7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing 

Pola pikir yang sederhana, namun serat makna

'Tak perlu ambil pusing' adalah cara menyikapi sesuatu dengan tenang, namun terstruktur. Simpelnya, hidup simple. Seni ini sangat cocok jika diterapkan ketika kamu memiliki banyak masalah dan problematika hidup. Selain berhubungan dengan kehidupan sekarang, seni ini juga bisa menjadi solusi mengubah mindset kamu tentang masa depan masa lampau.

Menerapkan seni ‘tak usah ambil pusing’ dapat membuat hidupmu menjadi lebih bergairah dan terarah. Untuk itu, berikut ini adalah tujuh hadis yang menerangkan seni ‘tak perlu ambil pusing’. Simak, yuk!

1. Tinggalkan apa yang tidak kamu yakini

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi berjalan, meninggalkan seseorang (pexels.com/Keira Burton)

Agar hidup kamu terasa nyaman, tinggalkan sesuatu yang membuatmu ragu, gelisah dan tertekan. Setelah meninggalkan, baru kamu cari sesuatu yang membuat hatimu merasa aman.

Jangan sampai tidak melakukan aktivitas apa pun, sebab orang yang paling merugi adalah mereka yang tidak mengejar dunia, akhirat juga enggak. Pilih salah satu, dua-duanya lebih bagus.

Rasulullah SAW berasabda:

“Tinggalkan apa yang meragukan, kepada apa yang tidak meragukan.” (Hadis ke 11 pada kitab Arbain An-Nawawi)

2. Gak perlu khawatir masa depan, takdir sudah ada yang ngatur

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi melamun, memikirkan masa depan (pexels.com/The Lazy Artist Gallery)

Kamu tak perlu khawatir soal masa depan. Urusan rezeki, amal, kematian serta bahagia dan sengsara sudah Allah tetapkan saat kamu berusia sebulan sepuluh hari. Mau jungkir baliknya bagaimanapun, jika takdirmu sudah begitu akan tetap begitu. Ini juga namanya rezeki: tak tertukar, tapi tertakar. 

Kamu hanya dituntut untuk terus berusaha semaksimal mungkin, soal hasil kedepannya itu urusan Allah. Ini jika hubungannya dengan takdir Musayyar (yang tidak bisa diganggu gugat). Adapun jika hubungannya dengan takdir Mukhayyar (yang bisa diubah atau dipilih), melalui kerja keras, dan doa bisa membantu. 

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian diutus seorang malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan empat kalimat: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia.” (HR. Bukhari: 3208 dan Muslim: 2643)

Baca Juga: 5 Cara Meyakini Segala Hal yang Terjadi adalah Takdir Terbaik

3. Berbuat semampunya, jika tak mampu tak usah memaksa

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi menolong dan kerja sama (pexels.com/Alex Green)

Yang menjadikan hatimu merasa gelisah adalah terlalu memaksa kehendak di luar batas kemampuan. Apa yang seharusnya tidak kamu lakukan, justru kamu kerjakan. Jika ingin memiliki jiwa yang tentram, jadilah versi dirimu sendiri, tidak perlu ikut-ikutan apa yang orang lain lakukan. Porsi mereka dan porsimu jelas berbeda. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 

“Apa yang aku larang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi para nabi mereka.” (HR. Bukhari: 7288)

4. Cukup niat baik, kamu dapat pahala

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi menolong orang lain (pexels.com/Ahmed akacha)

Kamu tidak perlu ambil pusing saat gagal mengerjakan amal kebajikan. Sebab, niatmu mengerjakan pekerjaan itu sudah dicatat ibadah oleh malaikat. Misalnya kamu ingin silaturahmi ke tetangga, kebetulan saat kamu ke kediamannya, mereka tidak ada di rumah. Niat baikmu ini telah bernilai ibadah, meski pekerjaannya tidak kamu lakukan. 

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah:

“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh puluh ribu lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurnya, dan jika dia berniat kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan.” (HR. Muslim: 187)

5. Manusia tempatnya lupa, salah dan dosa, makanya jangan terlalu percaya pada mereka

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi berbuat salah dan lupa (pexels.com/Alex Green)

Satu hal yang perlu kamu ketahui adalah manusia itu tempatnya lupa, salah dan dosa. Karenanya, jangan terlalu mempercayakan sesuatu kepadanya, jangan pula terlalu berharap padanya.

Bisa jadi suatu saat mereka akan berkhianat atau menjadi musuh. Kamu boleh menitipkan sesuatu pada mereka, namun kamu juga perlu selalu mengawasinya. Percayakan dan titipkan seluruhnya pada Allah, karena Dia selalu terjaga.

Allah berfirman dalam Hadis Qudsi:

“Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung sepenuh langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni dan aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku akan menemuimu dengan sepenuh bumi pula ampunan.” (HR. Bukhari: 3540)

6. Bermanfaat untuk orang lain adalah yang utama

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi membantu orang lain (pexels.com/RDNE Stock project)

Prioritas hidupmu adalah memberikan kemanfaatan pada orang lain, baik melalui ucapan maupun tindakan. Ini ciri khas manusia sebagai makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain. Orang yang cenderung memancing permusuhan, sejatinya mereka adalah golongan bukan dari makhluk sosial.

Agar hidupmu terasa nyaman, kamu tidak perlu menghiraukan ocehan orang lain tentang hidupmu. Yang menjalani hidup itu ya kamu sendiri, bukan orang lain. Makanya, kamu adalah dalang bagi dirimu sendiri. Terus ciptakan kebaikan walaupun sekecil biji Zarrah.

Rasulullah bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.” (HR. At-Tabari: 426)

7. Hiduplah seperti musafir

7 Hadis yang Mendukung untuk Tak Perlu Ambil Pusing ilustrasi musafir (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Agar hidupmu terasa damai dan sentosa, hiduplah layaknya orang yang berpergian (musafir). Ia selalu mengharap-harap sampai pada tujuan, tidak melakukan hal-hal anarkis, serta menyempatkan waktu singkat untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Apa yang menjadi tujuannya, ia akan melakukannya.

Sahabat Ibnu Umar berkata:

"Rasulullah memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir. Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari: 6416)

Sebagai seorang hamba, kamu hanya bisa merancang, berusaha dan berdoa. Urusan hasil, kamu cukup serahkan padanya. Perlu kamu ketahui, ketetapannya adalah bagian dari kasih sayang dan rida-Nya.

Baca Juga: 8 Kumpulan Hadis Larangan Marah, Lengkap dengan Artinya!

Salaful Amin Photo Writer Salaful Amin

Lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya