7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?

Setelah kesulitan, maka akan timbul kebahagiaan

Ada golongan yang sudah pasti memperoleh kebahagiaan di dunia tanpa harus melalui kerja keras. Kebahagiaan ini bersifat alami, dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi kita. Tentu saja ini merupakan hadiah untuk kita sebagai umat Islam yang tidak boleh disia-siakan.

Bersamaan dengan itu, Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 6)

Beranjak dari ayat tersebut, para ulama merangkai golongan yang dijamin memperoleh kebahagiaan di dunia. Bahagia memang sifatnya relatif, tapi jika kita renungi bersama, jika kita berada dalam masalah, lalu di situ ada jalan keluarnya, tentu perasaan kita akan menjadi bahagia, bukan?

Nah, buat kamu yang penasaran siapa saja tujuh golongan yang dijamin bahagia di dunia dalam Islam, simak penjelasannya di bawah, ya!

1. Orang yang sedang terpaksa

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi orang diancam (pexels.com/cottonbro studio)

Jika dalam keadaan terpaksa, kita boleh mengambil pilihan meski hal itu berhubungan dengan sesuatu yang dilarang dalam agama. Contohnya kita dipaksa minum arak, dan jika kita tidak meminumnya akan diancam dan dibunuh. Keadaan seperti ini kita diperbolehkan untuk meminumnya dengan niat melindungi diri (Hifdz al-Nafs).

Contoh lain, kita dipaksa masuk agama sebelah dan jika menolak akan dibunuh. Ini diperbolehkan untuk sementara waktu dengan alasan melindungi diri dari kematian. Adapun jika keadaan telah aman, maka dianjurkan untuk membaca kalimat syahadat lagi, memperbanyak istighfar serta melakukan rutinitas seperti biasanya.

Meskipun begitu, tidak semua hal yang berkaitan dengan larangan boleh dilakukan. Jika hubungannya dengan pemerkosaan dan membunuh nyawa seseorang, hukumnya tidak diperkenankan. Alasannya, karena melanggar hifdzul nasab (menjaga nasab atau keturunan) dan hifdzun nafs (menjaga jiwa). 

2. Orang lupa

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi orang sedang lupa (pexels.com/Ono Kosuki)

Buat kita yang suka lupa, jangan khawatir. Meskipun lupa seringkali membawa petaka untuk kita, namun tidak dipungkiri juga kalau ia membawa rezeki. Manusia memang tidak lepas dari lupa, karena itu adalah fitrahnya manusia itu sendiri. Setiap apa pun kekurangan yang kita miliki, percayalah kalau semua itu ada hikmahnya.

Contohnya, kita puasa, dan lupa makan di siang hari. Alih-alih berdosa, justru kita mendapat rezeki. Keadaan seperti ini tidak dosa dan batal puasanya jika dilanjutkan. Bahkan, ada yang mengatakan, jika kita melanjutkan puasanya, dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah. Tentu saja ini anugerah untuk kita orang-orang benar-benar lupa.

3. Orang tidak tahu

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi anak kecil belajar shalat (pexels.com/Timur Weber)

Tidak semua orang yang tidak tahu atau bodoh harus dikerdilkan dan dijauhi. Kadang kala, orang bodoh membawa keberkahan tersendiri bagi mereka yang diberi anugerah akal dan hati sempurna. Karena adanya orang pintar, lantaran adanya orang bodoh, bukan?

Di sisi lain, kebodohan bagi diri sendiri juga membawa kebahagiaan. Sebagai contoh, kita bicara ketika sedang salat. Salat kita tetap sah, karena kita tidak tahu rukun, syarat dan hal-hal apa saja yang membatalkan salat. Tapi ingat, keadaan seperti ini tidak boleh dimanfaatkan untuk malas belajar, ya!

Baca Juga: Catat, 8 Golongan Orang ini Berhak Menerima Zakat Fitrah!

4. Keadaan sulit

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi keadaan sulit (pexels.com/Download a pic Donate a buck! ^)

Keadan sulit yakni keadaan dimana tidak adanya sesuatu lagi selain sesuatu itu. Ketika kita dalam keadaan seperti ini, kita berhak mendapatkan kabar bahagia, yaitu boleh mengambil atau melakukan tindakan-tindakan yang dilarang dalam agama. Dalam catatan, hal itu tidak dibuat-buat dan harus secara alami.

Contohnya jika kita salat di tempat najis. Salat kita dihukumi sah selama tidak ada tempat lain untuk salat. Contoh lain, kita diperbolehkan untuk memakan daging babi, ketika tersesat di dalam hutan, dan  tidak ada lagi makanan yang halal. Ini diperbolehkan sementara waktu untuk menjaga diri agar tetap hidup.

5. Orang dalam perjalanan atau musafir

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi musafir (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Keadaan selanjutnya adalah kebahagiaan bagi kita yang dalam keadaan musafir. Orang bisa dikatakan musafir jika sesuai dengan ketentuan, yaitu:

  • Harus keluar dari tempat tinggal
  • Memiliki tujuan mulia
  • Serta jarak antara tempat tinggal ke tujuan tidak kurang dari 90 km. Jika masih berada di bawah radius 90 km maka tidak dinamakan musafir.

Untuk contohnya, kita tinggal di Jakarta dan hendak silaturahmi ke orangtua yang di Blitar.  Jarak tempuh dari Jakarta ke Blitar dapat dibilang lebih dari 90 km. Jika kita berpuasa pada saat perjalanan ini, maka diperbolehkan untuk berbuka atau tidak berpuasa. Atau, jika kita ingin jama' dan qashar salat juga dipersilakan.

6. Orang sakit

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi orang sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Untuk keadaan ini, ada keadaan tertentu yang berhak memperoleh kebar kebahagiaan dalam  menjalankan kewajiban. Keadaan ini untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu kerusakan yang lebih besar. Takutnya, kalau melakukan kewajiban itu, sakit yang diderita akan semakin parah dan berujung pada kematian.

Contohnya kita sedang sakit, dan kalau kita kena air bisa jadi semakin parah penyakitnya. Nah, keadaan seperti ini yang tadinya bersuci menggunakan air, sekarang bisa menggunakan debu (tayamum). Lanjut lagi, yang tadinya kita salat sambil berdiri, sekarang kita bisa sambil duduk atau rebahan. 

7. Akalnya kurang

7 Orang yang Dijamin Bahagia di Dunia dalam Islam, Siapa Saja?ilustrasi anak kecil (pexels.com/Muffin Creatives)

Keadaan selanjutnya mengenai orang yang memiliki gangguan kejiwaan (orang gila) atau mereka yang belum mampu membedakan mana yang benar dan yang salah (anak kecil). Golongan ini tidak ada tuntutan untuk menunaikan kewajiban seperti salat, zakat, puasa hingga haji. Lebih lagi, golongan ini juga tidak ada kewajiban untuk mengganti ibadah yang terlewat.

Syaratnya, orang gila tersebut tidak putus-putus kegilaannya. Maksudnya, bukan orang yang hari ini sadar besok gila, atau hari minggu ini sadar minggu selanjutnya gila. Jika gangguan kejiwaannya itu putus-putus, maka di saat sadarnya ia wajib mengganti ibadah yang terlewat.

Mereka adalah tujuh golongan yang dijamin kebahagiaannya di dunia untuk umat Islam. Allah memberikan kabar kebahagiaan itu sesuai dengan kondisi dan situasi seseorang agar mudah dalam menunaikan kewajiban. Tentu dengan memenuhi syarat-syaratnya agar tidak disalahgunakan.

Baca Juga: 4 Golongan yang Tidak Mendapatkan Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Salaful Amin Photo Writer Salaful Amin

Lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya