7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasangan

#IDNTimesLife Persis bullying, lebih efektif mencegah pelaku

Kekerasan dalam rumah tangga masih banyak terjadi. Baik korban maupun pelakunya dapat berjenis kelamin perempuan maupun pria. Edukasi untuk mencegah orang menjadi korban KDRT tentu perlu dilakukan. Seperti dengan tidak mengabaikan red flag  selama masa pacaran dan mengenal dengan lebih baik calon pasangannya.

Namun sama seperti kasus perundungan, ada yang tak kalah penting dari edukasi agar tidak menjadi korban KDRT. Yaitu, mencegah diri sendiri menjadi pelakunya di kemudian hari. Jangan buru-buru berkata kamu gak mungkin melakukan kekerasan dalam rumah tangga. 

Masalah dalam perkawinan, dasar sifat yang kurang sabar, plus ketimpangan kuasa bisa mendorong siapa saja untuk berbuat buruk terhadap pasangannya. Kecuali, sekarang juga kamu bersedia mendidik diri sendiri dengan tujuh tips ini. Semoga kamu menjadi pasangan yang baik untuk orang yang dicintai.

1. Menyiapkan mental dan finansial sebelum menikah

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Hebert Santos)

Usaha buat mencegah diri menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga dimulai sejak kamu dan pasangan belum menikah. Kalian kudu sama-sama matang dan stabil secara mental maupun finansial. Jika kamu terlalu mudah stres dan emosian, pasti tidak akan tahan berhadapan dengan berbagai ujian dalam rumah tangga.

Waspadai pernikahan di usia muda yang cenderung membuat emosimu masih labil. Meski begitu, usia tua juga bukan jaminan secara mental kamu betul-betul telah dewasa. Teruslah menyiapkan mentalmu sebelum pernikahan.

Selain itu, persiapan finansial juga perlu dilakukan karena kebutuhan rumah tangga cukup besar. Tanpa keuangan yang mapan, setiap ada kebutuhan yang sulit dipenuhi tentu bawaanmu emosi. Pasangan pun dapat menjadi pelampiasan rasa stres serta kekesalanmu.

2. Pahami jenis kekerasan dalam rumah tangga

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Hanya karena kamu tidak suka main fisik, bukan artinya dirimu tak mungkin melakukan KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, dan finansial. Contoh kekerasan psikis adalah ucapan-ucapanmu yang merendahkan martabat pasangan serta berbagai ancaman yang membuatnya ketakutan.

Kekerasan seksual misalnya, dirimu memaksa pasangan untuk berhubungan intim. Sementara kekerasan finansial di antaranya ditunjukkan dengan perilaku tidak memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik, tapi pasangan juga dilarang bekerja. Atau, dirimu seakan-akan memerasnya dengan terus meminta uang tanpa kebutuhan yang jelas. Memahami jenis-jenis KDRT mencegahmu lalai di salah satunya.

3. Menyayangi dan menghargai pasangan serta anak

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi keluarga (pexels.com/Vitaly Gariev)

Kasih sayang terhadap keluarga gak bisa cuma sebatas ucapan. Rasa cinta wajib dibuktikan dengan sikap yang selalu menghargai pasangan serta anak-anak. Bentuk sikap menghargai ini ialah dengan tidak menyakiti mereka apa pun caranya. Kalaupun kadang terjadi ketidaksengajaan, kamu harus segera meminta maaf dan sungguh-sungguh tak mengulanginya lagi.

Jangan sampai kesalahan yang sama terus diperbuat lalu dirimu meminta maaf berkali-kali. Itu sudah termasuk sengaja dan bukan sekadar tindakan refleks. Hindari pula kamu menuntut mereka menghargaimu, tapi tidak melakukan hal yang sama terhadap pasangan dan anak. Tak ada kasih sayang sejati tanpa sikap menghargai.

Baca Juga: 5 Dampak Melakukan KDRT di Depan Anak, Rentan Kena Masalah Mental

4. Tak menjadikan kekuatan sebagai modal buat mengintimidasi

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Waspadai kekuatan yang ada pada dirimu baik dari segi fisik, finansial, maupun kedudukan orangtuamu di masyarakat. Jangan sampai semua poin plus itu malah akhirnya mendorongmu berbuat semena-mena pada orang lain, termasuk pasangan dan anak. Kekuatanmu mestinya tidak digunakan buat mengancam mereka.

Justru dengan kekuatan itu seharusnya dirimu melindungi mereka dari segala bahaya. Hindari adanya perasaan kamu lebih hebat dari pasangan. Kalian adalah partner hidup. Perlu ada kesetaraan di antara kalian sekalipun kodrat berbeda. Toh, sekuat-kuatnya dirimu pasti juga memiliki kelemahan. Sadari kekurangan ini biar kamu tidak keliru dalam menggunakan kelebihan diri.

5. Putus rantai trauma jika pernah menjadi korban KDRT

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Spora Weddings)

Terkadang pelaku KDRT juga punya pengalaman traumatis sebagai korban. Misalnya, kamu dibesarkan oleh orangtua yang suka memukulimu dan berkata-kata kasar. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, dirimu berjanji untuk tidak meniru perbuatan buruk tersebut.

Kamu tumbuh dengan empati dan kasih sayang yang besar sebab tahu rasanya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi, bila pengalaman traumatis ini tidak tertangani dengan baik malah bisa membuatmu menjadi pelaku KDRT juga. Kamu belum belajar cara menangani masalah dan emosi dengan tepat.

Dirimu hanya meniru apa-apa yang dilakukan oleh orangtuamu dahulu. Seolah-olah hal tersebut wajar terjadi. Apabila kamu memiliki pengalaman buruk menjadi korban KDRT, ada baiknya berkonsultasi dengan psikolog. Tujuannya untuk memastikan jejak trauma itu gak akan berpengaruh negatif terhadap perilakumu setelah berumah tangga.

6. Sadari bukan cuma dia yang membutuhkanmu

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Annushka Ahuja)

Sebagai pasangan, kalian saling membutuhkan. Pikirkan baik-baik bakal seperti apa kehidupanmu seandainya pasangan meninggalkanmu. Sudah tentu kamu akan merasa kehilangan bahkan seolah-olah lumpuh dan kehilangan daya hidup. Pasangan yang selama ini dianggap tak berarti ternyata punya peran besar dalam kehidupanmu.

Ingat-ingat kembali setiap hal yang dilakukan pasangan untukmu. Jika tidak ada lagi orang yang mau melakukannya buatmu, kamu bakal repot sendiri. Cegah munculnya perasaan superior hingga seolah-olah cuma dia yang memerlukanmu, sedangkan kamu sama sekali tak membutuhkan kehadirannya.

7. Berani melawan ajaran yang melumrahkan KDRT

7 Tips Cegah Jadi Pelaku KDRT, Kekuatan Bukan untuk Menyakiti Pasanganilustrasi pasangan (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Bila kamu berada di tengah keluarga atau masyarakat yang justru menganggap wajar KDRT, jangan mengikutinya. Misalnya, dirimu seorang suami. Orang-orang di sekitarmu mengatakan tidak apa-apa kamu memukuli istri buat mendidiknya. Biar istri tak berani macam-macam dan selalu menurut padamu.

Gak usah menjadikan mereka sebagai role model. Kamu tahu apa yang tidak semestinya dilakukan terhadap pasanganmu sehidup semati. Didiklah pasangan dengan cara-cara yang baik dan lemah lembut. Kalaupun sikapmu dinilai lembek oleh sesama pria di sekelilingmu, jangan pedulikan mereka.

Beri penjelasan tentang prinsip-prinsipmu secukupnya saja. Selebihnya terserah mereka akan mulai mengikuti caramu dalam memuliakan pasangan atau bertahan pada pandangannya. Kalau mereka melihat kebahagiaan rumah tanggamu, lambat laun mereka mungkin tertarik untuk meniru sikap baikmu pada pasangan.

Edukasi pada setiap orang supaya tak menjadi pelaku KDRT penting untuk mencegah korban berjatuhan. Bahkan bila kemarin-kemarin kamu masih melakukan salah satu jenis kekerasan dalam rumah tangga, segeralah menyadari kesalahanmu. Berubahlah untuk kebaikan perkawinan serta kualitas pribadimu.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Dilakukan saat Mendapat Tindak KDRT, Jangan Takut!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya