tengah hutan.

Bukan artinya solo travelling begitu menakutkan, tetapi kamu akan memerlukan ketahanan yang kuat.

Justru dengan melatih ketahanan selama solo travelling, dari situlah kamu akan belajar healing. Ketahanan merupakan salah satu aspek terkuat yang harus kamu jaga jika ingin selamat dalam kehidupan. Namun, apa yang perlu kamu ingat adalah bahwa menjadi tangguh, bukan artinya kamu tidak pernah mengalami stres, gejolak emosi, dan berbagai bentuk derita lainnya. Ketahanan di sini adalah kemampuan kamu dalam rasa sakit dan penderitaan emosional.

4. Kamu belajar untuk lebih mempercayai dirimu sendiri

5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologipotret wanita melakukan solo travelling (pexesl.com/Summer Stock)

Berbagai rintangan yang harus kamu lakukan selama solo travelling tersebut akan membangun lebih banyak kepercayaan kamu terhadap diri sendiri. Kemampuan ini akan sangat penting dalam proses healing.

Faktanya, trauma sering kali membuat diri sendiri lupa siapa sebenernya kamu. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Daniela Sieff, trauma mengubah dan mendistorsi aspek tubuh dan pikiran kita, jadi membangun kepercayaan diri setelah trauma merupakan sesuatu yang kompleks.

Melalui solo travelling, kamu akan menemukan perasaan bangga yang menyenangkan, saat kamu sadar bahwa kamu bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kamu mungkin tidak seburuk yang pikiran atau orang lain bilang sebelumnya, hanya saja kamu yang saat itu belum sepenuhnya percaya pada diri sendiri.

Jika kamu selama ini merasa sering kali haus akan validasi orang lain atas pencapaianmu, solo travelling mungkin bisa jadi solusi yang bisa menyembuhkan kamu dari kebiasaan yang membuat dirimu rendah diri tersebut.

5. Memberikan perspektif dan inspirasi baru

5 Cara Solo Traveling Bisa Jadi Solusi Healing Menurut Psikologipotret wanita melakukan solo travelling (pexesl.com/Lala da)

Pikiran segar merupakan salah satu hadiah paling berharga yang dibawa dari melakukan solo travelling. Seperti yang sudah disinggung di atas, trauma dan rasa sakit sering saling mengacaukan pikiran seseorang. Inilah yang menjadi penyebab kamu terjebak dalam pola pikir yang merugikan serta sering kali membuat diri sendiri tidak menyadari ada banyak cara lain untuk mengatasi tekanan tersebut.

Dalam hal ini, fungsi solo travelling bisa serupa baju yang kamu angin-anginkan dari dalam lemari karena tercium bau apek. Ada kalanya, pikiran kamu pun perlu mendapatkan angin-angin tersebut agar menjadi lebih segar dan jernih. Lebih lanjut,  Dr. Jared Packer mengatakan bahwa perspektif kamu dapat mempengaruhi keyakinan diri. Sementara kebenaran yang berbeda dapat terwujud ketika kamu membuka sudut pandang yang berbeda.

Terkadang, hal yang kamu butuhkan hanyalah berada di tempat baru, melihat tempat baru, dan bertemu dengan orang baru. Menjelajahi dunia sendirian dapat menantang cara berpikir lama dan menginspirasi kamu.

Melakukan solo travelling paling tidak satu kali seumur hidup sepertinya menjadi perjalanan berharga yang tidak ada salahnya untuk dicoba. Kamu tidak harus selalu pergi jauh ke dalam hutan, ke puncak gunung, atau ke luar negeri. Kamu bisa membuat daftar perjalanan yang sekiranya sudah dipastikan lebih aman dan nyaman, bahkan saat berpergian sendirian.

Bukan soal pengalaman pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kamu datangi, tetapi soal bagaimana kamu mungkin bisa sembuh dan menemukan bagian dirimu yang hilang untuk menjadi lebih utuh.

Baca Juga: 5 Alasan Proses Healing Tidak Boleh Menyakiti Orang Lain

Nadhifa Salsabila Kurnia Photo Verified Writer Nadhifa Salsabila Kurnia

Menulis dimana saja dan kapan saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya