5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnout

Biar gak bikin stres!

Burnout, kondisi di mana kita berada di titik lelah secara emosional, fisik, maupun mental. Efek negatif dari burnout salah satunya membuat kita sangat sempit dalam memandang hidup sehingga kita seolah tak berdaya melakukan apa-apa, sehingga kemampuan kita dalam menuntaskan tanggung jawab sehari-hari juga berkurang. Hal demikian tentu akan merembet ke banyak aspek kehidupan, seperti diri sendiri, pekerjaan, maupun hubungan dengan orang di sekitar.

Penyebab burnout utamanya lantaran tekanan dalam pikiran atau stres terhadap suatu hal. Banyak orang yang berada di fase burnout seolah mengalami kehilangan jati diri, lantaran seperti hilang minat pada hal apa pun. Nah, supaya kita bisa mengatasi hal tersebut, ada beberapa tips yang perlu diterapkan untuk kembali terkoneksi diri yang seolah 'hilang' saat alami burnout.

1. Cukup menerima segala emosi dalam diri, jangan mencoba melawan

5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnoutilustrasi merasakan emosi (pexels.com/Engin Akyurt)

Ketika kita menghadapi burnout dengan beragam emosi negatif di dalamnya, maka cobalah untuk tidak melawannya. Amati setiap emosi itu dan perlahan terima kehadirannya. Sebab semakin kita melawan, akan semakin sulit bagi kita untuk keluar dari fase burnout.

Akan ada waktunya fase tersebut hilang dari hari-hari kita. Sebab semua keadaan dalam hidup ini pasti berlalu, akan bergantian dengan fase-fase yang lainnya. Jangan terlalu memaksa diri untuk terlihat baik-baik saja ketika keadaan tidak demikian. It's okay, jika kita hari ini belum bisa produktif, terima saja, anggap sebagai jeda sejenak.

2. Jangan mengurung diri terus-terusan

5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnoutilustrasi merenung (pexels.com/Ron Lach)

Saat burnout melanda diri kita, maka sudah semestinya kita tidak melakukan kesalahan seperti ini; yakni kebiasaan untuk terus-terusan mengurung diri dengan jangka waktu yang cukup lama. Jangan berpikir bahwa mengurung diri terus-menerus sebagai alternatif jeda. Kita boleh sejenak memberikan waktu kepada diri sendiri, namun kita juga perlu tahu akan batasan.

Sebab menutup diri dengan dunia luar hanya akan memperburuk kondisi kita saat mengalami burnout. Kita akan semakin melihat dunia ini dengan pandangan yang begitu sempit. Maka, ambil jeda secukupnya, kemudian jika sudah sedikit membaik paksakan diri untuk kembali ngobrol dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Baca Juga: 5 Dampak Burnout Terhadap Prestasi Akademik dan Sosial Remaja

3. Melakukan journaling

dm-player
5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnoutilustrasi journaling (pexels.com/Monstera Production)

Terkadang kondisi burnout juga bisa disebabkan lantaran ada banyak tekanan yang kita pikul, juga ada banyak suara-suara dalam pikiran yang tak beraturan sehingga membuat hari-hari tak produktif. Hal demikian sebetulnya dapat kita atasi dengan melakukan kegiatan journaling. Ambil buku dan bolpoin, kemudian perlahan tuliskan semua yang kita pikirkan dan kita rasakan saat itu.

Dengan begitu, kita mampu memahami akar persoalannya dengan lebih jelas. Sederhananya, kita sedang berbagi suara-suara yang ada di dalam pikiran melalui media tulisan. Sebab pikiran kita terbatas, tak bisa menampung semua hal yang ada di dunia ini, sehingga ketika pikiran itu penuh maka akan terjadilah burnout.

4. Mulailah berolahraga

5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnoutilustrasi perempuan berolahraga (pexels.com/Blue Bird)

Olahraga sejatinya bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan untuk mengatasi burnout. Kondisi di mana kita merasa lelah secara fisik, mental, maupun emosi, maka kita perlu menyalurkan emosi-emosi negatif itu ke dalam suatu kegiatan yang dapat meningkatkan adrenalin. Kita boleh melakukan olahraga apa pun selama hal itu mampu menaikkan mood dalam diri. 

Dengan berolahraga, maka organ-organ dalam tubuh kita akan bekerja. Misalnya, otot menjadi menegang, tekanan darah meningkat, dan lain sebagainya. Hal demikian yang mampu memicu hormon dalam diri untuk kembali normal. Begitulah secara sederhananya bahwa olahraga mampu mengatasi burnout. 

5. Keluarlah untuk kembali ke alam

5 Cara Kembali Terkoneksi dengan Diri Sendiri Pasca Burnoutilustrasi bepergian (pexels.com/cottonbro studio)

Saat burnout melanda, maka jangan terlalu betah berlama-lama di dalam suatu ruangan. Ajak diri kita untuk keluar menikmati alam. Tak perlu jauh, di lingkungan terdekat pun sudahlah cukup. Kembalilah ke alam, amati sekeliling, dan lihatlah bagaimana dunia ini sangatlah luas dengan beragam ciptaan-Nya. Pikiran kita yang terasa sempit bukan karena dunia ini sempit, melainkan karena kita yang membuatnya demikian.

Sejatinya, burnout merupakan kondisi wajar yang pasti dialami oleh setiap orang. Justru kondisi demikian menjadi tanda bahwa kita perlu mengambil jeda sejenak untuk beristirahat. Selain itu, burnout juga sebagai sebuah alarm bahwa otak kita perlu pembaharuan, misalnya yang sederhana saja dengan merapikan ruang kerja atau hal lainnya.

Pada akhirnya, semuanya akan baik-baik saja. Keresahan yang kita alami ketika dalam fase burnout sebetulnya hanya sementara lantaran kita sedang betul-betul lelah. Kuncinya selalu yakinkan pada diri sendiri bahwa kita mampu melewati apa pun yang terjadi dalam hidup ini dengan baik. Toh, kecemasan yang kita pikirkan hari ini belum tentu akan benar-benar terjadi di masa mendatang. 

Baca Juga: 7 Potensi Merugikan saat Memaksa Berjalan di Luar Kapasitas, Burnout!

Izah Cahya Photo Verified Writer Izah Cahya

Menulis untuk menghidupkan -do the best- ig : @izahcahya_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya