7 Tips Bersikap Lembut pada Anak-anak, Biasakan Diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk kamu yang gak terbiasa dengan kehadiran anak-anak, mungkin dapat terjadi kendala dalam interaksimu dengan mereka. Misalnya, dirimu merupakan anak bungsu atau anak tunggal dalam keluarga. Ada rasa canggung ketika kamu harus berdekatan dengan anak sendiri, keponakan, anak tetangga, atau murid bila kamu seorang pengajar.
Ulah anak-anak memang bisa di luar dugaan dan cukup menguji kesabaran orang dewasa di sekitarnya. Sifat anak pun berbeda-beda, ada yang mudah dinasihati dan ada pula yang sukar. Latih kemampuanmu bersikap lembut pada anak-anak dengan tujuh cara berikut ini.
1. Ingat masa kecilmu
Semua orang dewasa pasti pernah menjadi anak-anak. Namun, lamanya masa tersebut berlalu dapat membuatmu gak bisa membayangkan rasanya menjadi mereka. Kamu hanya menggunakan kacamatamu sebagai orang dewasa.
Oleh sebab itu, ingat-ingatlah ketika kamu kecil dulu. Bagaimana caramu memandang dunia? Seperti apa rasa penasaranmu tentang segala hal?
Di masa anak-anak, tentu dirimu juga pernah melakukan berbagai kesalahan. Kamu bermain dengan ribut, memberantakkan segalanya, bersikap kurang hati-hati, dan sebagainya. Ingatan ini semoga bikin kamu lebih toleran terhadap berbagai perilaku anak.
2. Memahami kurangnya pengetahuan anak tentang segala hal
Pengetahuan anak-anak jelas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pengetahuanmu sebagai orang dewasa. Kurangnya wawasan ini membuat mereka sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Tentu kamu perlu menegur dan menasihati mereka.
Namun, fokusmu jangan menghakimi lalu menghukum. Utamakan pada memberi tahu mereka mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Misalnya, terkait kesopanan atau cara melakukan sesuatu dengan lebih aman.
3. Sadari bahwa ucapan dan perilaku kasarmu bisa bikin anak trauma
Cara orang dewasa menghadapi anak-anak ternyata dapat berakibat panjang. Perkataan serta perbuatanmu yang kasar bisa tersimpan dalam ingatan mereka hingga dewasa. Mereka tidak sekadar gak mampu melupakannya, melainkan juga ketakutan dan merasa tak nyaman.
Jangan main-main dengan kondisi psikis anak-anak. Hindari menganggap wajar sikap kasarmu pada mereka dengan alasan apa pun. Bila kamu sampai melakukannya, trauma itu dapat masih menghantuinya selagi dirimu sudah melupakannya.
Orang dewasa dan anak-anak menyikapi peristiwa yang tak menyenangkan secara berbeda. Di usiamu sekarang, dirimu dapat dengan mudahnya bersikap masa bodoh terhadap perilaku orang lain yang kurang menyenangkan bahkan melawannya. Namun, anak-anak tidak bisa seperti itu serta terus memikirkannya dalam diam.
Baca Juga: 5 Aturan Penting untuk Anak-Anak yang Bermain di Outdoor
4. Tidak melampiaskan stres dan kekesalan pada anak-anak
Editor’s picks
Masa dewasa memang diliputi beragam persoalan. Kamu dapat stres karena berbagai hal, tetapi jangan melampiaskan emosi negatifmu pada anak-anak. Mereka tidak tahu apa-apa dan menjadikannya pelampiasan pun sama sekali gak membantu dalam mengatasi masalahmu.
Belajarlah untuk memisahkan problemmu dengan anak-anak yang mesti diasuh. Apabila dirimu mencampuradukkannya, ini justru pertanda kamu yang masih kekanak-kanakan. Kasihan mereka kalau menjadi bulan-bulanan dari rasa stres serta emosimu sebab mereka tidak berdaya.
5. Orangtuanya bisa tersinggung dan tidak terima
Siapa pun anak-anak yang berinteraksi denganmu, ingat bahwa orangtuanya pasti tidak terima jika kamu bersikap kasar. Gak usah mencari masalah dengan orang lain melalui anak-anak mereka. Contohnya, dalam interaksimu dengan anak-anak tetangga.
Kalau perilaku mereka ada yang mengganggumu, nasihati secara baik-baik. Gak usah memarahi apalagi mengancam yang dapat membuat anak ketakutan sekaligus orangtuanya murka. Apa pun yang menjadi penyebab kekesalanmu, semua orangtua akan bersikap melindungi anaknya.
6. Membentak pun tak menjamin anak lebih mengerti kesalahannya
Apa tujuanmu bersikap kasar pada anak-anak seperti dengan membentak? Kalau tujuanmu adalah agar mereka lebih mengerti tentang kesalahannya, cara ini gak efektif. Anak-anak yang ketakutan tidak bisa memikirkan apa pun selain keinginan untuk secepatnya pergi.
Justru kamu perlu merengkuh dan mengajaknya bicara. Anak-anak senantiasa memerlukan penjelasan. Kalau penjelasanmu tentang sesuatu dapat dicernanya dengan baik, perilakunya pun pasti berubah.
Teknik bicara dengan anak-anak memang gak bisa cuma dilakukan sekali. Penjelasan yang konsisten perlu berulang-ulang disampaikan supaya mereka benar-benar mengerti. Namun, bentakan hanya akan membuat mereka lari sejauh mungkin darimu.
7. Siapkan diri sebelum bertemu
Gak cuma kencan dan rapat, pertemuan dengan anak-anak pun perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Kalau kamu baru menghadapi masalah di kantor, misalnya, tenangkan diri dulu sebelum tiba di rumah. Tanpa persiapan diri, emosi negatif bakal terbawa ke rumah.
Begitu juga bila kamu mengajar dan sedang ada masalah pribadi dengan pasangan. Sebelum berangkat serta bertemu murid-murid, pastikan dirimu telah mampu mengontrol emosi. Ingat-ingat bagaimana seharusnya kamu bersikap pada anak-anak, agar tetap profesional.
Bagi orang yang sangat menyukai anak-anak, mudah buat mereka bersikap lembut. Namun, untukmu yang tidak akrab dengan kehidupan anak-anak, perlu latihan khusus dengan memperhatikan ketujuh tips di atas. Setelah terbiasa, kamu malah bisa betah bermain dan bercanda dengan anak-anak yang masih polos itu.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Cegah Sexual Abuse pada Anak-Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.