5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiran

Fenomena ini menciptakan koneksi fiktif

Pernahkah kamu merasa ada hubungan antara dua hal yang sebenarnya tidak terkait? Atau mungkin kamu pernah terjebak dalam pola pikir yang salah karena asumsi yang tidak berdasar? Nah, fenomena psikologis yang disebut illusory correlation inilah yang menjadi dalangnya!

Illusory correlation adalah kecenderungan kita untuk melihat hubungan antara dua hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya. Fenomena ini sering kali terjadi tanpa disadari dan dapat memengaruhi cara kita memandang dunia di sekitar kita.

Fakta menariknya, illusory correlation tidak hanya membingungkan, tetapi juga memiliki dampak dalam berbagai aspek kehidupan kita. Yuk, simak beberapa fakta menarik tentang illusory correlation yang mungkin belum kamu ketahui!

1. Illusory correlation menampilkan kesalahan kognitif

5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiranilustrasi tetris (pexels.com/cottonbro studio)

Illusory correlation merupakan contoh dari kesalahan kognitif, di mana otak kita menciptakan hubungan palsu antara dua peristiwa atau situasi. Misalnya, kamu mungkin berpikir bahwa kamu selalu mendapat nilai buruk ketika hujan, padahal kenyataannya, hujan tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap nilai kamu.

Penelitian menunjukkan bahwa ini adalah bentuk bias konfirmasi, di mana kita cenderung memperhatikan dan mengingat informasi yang sesuai dengan keyakinan kita, sementara mengabaikan informasi yang bertentangan.

Kesalahan ini tidak hanya terbatas pada situasi sehari-hari tetapi juga dapat ditemukan dalam pengambilan keputusan yang lebih kompleks. Dalam konteks medis, misalnya, dokter mungkin secara keliru mengaitkan gejala tertentu dengan penyakit tertentu karena pengalaman masa lalu, meskipun bukti ilmiah tidak mendukung korelasi tersebut.

2. Illusory correlation mengungkap bias dalam pengambilan keputusan

5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiranilustrasi memilih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kita menghadapi keputusan, illusory correlation bisa mempengaruhi kita untuk membuat pilihan berdasarkan hubungan yang tidak nyata. Sebagai contoh, jika kamu percaya bahwa memakai kaos kaki tertentu akan membawa keberuntungan, kamu mungkin akan terus memakainya tanpa menyadari bahwa itu hanya kebetulan. Ini menunjukkan bagaimana ekspektasi kita dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap kenyataan, bahkan ketika tidak ada bukti objektif yang mendukungnya.

Selain itu, dalam dunia bisnis, illusory correlation dapat menyebabkan keputusan investasi yang buruk. Investor mungkin menganggap bahwa perusahaan yang memiliki logo menarik atau CEO yang karismatik akan memberikan kinerja yang lebih baik, meskipun tidak ada hubungan langsung antara faktor-faktor tersebut dan kinerja finansial perusahaan.

Baca Juga: 10 Hobi yang Bikin Pikiran Lebih Rileks dan Tenang, Cobain!

3. Illusory correlation berhubungan dengan superstisi

5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiranilustrasi melihat jam (pexels.com/Ono Kosuki)

Banyak superstisi berakar dari illusory correlation. Orang sering mengaitkan kejadian baik atau buruk dengan tindakan atau objek tertentu, seperti kucing hitam atau angka tertentu, meskipun tidak ada hubungan sebenarnya. Ini menunjukkan bahwa kita cenderung mencari pola dan hubungan, bahkan ketika mereka tidak ada, sebagai cara untuk mencoba mengontrol atau memprediksi lingkungan kita.

Superstisi ini tidak hanya terbatas pada kepercayaan individu tetapi juga dapat ditemukan dalam praktik budaya yang lebih luas. Misalnya, beberapa budaya memiliki tradisi atau ritual tertentu yang dilakukan untuk menjamin hasil yang baik atau untuk menghindari nasib buruk, yang semuanya dapat dijelaskan melalui konsep illusory correlation.

4. Illusory correlation dapat mendorong stereotip

5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiranilustrasi ramalan (pexels.com/Alina Vilchenko)

Illusory correlation sering kali bertanggung jawab atas pembentukan stereotip. Misalnya, jika kamu mendengar cerita negatif tentang kelompok orang tertentu dan kemudian mengalami interaksi yang tidak menyenangkan dengan seseorang dari kelompok itu, kamu mungkin secara keliru menganggap bahwa semua orang dari kelompok tersebut sama. Ini adalah contoh dari bagaimana illusory correlation dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap orang lain dan menyebabkan prasangka yang tidak adil.

Stereotip ini tidak hanya merugikan mereka yang menjadi targetnya tetapi juga dapat membatasi pemikiran kita sendiri. Ketika kita mengadopsi stereotip, kita mengurangi kemampuan kita untuk melihat individu sebagai unik dan beragam, yang pada gilirannya dapat membatasi pengalaman dan interaksi kita.

5. Illusory correlation bisa diatasi dengan pemikiran kritis

5 Fakta Illusory Correlation, Kesalahan Kognitif yang Menipu Pikiranilustrasi teman (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu cara untuk mengatasi illusory correlation adalah dengan menerapkan pemikiran kritis dan mempertanyakan asumsi kita. Ketika kamu merasa ada hubungan antara dua hal, tanyakan pada diri kamu sendiri apakah ada bukti nyata atau hanya perasaan saja. Ini dapat membantu kamu mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan kognitif sebelum mereka mempengaruhi keputusan kamu.

Selain itu, pendidikan dan kesadaran tentang bagaimana bias kognitif bekerja dapat membantu kita menghindari jebakan illusory correlation. Dengan memahami mekanisme di balik fenomena ini, kita dapat lebih waspada terhadap kesalahan dalam penilaian kita dan menjadi lebih objektif dalam cara kita memproses informasi.

Illusory correlation adalah fenomena yang menarik karena menunjukkan bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana kita dapat dengan mudah tertipu oleh pola yang tidak ada.

Dengan memahami lebih lanjut tentang cara kerja illusory correlation, kamu bisa menjadi lebih waspada terhadap kesalahan kognitif ini dan membuat keputusan yang lebih baik. Semoga bermanfaat!

 

Baca Juga: 5 Tips untuk Bantu Menyingkirkan Pikiran Buruk yang Mengganggu

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya