4 Alasan Gak Memaksa Baik pada yang Gak Menghargai

Jangan mau buang-buang waktu

Intinya Sih...

  • Energi dan waktu terbuang untuk orang yang tidak menghargai, lebih baik dialihkan pada hal positif dan bermanfaat.
  • Berbuat baik pada orang yang tidak mengapresiasi dapat menyebabkan frustrasi, kekecewaan, dan stres yang mengganggu produktivitas sehari-hari.
  • Mengetahui kapan harus berhenti berbuat baik adalah bagian dari membuat batasan sehat, fokus pada hubungan saling menguntungkan dan menghargai.

Memaksakan diri untuk berbuat baik pada orang yang tidak menghargai kebaikan kita bisa menjadi pengalaman yang melelahkan dan merugikan. Pasti rasanya kesal apabila orang yang telah kita bantu tidak mengakui sikap baik kita. Tak dipungkiri akan ada saja orang demikian.

Memang lebih baik tidak perlu memaksakan diri bersikap baik pada orang yang tidak tahu pentingnya apresiasi. Berikut adalah empat alasan mengapa kita tak perlu memaksa melakukannya:

1. Menghemat energi dan waktu

4 Alasan Gak Memaksa Baik pada yang Gak Menghargaiilustrasi minum air (unsplash.com/Engin akyurt)

Energi dan waktu kita adalah sumber daya yang terbatas. Menghabiskan keduanya untuk orang yang tidak menghargai kebaikan kita bisa membuat kita merasa lelah dan tidak produktif. Lebih baik mengarahkan energi dan waktu kita pada hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat.

Daripada akan merasa kesal sendiri karena tidak mendapatkan apa yang kita harapkan. Menjadi suatu pelajaran apabila kita telah bertemu dengan orang yang buta apresiasi. Ke depannya lagi semoga kita dapat memilah dan memilih mana yang pantas untuk mendapatkan kebaikan kita.

2. Menjaga kesehatan emosional

4 Alasan Gak Memaksa Baik pada yang Gak MenghargaiIlustrasi kesendirian yang damai (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Terus-menerus berbuat baik pada orang yang tidak mengapresiasi bisa menyebabkan frustrasi, kekecewaan, dan stres. Contoh hal ini dapat mengganggu produktivitas kita dalam keseharian. Jadi nggak ada menghabiskan waktu untuk merasakan emosi negatif tersebut lebih baik antisipasi sikap kita sendiri kepada orang lain.

Dengan tidak memaksa berbuat baik pada mereka, kita dapat menjaga kesehatan emosional dan mental kita. Kebahagiaan akan terjamin kita rasakan sehingga membuat hidup jadi lebih berarti. Jangan sampai dirimu mengorbankan kesehatan mental demi orang lain. 

3. Membuat batasan yang sehat

4 Alasan Gak Memaksa Baik pada yang Gak MenghargaiIlustrasi berbincang (pexels.com/fauxels)

Mengetahui kapan harus berhenti berbuat baik pada seseorang yang tidak menghargainya adalah bagian dari membuat batasan yang sehat. Ini membantu kita menghormati diri sendiri dan mengajarkan orang lain untuk menghargai kita dan kebaikan kita.

Bounderis memang sangat penting untuk menjaga hubungan kita dengan orang lain. Sebab menjaga batasan akan bantu kita untuk mengerem apa baik dimakan dan tidak baik dilakukan. 

Baca Juga: 5 Alasan Tak Ada Salahnya Selektif Memilih Teman demi Kebaikan

4. Fokus pada hubungan yang saling menguntungkan

4 Alasan Gak Memaksa Baik pada yang Gak MenghargaiIlustrasi dua orang (pexels.com/Kindel Media)

Berfokus pada hubungan yang saling menguntungkan dan menghargai adalah cara yang lebih baik untuk mengembangkan ikatan yang kuat dan bermakna. Ketika kita merasa dihargai, kita lebih termotivasi untuk terus berbuat baik dan menciptakan hubungan yang positif.

Seikhlas apapun seseorang saat berbuat baik, pasti mereka juga ingin mendapatkan imbalan. Tidak perlu begitu besar mengharapkan iman namun dengan apresiasi saja, membuat orang yang bersikap baik merasa dihargai.

 

Dengan mempertimbangkan alasan-alasan ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak tentang di mana kita mengarahkan kebaikan kita dan memastikan bahwa kita juga menjaga kesejahteraan diri sendiri.

Baca Juga: Domino Effect, 7 Langkah Menginspirasi yang Menyebarkan Kebaikan

Maftukhatul Azizah Photo Verified Writer Maftukhatul Azizah

I write to inspire and connect with you. Follow me on my Instagram journey @maftukhazizah.🌹

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya