5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagi

Lebih cepat reda lebih baik

Marah merupakan bagian dari emosi manusia. Maka wajar apabila dalam situasi tertentu dirimu merasa marah. Terutama saat ada stimulus dari luar, seperti kejadian yang kurang menyenangkan. Kamu dapat marah pada keadaan dan orang-orang yang menyebabkannya. Namun, berapa lama biasanya kemarahan itu bertahan?

Tentu butuh waktu untukmu meredam kemarahan. Akan tetapi, makin lama dirimu dikuasai kemarahan makin buruk buat diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan berpikir kemarahanmu selalu di luar kontrol. Ketika peristiwa yang sangat buruk baru saja terjadi, memang kemarahan bisa meluap secara spontan.

Namun, segera setelahnya kamu mesti dapat menenangkan diri sehingga kemarahan pun surut. Percuma orang lain mencoba menenangkanmu sedemikian rupa. Apabila kamu gak berusaha mengendalikan emosi, justru mereka dapat ikut kena getahnya. Marahlah sebentar saja karena jika berlama-lama akan mendatangkan kerugian sebagai berikut.

1. Interaksi orang-orang sudah cair lagi, kamu doang yang masih kaku

5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagiilustrasi teman-teman (pexels.com/Brett Sayles)

Suatu masalah melibatkan lebih dari dua orang. Misalnya, kamu dan teman-teman dalam satu kelompok tugas. Kalian sempat terlibat ketegangan akibat perbedaan pendapat. Masalah itu gak hanya memunculkan dua kubu, tetapi bisa antaranggota berseteru. Hanya saja, kawan-kawanmu tidak berlama-lama memendam amarah.

Mungkin cuma sekitar sehari mereka tampak bad mood dan jalan sendiri-sendiri. Di hari kedua, mereka telah tampak berbaikan meski interaksinya masih agak canggung. Di hari ketiga, mereka benar-benar seperti gak ada masalah apa pun. Mereka dapat tertawa-tawa bersama.

Namun, tidak demikian denganmu. Dari seluruh anggota kelompok hanya kamu yang masih mendongkol. Mereka mencoba mengajakmu bergabung dalam keseruan pun, dirimu menolaknya. Akibatnya, kamu seperti tersisih dari kawan-kawan sendiri. Padahal, sesungguhnya kamu yang mengucilkan diri. Nanti pasti kamu tambah kikuk ketika hendak bergabung ke tengah-tengah mereka.

2. Dirimu dikenal sebagai pendendam

5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagiilustrasi raut kesal (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang melabelimu sebagai pendendam tentu ada alasannya. Terlepas dirimu bakal sungguh-sungguh melampiaskan dendam atau tidak, benihnya sudah ada. Gak ada pelampiasan dendam yang tiba-tiba. Orang yang berpotensi melakukannya memiliki ciri khusus. Yaitu, kalau marah lama sekali sembuhnya.

Bahkan masalah sekecil apa pun direspons dengan kemarahan yang hebat dan bertahan lama. Dari hari ke hari bukannya emosi mereda, justru meningkat sebab kamu terus memikirkannya. Tanpa sadar, dirimu melebih-lebihkan segala ucapan atau tindakan orang yang kurang berkenan di hatimu.

Bahkan kemarahan yang begitu kuat mendorongmu memberitahukannya pada siapa pun. Masalahmu sesungguhnya hanya dengan A, tetapi hampir semua orang di sekitarmu sampai tahu karena kamu tak henti-hentinya menjelek-jelekkannya. Ketika ada teman yang menasihatimu untuk memaafkan A, kemarahan yang bertahan lama membuatmu bilang tidak sudi.

3. Suasana hati gak kondusif, aktivitas pun terganggu

5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagiilustrasi marah pada ibu (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Diri sendiri yang paling dirugikan jika kamu berlama-lama marah. Emosi negatif selalu membuat konsentrasimu rusak. Sangat sulit untuk memfokuskan kemarahanmu hanya pada kejadian dan orang-orang tertentu. Misalnya, persoalanmu sebetulnya hanya dengan beberapa teman.

Namun karena kamu merawat kemarahan dalam diri, orang-orang di rumah yang gak tahu apa-apa juga ikut kena marah. Termasuk orangtua yang bermaksud memberimu perhatian. Apa pun yang mereka lakukan untukmu menjadi tampak salah lantaran dirimu lagi bad mood. 

Semua kegiatanmu pun tidak bisa gak terpengaruh. Kamu menjadi malas melakukan apa saja. Paling-paling dirimu hanya mengunci diri di kamar dan menjadi tak produktif berhari-hari. Kamu harus belajar mengatasi rasa marah biar aktivitas lainnya tetap berjalan dengan normal. Termasuk dirimu hadir dan berkegiatan seperti biasa meski harus bertemu orang-orang yang bikin sebal.

Baca Juga: 12 Cara Menghadapi Customer yang Marah Tanpa Ikut Terbawa Emosi

4. Marahmu baru hilang, muncul lagi persoalan lain

5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagiilustrasi marah (pexels.com/Yan Krukau)

Persoalan akan selalu ada dalam hidup ini. Pokok permasalahan serta orang-orang yang terlibat dapat berbeda-beda. Persoalan ini bisa muncul kapan saja sehingga alangkah baiknya dirimu gak membuang-buang waktu serta energi ketika marah oleh sesuatu. Jangan sampai satu kejadian saja bikin kamu marah selama seminggu.

Ketika perasaanmu membaik, telah muncul masalah baru yang membuatmu kembali emosional. Tiga hari kemudian suasana hatimu masih negatif. Namun, sudah ada persoalan yang lain lagi dan bikin kamu tak tahan untuk meledak. Bisa-bisa selama sebulan penuh emosimu negatif melulu.

Dirimu bakal dijuluki si uring-uringan sebab tiada hari tanpa mengomel. Kemarahanmu itu bikin stres orang-orang di sekitar. Kamu bisa dikategorikan toksik apabila marah-marah terus pada siapa pun. Hidupmu jauh dari ketenangan. Dirimu tak dapat fokus pada berbagai agenda penting cuma gara-gara memanjakan amarah.

5. Seseorang meninggal dunia dan kalian belum berbaikan

5 Kerugian Lama Marah, Tersisih dari Teman-teman yang Sudah Asyik Lagiilustrasi berziarah (pexels.com/Arina Krasnikova)

Ini akibat yang terburuk jika kamu betah sekali marah karena seseorang. Dirimu sampai seakan-akan lupa bahwa manusia memang tempatnya salah. Kamu tidak merespons secara positif apa pun usaha orang lain buat memperbaiki hubungan. Dirimu hanya berpusat pada perasaan sendiri. 

Walaupun dia sudah meminta maaf dengan berbagai cara, kamu tetap berkeras untuk bergeming. Satu hal yang mungkin luput dari pemikiranmu, yaitu usia manusia gak ada yang tahu. Bagaimana jika orang yang kamu benci setengah mati tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia? Sedang terakhir kalian bertemu, kamu masih marah sekali padanya.

Sekarang kemarahan barangkali masih membuatmu yakin tidak akan peduli bila dia meninggal. Dengan hati yang keras, kamu bahkan bisa berkata begitu lebih baik saking besarnya kebencianmu padanya. Namun, bila itu sungguh-sungguh terjadi boleh jadi dirimu bakal amat terpukul.

Atau, penyesalan baru dirasakan seiring pertambahan usiamu karena kamu gak menerima permintaan maafnya sampai ajalnya datang. Bahkan ketika itu kamu baru dengan rendah hati menyadari bahwa dia tidak sepenuhnya bersalah dalam suatu peristiwa. Hanya kamu yang terlalu menyudutkannya dan menutup mata atas kesalahan diri.

Tidak mungkin ada orang yang sama sekali gak pernah marah. Namun, batasi lamanya kamu marah. Tiga hari sudah maksimal untukmu menenangkan diri ketika ada masalah dengan orang lain. Lebih cepat kamu meredakan amarahmu tentu lebih baik. Marahlah secara secara sehat yang ditandai dengan tidak berlebihan dalam reaksi, durasi, maupun frekuensi.

Baca Juga: 4 Cara Menghadapi Orang Emosional, Jangan Ikut Marah

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya