6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marah

Jaga pikiran, ucapan, dan ketikanmu saat emosi

Kamu memang gak bisa suka terus pada semua orang. Kadang ada konflik dalam hubungan kalian dan membuatmu membencinya. Saat perasaanmu padanya telah begitu negatif, dirimu kemudian mengharapkan hal-hal buruk terjadi padanya agar ia tahu rasa.

Walaupun bagimu ini wajar karena sedang diliputi amarah, jangan lagi dibiasakan. Tahan pikiran, ucapan, maupun ketikanmu di berbagai media sosial dari menyumpahi orang lain bakal bernasib apes. Makin kamu jengkel, makin dirimu mesti belajar diam dulu.

Jika tidak, semua yang keluar dari pikiran, lisan, maupun diketik oleh jari-jarimu tentang orang lain hanya berisi keburukan. Tetap gak ada pembenaran apa pun untuk keburukan tersebut. Pun sesuatu yang buruk bakal berakhir dengan keburukan pula. Di bawah ini enam alasan kamu gak perlu menginginkan orang lain bernasib sial.

1. Salah-salah kamu atau orang terdekatmu yang mengalaminya

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pernah gak kamu punya pengalaman sekali saja mengharapkan orang lain sial, malah diri sendiri atau orang terdekatmu yang tertimpa kemalangan? Mungkin saat ini nasib burukmu tidak terlalu parah, seperti ban motor tiba-tiba kempis dan dirimu mesti menuntunnya sampai bertemu tukang tambal ban. Tapi jadikan itu pelajaran berharga.

Sebab ketika suatu saat nanti kamu berharap keburukan yang lebih besar pada orang lain, boleh jadi nasib sialmu juga berlipat-lipat dari sekadar ban kempis. Pengalaman sebelumnya sesungguhnya telah menjadi teguran, agar dirimu tidak lagi suka menyumpahi orang lain bakal bernasib buruk. Apabila teguran itu gak dipedulikan, kamu akan ditegur dengan cara yang lebih keras.

Keburukan tersebut juga bisa tak langsung menimpamu melainkan terjadi pada orang-orang yang disayangi. Misalnya, kamu marah pada teman kerja lalu berharap dia sakit-sakitan biar sampai gak bisa bekerja dan uangnya habis untuk berobat. Namun, malah anak atau pasanganmu yang masuk dan keluar rumah sakit.

2. Bukan hal yang pantas diharapkan

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Jacky Hong)

Harapan seharusnya tentang hal-hal yang baik. Semua hal di luar kebaikan tidak layak untuk diinginkan, bahkan bila itu terkait orang lain. Harapan menyerupai pohon. Kalau ada bibit pohon yang buahnya bakal banyak dan lezat, kenapa kamu menanam bibit pohon yang akan sulit berbuah serta buah yang sedikit itu rasanya tidak enak?

Semua harapan bermula dari pikiran. Bila pikiranmu positif, harapan yang timbul otomatis juga positif. Dirimu tidak mudah kalah oleh amarah lantas mengharapkan hal-hal buruk terjadi pada orang lain. Meski ada masalah antara kamu dengan orang lain, tapi gak terlintas sedikit pun dalam benakmu buat menginginkan keburukan terjadi padanya.

Justru dalam situasi seperti itu, kamu masih mengharapkan kebaikan untuknya sekalipun rasanya sulit. Misalnya, dirimu berharap pikirannya tercerahkan sehingga masalah di antara kalian gak bertambah rumit. Kamu tak tahu apakah harapan baik itu bakal terwujud atau tidak. Tetapi menggantinya dengan harapan buruk jelas bukan hal yang ingin dirimu lakukan.

Baca Juga: 5 Hal yang Didapat Jika Mampu Membalas Keburukan dengan Kebaikan

3. Semenyebalkan apa pun dia, kamu jangan sama buruknya

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Thomas Ronveaux)

Jika kamu menilai perilaku orang lain begitu menyebalkan, berarti di matamu dia pribadi yang negatif. Lalu, kenapa dirimu malah menjadi sama negatifnya dengannya?

Mengharapkan keburukan terjadi padanya menggambarkan kepribadianmu juga tidak lebih baik dari orang lain yang dinilai negatif. Malah sifatmu boleh jadi lebih minus darinya. Sebab, ia belum tentu pernah mengharapkan kemalangan sekecil apa pun menimpamu. Dia cuma menyebalkan ketika berhadapan denganmu saja. Maka berhati-hatilah dengan harapan yang berkembang dalam dirimu. 

Jangan merasa aman di balik dalih, toh seseorang memang pantas menerima nasib buruk karena perilakunya begitu dan begitu. Kamu harus mampu berintrospeksi. Sekali muncul harapan agar orang lain menderita, tidak ada lagi kebaikan dalam diri yang layak dibanggakan. Walaupun kamu tidak bisa membahagiakan semua orang, jangan pernah berharap mereka kesusahan oleh apa pun.

4. Kamu bakal menyesal jika sumpahmu terjadi

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi seorang perempuan (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat emosi, kamu dapat kehilangan kendali diri sampai tega berharap orang lain celaka. Bahkan mungkin dirimu menginginkan orang lain sakit keras atau mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Ini sumpah yang amat mengerikan. Seandainya itu benar-benar terjadi, apakah kamu pasti bahagia?

Belum tentu. Dirimu justru bisa jatuh ke dalam depresi karena merasa telah mengakhiri hidup orang lain dengan harapan-harapan burukmu tentangnya. Kamu akan menyalahkan diri dan sadar, bahwa persoalan di antara kalian sebetulnya masih bisa dibicarakan baik-baik. Namun, sekarang dirimu hendak membicarakannya dengan siapa?

Orangnya sudah selamanya pergi dan meninggalkanmu berkubang dalam rasa berdosa yang menyiksa. Harapkan kebaikan-kebaikan saja sehingga apabila betul-betul menjadi nyata, dirimu sangat senang. Andai pun harapan baikmu atas orang lain berbeda dari kenyataan di kemudian hari, kamu tidak memikul beratnya beban penyesalan.

5. Atau justru menjadikanmu pribadi yang amat angkuh

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi murung (pexels.com/Engin Akyurt)

Namun, bisa juga kamu menjadi pribadi yang amat angkuh selepas satu demi satu harapan burukmu atas orang lain menjadi nyata. Dirimu merasa dapat menentukan takdir orang lain. Kesombonganmu melampaui rata-rata manusia yang cuma menyombongkan kekayaan atau parasnya.

Makin angkuh dirimu, tentu teguran yang akan diperoleh nantinya juga makin keras. Seperti di satu sisi, kamu merasa dapat menentukan nasib orang lain. Di sisi lain, dirimu gak bisa berbuat banyak untuk menetapkan takdirmu sendiri. Orang lain seakan-akan apes gara-gara sumpahmu.

Namun, kehidupanmu juga tak bertambah baik bahkan mungkin terus mengalami kemerosotan. Bila benar semua takdir ada di tanganmu, mestinya kehidupan sendiri dapat lebih baik dalam segala aspek. Kamu barangkali tidak menyadarinya dengan cepat karena rasa angkuh tersebut. Namun, orang-orang memperhatikan jarak antara apa yang disombongkan dengan realitas hidupmu sendiri. 

6. Berharap kebaikan untuk orang lain juga akan kembali padamu

6 Alasan Jangan Berharap Keburukan Menimpa Orang Lain meski Marahilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Shantanu Kumar)

Mengharapkan keburukan untuk orang lain dapat berbalik pada diri sendiri serta orang-orang terdekatmu seperti dalam poin nomor 1. Demikian pula jika kamu memilih untuk berharap yang baik-baik saja untuk semua orang. Seluruh kebaikan itu juga bakal kembali pada kehidupanmu serta keluarga. 

Dirimu berharap orang lain sehat dan banyak rezeki, pekerjaanmu pun berjalan lebih lancar dan kamu makin jarang sakit. Gangguan kesehatanmu cuma kurang fit sehingga gak perlu pergi ke rumah sakit. Ketika dirimu bermasalah dengan orang lain, kamu berharap pikirannya dijernihkan supaya kalian dapat berdiskusi tanpa emosi.

Selain harapan tersebut terwujud dan masalah bisa terselesaikan dengan baik, kehidupanmu bersama keluarga pun menjadi lebih tenteram. Itu adalah balasan dari harapan baik yang kamu kembangkan untuk orang lain. Kalaupun harapan baikmu buat orang lain gak selalu menjadi nyata, balasan atas pikiran positif serta hatimu yang bersih tetap akan sampai padamu.

Tak usah merasa bangga atau puas bila kamu mampu mengatakan atau mengetik sejuta harapan buruk untuk orang lain yang menyebalkan. Lalu, kamu menanti-nanti terwujudnya harapan tersebut dan menjadi senang bukan kepalang kala melihat orang lain susah. Jauhkan dirimu dari penyakit hati yang salah satunya ditandai dengan kesukaan mengharapkan orang lain mengalami nasib apes.

Baca Juga: 5 Cara Bergerak Maju Ikhlaskan Keburukan Masa Lalu

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya