5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapan

Susah terlalu disiplin kalau terkait selera

Merencanakan menu untuk seminggu ke depan punya beberapa manfaat. Pertama, memudahkanmu dalam memasak karena sudah tidak perlu lagi berpikir besok mau bikin apa. Kedua, menyusun menu dengan saksama meningkatkan kesehatan keluarga karena variasi makanan dan kandungannya lebih jelas.

Ketiga, dirimu bisa berhemat sebab cukup berbelanja sesuai dengan menu-menu yang akan dimasak. Tanpa perencanaan, tidak jarang segala bahan dan bumbu asal dibeli dan dimasukkan ke kulkas. Tapi sampai bahan rusak tak juga dimasak serta akhirnya hanya dibuang. 

Namun, sudah bikin rencana menu buat tujuh hari ke depan pun bukan berarti urusan dapur pasti berjalan lancar. Masih ada potensi masalah yang ujung-ujungnya diatasi dengan melanggar rencana menu yang telah disusun. Lima persoalan berikut ini memerlukan fleksibilitas seluruh anggota keluarga.

1. Selera satu keluarga berbeda-beda dan gak bisa saling mengalah

5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapanilustrasi memasak (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau kamu mau bikin rencana menu mingguan, idealnya seluruh anggota menurut saja dengan jadwal itu. Bila pun ada masukan setidaknya antara satu orang dengan orang lainnya gak terlalu bertolak belakang. Dengan begitu, dirimu sebagai seksi dapur tidak merasa bingung.

Namun, perbedaan selera anggota keluarga yang tak bisa disatukan membuat rencana menu sukar dilaksanakan. Niatmu bikin tugas memasak lebih simpel dan jelas, tapi hampir semua orang menginginkan menu yang berbeda. Seperti rencanamu bikin tumis saja, sedangkan ada anggota keluarga yang makannya harus dengan kuah.

Ada pula yang menginginkan ikan dan antidaging, tapi saudaranya justru alergi ikan. Bisa juga satu orang harus makan pedas sementara satu orang lagi sama sekali gak doyan cabai. Sulitnya mempertemukan selera anggota keluarga sering kali membuatmu tetap memasak beraneka menu ketimbang salah satu dari mereka tak mau makan. 

2. Pas mau masak ada bahan atau bumbu yang tidak tersedia

5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapanilustrasi memasak (pexels.com/Ron Lach)

Bikin rencana menu untuk seminggu tidak sama dengan menyiapkan bahan-bahannya. Gak mungkin kamu menstok semua bahan segar sampai tujuh hari. Terutama untuk sayuran yang akan mudah busuk, kering, atau layu. Sayuran paling bertahan 2-3 hari. 

Begitu kamu lupa belum belanja untuk menu besok dan dua hari berikutnya, rencana menu seketika berantakan. Dirimu mesti menyesuaikan saja dengan sisa-sisa bahan yang ada di kulkas. Jika bahan-bahan itu tidak dapat menggantikan bahan untuk masakan yang direncanakan, berarti menunya perlu diubah.

Kadang gak memungkinkan lagi buatmu pergi berbelanja. Keluarga yang sudah menginginkan menu sesuai jadwal boleh jadi kecewa berat dan menjadi kurang berselera. Kamu sendiri sebagai orang yang bertugas memasak pasti gak puas dengan hasil jadinya. Secara psikis, dirimu telah berpegang kuat pada rencana menu sehingga kesal rasanya ketika tak mampu mengeksekusinya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Agar Anak Mau Bawa Bekal Makan ke Sekolah

3. Perubahan keinginan

5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapanilustrasi memasak (pexels.com/Katerina Holmes)

Meski semua bahan berikut bumbunya telah siap, rencana menu dapat terkendala oleh perubahan selera. Soal keinginan menyantap apa hari ini memang bisa mendadak berubah. Seperti di jadwal tertera menu oseng sayuran, tetapi ada anggota keluarga yang lagi malas makan. 

Dia merasa mual kalau menyantap nasi tanpa kuah. Ia bahkan tidak ingin makan nasi. Mi rebus saja sudah cukup baginya. Jika dirimu berkeras pada rencana menu, porsi yang gak dikurangi membuatnya tersisa banyak. Tapi bila porsi oseng diperkecil, kamu mesti masak dobel karena membuatkan mi rebus juga.

Ini pun masih mending sebab dirimu belum mulai memasak. Menyebalkan sekali apabila semua menu sesuai rencana telah dibikin, baru ada anggota keluarga yang berkata bahwa hari ini ia makan mi rebus saja atau justru jajan di luar. Kamu merasa usahamu kurang dihargai bahkan besok-besok menjadi malas memasak apa pun, baik menu sesuai rencana mingguan atau yang lain. 

4. Meski diselang-seling, tiadanya spontanitas bikin bosan

5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapanilustrasi memasak (pexels.com/Michael Burrows)

Kebosanan dapat dirasakan baik olehmu yang bertugas memasak maupun anggota keluarga yang tinggal menikmatinya. Menunya memang dibuat berbeda-beda setiap hari. Akan tetapi, segala bentuk keteraturan memiliki efek samping yaitu kebosanan.

Sama seperti ketika dirimu jenuh pada rutinitas yang itu-itu saja. Anggota keluarga pun bosan lantaran sudah tahu besok bahkan lusa akan menyantap apa. Di pikiran sudah jelas tampilan serta rasa menunya. Di minggu kesekian, seenak apa pun rasa menu yang dibikin dapat tersisa banyak.

Lagi-lagi serupa dengan rutinitas, kamu juga perlu menciptakan sensasi berbeda dengan cara 1 atau 2 hari dalam sepekan memasak tanpa panduan rencana. Ambil hari pertengahan seperti Rabu dan Minggu. Kamu dapat membeli makanan di luar buat sekeluarga atau membebaskan setiap orang memasak makanannya masing-masing.

5. Masih menginginkan menu kemarin

5 Masalah saat Bikin Rencana Menu Mingguan, Gak Semulus Harapanilustrasi memasak (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu tujuan dibuatnya rencana menu mingguan ialah untuk mencegah kebosanan. Tanpa penyusunan menu, kamu bisa cuma mengulang-ulang masakan seperti sayur bayam, sayur sop, dan sayur asem. Akan tetapi, bukannya bosan terkadang orang malah masih menginginkan menu kemarin.

Biasanya ini disebabkan menu tersebut termasuk favoritnya. Tapi bagaimana dengan anggota keluarga yang lain? Jika semuanya kompak ingin dimasakkan sama seperti kemarin, rencana menu hari ini bisa dilewati saja. Namun apabila lagi-lagi terjadi perbedaan keinginan, repot juga menentukan apa yang hendak dimasak.

Anak-anak paling sering gak mau ganti menu bila merasa menyukai salah satu jenis. Seperti setiap hari ia hanya ingin ayam goreng. Tidak mau variasi ikan, daging, atau sumber protein nabati seperti tempe dan tahu. Ternyata bikin rencana menu untuk seminggu saja gak cukup. Bagian tersulitnya malah melatih anggota keluarga agar dapat menyantap berbagai menu.

Untuk memperkecil potensi masalah di atas, jadikan rencana menu mingguan sebagai pedoman umum saja. Jangan terlalu kaku dalam penerapannya. Saat selera berbeda dari rencana, mending mengikuti keinginan selama tidak menyulitkan. Terpenting hasil masakan memuaskan semua pihak dan gak ada yang mubazir.

Baca Juga: 10 Cara Merawat dan Membersihkan Kotak Bekal Makanan biar Lebih Awet

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya