3 Alasan Gap Year Tidak Selalu Buruk, Jangan Minder!

Justru kita mengetahui tujuan karir dan akademik yang jelas

Setiap orang memiliki keputusan tersendiri setelah menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah menengah. Beberapa di antaranya mungkin melanjutkan ke universitas. Tapi beberapa orang juga ada yang mengambil keputusan gap year. Mereka beristirahat sejenak dari tuntutan pendidikan. Tapi yang menjadi masalah, keputusan gap year sering dipandang sebelah mata.

Bahkan dianggap sebagai individu yang tidak memprioritaskan pendidikan. Tapi apakah hal ini benar adanya? Tentu kita harus mengetahui lebih detail dan teliti. Pada kenyataannya mengambil keputusan gap year tidak selalu buruk. Baik dilihat dari segi mental, maupun penetapan tujuan hidup. Kurang lebih, kamu harus mengenali tiga alasan berikut agar mampu berpikir lebih bijaksana.

Baca Juga: 9 Fakta The Year We Turned 29, Karya Kim Hye Yoon Selanjutnya?

1. Memperjelas tujuan akademik dan karir

3 Alasan Gap Year Tidak Selalu Buruk, Jangan Minder!ilustrasi mahasiswa rantau (pexels.com/Imustbedead)

Tidak semua orang memutuskan melanjutkan ke universitas setelah lulus pendidikan sekolah menengah atas. Beberapa di antaranya memberi jeda selama satu atau dua tahun. Tapi masyarakat sekitar seringkali memandang sebelah mata keputusan gap year. Seorang dianggap sebagai individu yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Mari kita lihat kembali alasan gap year tidak selalu buruk. Mengambil jeda untuk sesaat, dapat memperjelas tujuan akademik dan karir. Waktu tambahan ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya sebagai tren. Namun menjadi sarana pengembangan diri yang optimal.

Baca Juga: 5 Tips Menjalani Gap Year agar Tetap Optimis dan Realistis

2. Mengurangi stres dan burnout akibat belajar

3 Alasan Gap Year Tidak Selalu Buruk, Jangan Minder!ilustrasi kelelahan (pexels.com/Pixabay)

Selama duduk di bangku sekolah, belajar menjadi kegiatan wajib bagi setiap individu. Bahkan kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar daripada bersantai. Otomatis ini mempengaruhi kondisi mental dan pikiran. Terkadang kita lelah dan ingin menikmati waktu untuk sejenak. Sudah tentu  menjadi bahan pertimbangan tersendiri.

Beberapa orang memilih untuk mengambil jeda sejenak setelah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah. Mereka tidak terburu-buru melanjutkan langsung ke universitas. Setelah bertahun-tahun belajar tanpa jeda, gap year bisa menjadi waktu yang baik untuk beristirahat dan mengisi ulang energi. Setelahnya bisa kembali ke studi dengan semangat yang baru.

3. Kesempatan untuk mengembangkan bakat dan keterampilan

3 Alasan Gap Year Tidak Selalu Buruk, Jangan Minder!ilustrasi melatih keterampilan (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Mengenyam pendidikan di universitas bukan tentang gengsi dan kompetisi. Kita harus mampu mengenali diri secara utuh untuk mengembangkan bakat dan keterampilan. Hal penting yang perlu diketahui, ternyata bakat dan keterampilan masing-masing individu itu berbeda. Untuk menemukan bakat yang tepat, kita harus mengetahui sisi keunggulan dan keterbatasan diri.

Fakta tersebut menjadi alasan gap year tidak selalu buruk. Mengambil jeda waktu sejenak dari rutinitas pendidikan formal, kita bisa lebih mengenal diri sendiri. Gap year memberi kesempatan untuk merefleksikan kembali keterampilan yang relevan dengan bakat dan minat. Kita dapat menyelaraskan studi yang diambil dengan potensi diri yang dimiliki.

Untuk kamu yang saat ini mengambil keputusan gap year, tidak perlu berkecil hati. Mengambil jeda waktu sejenak dari rutinitas belajar secara formal bukan keputusan yang buruk. Justru gap year bisa memperjelas tujuan akademik dan karir. Sekaligus menjaga keseimbangan mental serta mengenali ciri secara utuh. Untuk setelahnya, kita dapat menyelaraskan studi yang diambil dengan tujuan serta bakat minat yang dimiliki.

Baca Juga: 5 Fakta Empathy Gap, Musuh Tersembunyi di Balik Kesalahpahaman

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya