5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraan

Rasulullah SAW tidak membedakan kaum disabilitas

Rasulullah SAW telah menjadi suri teladan yang baik bagi kita semua. Bahkan, Allah SWT menyebut Rasulullah sebagai seorang yang berbudi pekerti agung. Hal ini tentu sesuai dengan realitas, banyak kita temukan dalam sirah-sirah yang mengisahkan kebaikan dan kebijaksanaannya semasa hidup. Rasulullah SAW juga tidak pernah membeda-bedakan kaumnya berdasarkan fisik, harta, ataupun kedudukannya di mata manusia.

Rasulullah SAW memperlakukan setiap orang dengan sama tak terkecuali para penyandang disabilitas. Segala kekurangan dan keterbatasan mereka tidak mengurangi derajat mereka di sisi Allah SWT dan Rasulullah SAW. Berikut beberapa cara Rasulullah SAW memperlakukan para penyandang disabilitas dengan sangat adil dan menjunjung tinggi kesetaraan.

1. Islam tidak membedakan penyandang disabilitas

5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraanilustrasi tunanetra (pexels.com/Eren Li)

Islam tidak pernah membeda-bedakan para penyandang disabilitas. Islam menjunjung tinggi kesetaraan dan tidak memandang kekurangan fisik setiap orang. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 61 berikut,

لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

(QS. An-Nur : 61)

Artinya : Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.

Ayat ini juga didukung oleh terjemah hadis Rasulullah SAW berikut,

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian, tetapi Ia (Allah) melihat hati dan amal kalian." (HR. Bukhari).

2. Rasulullah SAW memilih seorang tunanetra sebagai imam shalat

5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraanilustrasi tunawicara (pexels.com/cottonbro studio)

Kedudukan penyandang disabilitas juga sebagaimana manusia normal lainnya. Dilansir oleh laman NU Online, Islam tidak memandang penyandang disabilitas sebagai seorang yang tidak berkemampuan tapi, Islam memandang penyandang disabilitas sebagai orang yang mampu mengerjakan sesuatu hanya saja memiliki cara yang berbeda.

Oleh sebab itu, Rasulullah SAW tidak pernah membedakan para penyandang disabilitas di zamannya. Beliau bersahabat dengan mereka bahkan memberi kesempatan seorang tunanetra menjadi imam salat berjemaah. Dalam hal ini banyak ulama yang mendukung perlakuan Rasulullah SAW, Al-Wallawi menyebutkan dalam Dzahirah al-‘Uqba fi syarh al-Mujtaba:

ونقل العلامة الشوكاني رحمه الله أنه قد صرح أبو إسحاق المروزي، والغزالي بأن إمامة الأعمى أفضل من إمامة البصير؛ لأنه أكثر خشوعاً من البصير، لما في البصير من شغل القلب بالمبصرات

Artinya: “Al-Shawkani rahimahullah menukil, bahwa Abu Ishaq al-Marwazi dan al-Ghazali berpendapat imam tunanetra lebih baik daripada imam dari orang yang melihat. Karena orang yang tunanetra lebih lebih khusyuk daripada orang yang dapat melihat, sebab hatinya sibuk dengan hal-hal yang kasat mata.” (Al-Wallawi, Dzahirah al-‘Uqba fi syarh al-Mujtaba, [Dar el-Mi’raj, 1996], jilid 10, hal. 46).

dm-player

Baca Juga: 8 Artis Memerankan Karakter Disabilitas di Film dan Series 2023

3. Rasulullah SAW memenuhi undangan salat di rumah seorang tunanetra

5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraanilustrasi tunanetra (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori, bahwa seorang sahabat Nabi Muhammad SAW bernama 'Itban bin Malik yang tekun beribadah sangat berharap Rasulullah bersedia untuk salat di rumahnya. Hal ini karena 'Itban berharap tempat yang ia pakai salat akan membawa keberkahan setelah Rasulullah SAW gunakan untuk salat.

 “Bahwa 'Itban bin Malik menjadi imam salat bagi kaumnya. Pada suatu hari dia berkata kepada Rasulullah SAW ‘Wahai Rasulullah, sering terjadi malam yang gelap gulita dan jalanan becek sedangkan aku orang yang sudah lemah penglihatan. Untuk itu aku mohon salatlah Tuan pada suatu tempat di rumahku yang akan aku jadikan tempat salat.’ Maka Rasulullah Saw. mendatanginya di rumahnya. Beliau lalu berkata: ‘Mana tempat yang kau sukai untuk aku salat padanya.’ Maka dia menunjuk suatu tempat di rumahnya, Rasulullah saw. kemudian salat pada tempat tersebut.” (HR al-Bukhari).

4. Menyamakan perintah salat berjemaah pada kaum disabilitas

5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraanilustrasi disabilitas (unsplash.com/CDC)

Islam memang menjunjung tinggi kesetaraan, Islam juga tak membeda-bedakan perintah beribadah pada umatnya. Hal ini juga Rasulullah SAW terapkan mana kala salah seorang sahabat penyandang disabilitas bernama Ibnu Ummi Maktum, saat menanyakan pendapat Rasulullah perihal dirinya yang hendak salat sendiri di rumah. 

”Dari Abu Hurairah dia berkata; ‘Seorang tuna netra pernah menemui Nabi SAW. dan berujar ‘Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.’ Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk salat di rumah. Ketika sahabat itu berpaling, beliau kembali bertanya: ‘Apakah engkau mendengar panggilan salat (adzan)?’ laki-laki itu menjawab; ‘Benar.’ Beliau bersabda, ‘Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah salat).’” (HR Muslim).

Dari hadis tersebut kita juga belajar betapa pentingnya menghadiri salat berjemaah bagi seorang laki-laki. Bahkan dalam keadaan memiliki uzur pun Rasulullah SAW tetap menganjurkan sahabatnya yang tunanetra untuk tetap berusaha mengikuti salat berjemaah.

5. Rasulullah tidak melarang disabilitas memegang peranan penting

5 Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Disabilitas, Junjung Kesetaraanilustrasi disabilitas (pexels.com/Ivan Samkov)

Merobohkan stigma negatif pada para penyandang disabilitas, Rasulullah SAW sendiri secara langsung, juga pernah meminta Ibnu Ummi Maktum untuk menggantikan Rasulullah menjadi imam di Madinah. Hal ini tentu sangat jarang kita jumpai saat ini. 

Dalam sebuah riwayat dari Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya, “Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW pernah menyuruh Ibnu Ummi Maktum menggantikan beliau untuk mengimami manusia sedangkan dia adalah orang yang tunanetra.” (HR Abu Dawud).

Tidak membedakan disabilitas bukan hanya tentang mematuhi hukum atau peraturan, tetapi tentang memiliki hati yang terbuka dan penuh empati. Ini tentang melihat nilai setiap individu dan memberikan peluang yang sama, sebagaimana telah Rasulullah SAW ajarkan. Itulah cara Nabi SAW memperlakukan para penyandang disabilitas di zamannya. 

Baca Juga: 7 Adab Minum Sesuai Sunah Rasulullah, Jangan Ditiup!

Laila Alhaffatah Photo Verified Writer Laila Alhaffatah

Full time wife, mom, and writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya