7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diri

Apa kamu masih menginginkan hasil secara instan?

Hidup turut diwarnai dengan sejumlah resolusi. Kita memiliki daftar tujuan dan rencana perbaikan diri yang ingin diwujudkan. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ternyata untuk mewujudkan resolusi perbaikan diri juga tidak mudah.

Kita akan menghadapi sejumlah tantangan dalam proses tersebut, seperti pandangan negatif dari orang-orang sekitar atau semangat dan motivasi yang mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Bertekad mewujudkan resolusi perbaikan diri, kamu harus siap menghadapi tujuh tantangan ini.

1. Cenderung menginginkan hasil instan

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi malas bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kita tidak bisa bertahan di tengah alur kehidupan yang stagnan. Sebisa mungkin, harus memiliki alur kemajuan yang pasti. Mulai dari pengembangan sikap dan keterampilan, sampai dengan target yang dicapai secara bertahap. Tapi dalam upaya mewujudkan resolusi perbaikan diri, kita pasti menghadapi tantangan.

Di tengah rangkaian proses yang harus dilewati justru menginginkan hasil instan. Kita tidak telaten jika harus berusaha dalam proses yang lama. Apalagi menyesuaikan kembali rencana awal yang sudah disusun. Di tengah upaya memperbaiki diri justru mengalami kebosanan.

Baca Juga: 8 Ide Styling Kondangan Hijab Pakai Pattern Outfit ala Meirani Amalia

2. Semangat dan motivasi mengalami penurunan

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Resolusi perbaikan diri merupakan simbol dari kemajuan. Kita tumbuh menjadi individu yang lebih berkualitas. Tetapi upaya mewujudkan resolusi perbaikan diri juga tidak selalu berjalan mulus. Pada faktanya kita akan menghadapi beberapa tantangan.

Termasuk dengan semangat dan motivasi yang mengalami penurunan. Ini terjadi saat kita merasa lelah dalam menjalani proses yang dilewati. Motivasi mengalami penurunan secara berkelanjutan, apalagi saat menyadari hasil tidak kunjung terlihat.

3. Pandangan negatif dari orang-orang sekitar

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi bullying (pexels.com/Cottonbro studio)

Seringkali kita memiliki semangat yang tinggi saat hendak mewujudkan resolusi perbaikan diri. Tentunya disertai keinginan tumbuh menjadi sosok manusia yang lebih baik dan berkualitas. Tapi di sisi lain, mewujudkan resolusi perbaikan diri juga harus menghadapi sejumlah tantangan.

Termasuk dengan pandangan negatif dari orang-orang di lingkungan sekitar. Contoh kecilnya saat usaha dan kerja keras yang kita lakukan dipandang sebelah mata. Atau ketika orang-orang sekitar meragukan kapasitas dan kemampuan diri kita. Pandangan negatif ini dapat mempengaruhi tekad dalam berusaha.

4. Tidak betah menerapkan kedisiplinan

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi mulai malas (pexels.com/George Milton)

Mewujudkan resolusi perbaikan diri tentu menjadi tujuan hidup banyak orang. Karena resolusi juga menjadi salah satu faktor penting pendukung kesuksesan. Tapi untuk kamu yang berusaha mewujudkan resolusi perbaikan diri, tentu harus memahami tantangan-tantangan yang menyertai.

Salah satu diantara tantangan tersebut adalah tidak betah menerapkan kedisiplinan. Contohnya masih sering membuang waktu hanya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat atau kurang cermat dalam mematuhi jadwal dan prioritas. Inilah yang membuat waktu dan energi terbuang tanpa hasil yang pasti.

5. Resolusi didominasi oleh tujuan ambisius

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi sosok ambis (vecteezy.com/volodymyr ivash)

Apa kita tidak boleh memiliki ambisi mengenai keberhasilan? Jawabannya tentu boleh. Ketika seseorang mengetahui ambisi yang ingin dicapai, ia akan mengarahkan kemampuan secara optimal. Tapi bagaimana jika ambisi itu sudah melampaui batas wajar?

Mungkin terlihat sebagai persoalan sederhana. Padahal ambisi yang mendominasi resolusi justru menghambat keberhasilan. Kita tumbuh menjadi individu yang terpaku pada standar tidak realistis. Tujuan hidup yang ingin dicapai tidak relevan dengan kemampuan diri.

6. Rasa takut yang besar akan kegagalan

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi merasa takut (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jika boleh memilih, tentu tidak ada yang menginginkan kegagalan. Karena ini menjadi salah satu momentum pahit dalam hidup. Kegagalan juga menyisakan rasa takut saat hendak berusaha. Fakta ini menjadi catatan penting bagi kamu yang hendak mewujudkan resolusi perbaikan diri.

Rasa takut yang besar akan kegagalan menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Rasa takut terhadap kegagalan atau penilaian negatif dari orang lain bisa menghentikan seseorang untuk terus mencoba. Pada akhirnya memilih menyerah dan tidak mau berusaha sama sekali.

7. Kebiasaan lama yang sulit diubah

7 Tantangan saat Berusaha Mewujudkan Resolusi Perbaikan Diriilustrasi bermalasan (pexels.com/Tim Samuel)

Menjalani hidup harus diingat dengan upaya merubah diri ke arah yang lebih baik. Termasuk dengan menetapkan sejumlah resolusi yang harus dicapai. Namun demikian, upaya dalam mewujudkan resolusi perbaikan diri juga harus menghadapi beberapa tantangan. Mulai dari tantangan kecil, sampai yang membutuhkan strategi matang.

Salah satu diantara tantangan yang mengakar kuat adalah kebiasaan lama. Seperti sikap menunda-nunda, meremehkan permasalahan kecil, atau pola pikir negatif yang sudah mengakar. Kebiasaan lama akan menjadi hambatan yang menunda langkah perbaikan.

Mewujudkan resolusi perbaikan diri tidak terlepas dari beberapa tantangan. Baik tantangan kecil maupun yang membutuhkan perencanaan matang. Contohnya seperti  pola pikir, sikap dan kebiasaan, maupun pengaruh dari lingkungan sekitar. Kita harus mampu membaca tantangan tersebut secara cermat untuk menetapkan strategi yang tepat.

Baca Juga: 5 Langkah Menemukan Jati Diri di Tempat Kerja, Jangan Fokus Pada Gaji!

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya