5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertama

Mengapa informasi pertama sulit untuk dilupakan?

Pernahkah kamu merasa yakin dengan suatu informasi meskipun sudah mendapatkan penjelasan baru yang bertentangan? Hal ini biasa terjadi karena otak kita memiliki kecenderungan untuk melekat pada informasi pertama yang diterima, yang dikenal sebagai "first information bias" atau bias informasi pertama.

Fenomena ini bagaikan bayang-bayang yang sulit dihilangkan. Informasi pertama bagaikan jejak kaki di salju, meninggalkan kesan mendalam yang memengaruhi cara kita memandang sesuatu. Mengapa hal ini terjadi? Mari kita bahas lima alasannya berikut ini!

1. Primacy effect

5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertamailustrasi bermain gawai (pexels.com/Karolina Grabowska)

Primacy effect menjelaskan kecenderungan kita untuk memberikan lebih banyak bobot pada informasi yang kita terima lebih awal dibandingkan dengan informasi yang datang kemudian.

Ini berarti bahwa kesan pertama sering kali lebih menonjol dan sulit untuk diubah, bahkan ketika informasi baru yang bertentangan diperkenalkan. Selain itu, informasi awal sering kali diulang-ulang dalam pikiran, yang meningkatkan kemungkinan informasi tersebut untuk diingat dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Kita cenderung mengingat informasi yang diberikan di awal lebih baik daripada informasi yang diberikan di tengah atau akhir. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk mengulang-ulang informasi awal dalam pikiran kita, yang memperkuat penyimpanan memori.

Kecenderungan ini juga berkaitan dengan batasan kapasitas perhatian kita, di mana kita lebih fokus pada informasi yang diberikan di awal dan akhir, sementara informasi di tengah sering terlewatkan.

2. Cognitive consistency

5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertamailustrasi bermain gawai (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cognitive consistency adalah kecenderungan kita untuk mempertahankan kesesuaian antara keyakinan, pengetahuan, opini, sikap, dan niat kita. Ketika informasi pertama telah membentuk pandangan tertentu, kita cenderung mencari dan memprioritaskan informasi yang mendukung pandangan tersebut, sambil mengabaikan atau meremehkan informasi yang bertentangan. Ini menciptakan siklus di mana informasi yang mendukung keyakinan awal kita lebih mudah diterima, sementara informasi yang menantangnya dihadapi dengan skeptisisme.

Kita memiliki preferensi alami agar pemikiran, keyakinan, pengetahuan, opini, sikap, dan niat kita tidak saling bertentangan. Selain itu, aspek-aspek ini harus sesuai dengan bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan perilaku kita selanjutnya.

Ketidaksesuaian atau ketidakseimbangan antara aspek-aspek ini mengarah pada ketegangan dan keadaan psikologis yang tidak menyenangkan, dan kita akan mencari perubahan untuk mencapai kesesuaian, mengurangi ketegangan, dan mencapai keseimbangan psikologis.

Baca Juga: Penyebab Psikologis Kenapa Orang Korupsi

3. Switch cost

5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertamailustrasi bermain gawai (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Mengubah pandangan atau keyakinan yang sudah ada memerlukan usaha mental dan terkadang emosional. Oleh karena itu, kita seringkali enggan untuk melakukan perubahan tersebut, terutama jika informasi pertama telah terintegrasi dengan baik dalam pemahaman kita. Switch cost ini tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga emosional, karena melepaskan keyakinan yang telah lama dipegang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.

Keyakinan inti kita membentuk bagaimana kita melihat dunia dan membantu kita dalam pengambilan keputusan. Dari usia muda, kita belajar memberikan makna pada peristiwa tertentu.

Melalui orang tua, kita belajar kerangka dasar antara apa yang baik dan buruk. Namun, ketika kita tumbuh lebih tua dan lebih mandiri, faktor-faktor lain, seperti lingkungan dan lingkaran sosial, mulai memiliki pengaruh yang lebih besar pada keyakinan kita.

4. Pengaruh emosional

5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertamailustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Informasi pertama yang kita terima sering kali disertai dengan respons emosional yang kuat. Emosi ini dapat memperkuat ingatan dan membuat informasi tersebut lebih berkesan dan sulit dilupakan. Penelitian menunjukkan bahwa emosi, terutama jika negatif, dapat meningkatkan kemungkinan informasi untuk diingat dan mempengaruhi keputusan kita di masa depan.

Emosi memiliki pengaruh substansial pada proses kognitif dalam manusia, termasuk persepsi, perhatian, pembelajaran, memori, penalaran, dan pemecahan masalah. Emosi memiliki pengaruh yang sangat kuat pada perhatian, terutama memodulasi selektivitas perhatian serta memotivasi tindakan dan perilaku.

Kontrol perhatian dan eksekutif ini terkait erat dengan proses pembelajaran, karena kapasitas perhatian yang terbatas lebih baik difokuskan pada informasi yang relevan.

5. Confirmation bias

5 Alasan Kamu Sulit Lepas dari Bayang-bayang Informasi Pertamailustrasi membandingkan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Confirmation bias adalah kecenderungan kita untuk mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang mengkonfirmasi keyakinan yang sudah ada. Ini berarti kita lebih cenderung memperhatikan dan mengingat informasi yang sesuai dengan apa yang kita percayai dari awal, daripada informasi yang menantang pandangan tersebut. Confirmation bias dapat mempengaruhi bagaimana kita menilai informasi baru dan memperkuat ‘bayang-bayang’ dari informasi pertama yang kita terima.

Confirmation bias adalah kecenderungan untuk mencari dan memilih informasi yang mendukung keyakinan kita yang sudah ada. Kita belajar tentang tiga jenis confirmation bias: pencarian selektif, interpretasi, dan ingatan.

Confirmation bias mempengaruhi pengambilan keputusan kita dalam psikologi, penelitian, dan kehidupan nyata. Menjadi sadar akan confirmation bias saat membeli produk dapat membantu mendorong kita untuk tidak membuat keputusan pembelian yang tergesa-gesa berdasarkan kesan pertama, karena lebih baik untuk meneliti produk dan menimbang opsi berdasarkan fakta.

Dengan menjadi lebih sadar dan kritis terhadap informasi yang kita terima, kita dapat mengurangi pengaruh bias informasi pertama dan membuat keputusan yang lebih informed. Ingatlah, informasi adalah kekuatan. Gunakan kekuatan itu dengan bijak!

Baca Juga: 9 Contoh Kemampuan Kognitif dalam Bekerja, Bikin Karier Auto Melejit!

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya