Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada Pendidikan

Putri telah lama berkecimpung di dunia pendidikan

Intinya Sih...

  • Keluarga adalah fondasi utama dalam kehidupan anak, menjadi tempat pertama menerapkan nilai-nilai kehidupan dan belajar mengenal dunia.
  • Putri Sari mendirikan komunitas Jejak Langit untuk mengoptimalkan peran orangtua dalam tumbuh kembang anak usia 7-10 tahun.
  • Jejak Langit memilih alam sebagai sarana belajar utama dengan tujuan membebaskan anak untuk menjelajah lingkungan baru sambil belajar.

Jakarta, IDN Times - Keluarga adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang anak, menjadi tempat pertama menerapkan nilai-nilai kehidupan dan belajar mengenal dunia. Tak berhenti disitu, anak-anak memperoleh kasih sayang, perhatian, serta dukungan utama dari keluarga. Dapat dikatakan bahwa keluarga menjadi sekolah kehidupan pertama untuk setiap anak.

Keterlibatan orangtua memegang peran penting, memengaruhi pembentukan karakter, moral, bahkan intelektualitas si kecil. Oleh karenanya, orangtua sebagai pendidik utama, memiliki tanggung jawab besar untuk mengoptimalkan berbagai aspek kehidupan. 

Menyadari akan pentingnya peran orangtua dalam tumbuh kembang anak, Putri Sari mendirikan komunitas Jejak Langit. Ibu tiga anak sekaligus psikolog pendidikan ini, mendedikasikan dirinya untuk berkontribusi melalui sejumlah organisasi yang didirikannya. Simak, yuk, kisah inspiratif Putri berdasarkan wawancara khusus AkuPerempuan pada Kamis (29/8/24) secara daring. 

1. Jejak Langit menjadi komunitas keluarga belajar yang fokus untuk anak usia 7-10 tahun dalam mengeksplorasi alam

Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada PendidikanKegiatan komunitas Jejak Langit. (dok.istimewa)

Dunia pendidikan dan anak-anak menggerakkan Putri untuk terjun sebagai Founder dan aktif menjadi kepala sekolah TK Al-Ikhlas. Selain aktif di lembaga pendidikan formal, Putri juga bergerak sebagai pendiri beberapa komunitas. Di antaranya adalah Hana Indonesia, sebuah komunitas parenting islami dan Jejak Langit, komunitas keluarga belajar untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan. 

Jejak Langit merupakan komunitas yang menginisiasi kegiatan anak dan orangtua untuk melakukan aktivitas di alam. Komunitas ini akan mendorong anak dan orangtua untuk mengeksplorasi lingkungan dengan project yang menyenangkan. Utamanya, Jejak Langit menjadi ajang bonding bagi anak dan orangtua. 

"Bonding sangat dibutuhkan untuk usia preteen karena kita ingin anak-anak usia preteen, usia teen, itu masih bisa deket sama orangtua, banyak komunikasi sama orangtua, bertanya sama orangtua, mengobrol sama orangtua," kata Putri menekankan pentingnya menjalin ikatan anak-orangtua. 

Pertumbuhan anak usia 7-10 tahun tak boleh diabaikan. Pasalnya, menurut Putri, usia 7-10 tahun membutuhkan kebersamaan keluarga untuk penanaman value, moralitas, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.  Untuk itu, Jejak Langit hadir sebagai media bagi orangtua dan anak agar tetap menjalin keterikatan yang erat di luar waktu sekolah. 

"Untuk kita bisa mendapatkan bonding itu di usia preteen dan teen, berarti kan kita harus membangun komunikasi itu. Sementara, yang sering kita lihat, anak usia 7 sampai 10 tahun, karena orangtua mungkin mikirnya, 'Oh, ini udah masuk SD,' jadi pendidikan, penanaman value itu kita serahkan ke sekolah," katanya. 

Namun, persepsi ini tak selaras dengan pandangan Putri. Ia beranggapan bahwa setiap rentang usia membutuhkan keterlibatan orangtua yang harus dibangun dengan baik. 

2. Bonding antara anak dan orangtua sangat diperlukan untuk membangun rasa percaya diri, Jejak Langit fasilitasi hal ini

Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada PendidikanKegiatan komunitas Jejak Langit. (dok.istimewa)

Jejak Langit berusaha menekankan pentingnya perkembangan anak dalam rentan usia 7-10 tahun. Sehingga, pada fase tersebut orangtua tak boleh abai, diperlukan ikatan yang kuat dan kebersamaan yang erat dengan keluarga.

Anak-anak pra remaja masih memerlukan arahan dari orangtua, apalagi di usia tersebut anak mulai terpapar interaksi dari luar. Misalnya dari teman-teman, guru, dan orang lain. Putri menekankan, fase pra remaja juga penting untuk diperhatikan sebab pada masa ini anak senang untuk mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya. 

"Kita tentukan ini untuk anak usia 7-10 tahun. Kenapa begitu? Karena kita kan sekarang melihat, biasanya tuh orangtua atau pada umumnya, menganggap pendidikan itu penting untuk usia golden age, usia 0-5 tahun karena itu usia fondasi. Nah, tapi kita lupa kalau usia 7-10 itu juga usia fondasi untuk rentang usia berikutnya, yaitu usia preteen, teen itukan sebenarnya gak kalah challenging," kata Putri. 

Periode usia tersebut memengaruhi bagaimana anak bertumbuh dan berkembang. Itu sebabnya, mereka perlu dikelilingi oleh lingkungan yang bisa memberikan pengaruh positif. Dalam hal ini, orangtua perlu menjadi role model yang baik. 

"Nah, anak itu perlu untuk punya influence dari pria dewasa maupun wanita dewasa yang baik. Karena masing-masing dari pria dan wanita ini punya value yang berbeda," jelasnya. 

Dengan kata lain, peran orang laki-laki dan perempuan dewasa harus seimbang. Hal ini tidak terlepas untuk anak yang dibesarkan oleh single parent. Anak-anak dapat menerima pengasuhan yang seimbang dari peran orang dewasa. 

"Dan kita ingin supaya anak-anak  bisa balance, tahu kapan mereka berani mencoba hal baru, kapan mereka mau berjuang gitu, tapi juga tahu kapan mereka harus berhati-hati, kapan harus waspada. Nah, itu harus didapatkan dari pria dewasa dan wanita dewasa secara balance di anak-anak. Itulah mengapa setiap kegiatan Jejak Langit harus diikuti oleh anaknya, ibunya, dan juga ayahnya," Putri bagikan pandangannya. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Ni Made Ardia Puspa Andini bersama Tactical in Police

3. Bebaskan anak menjelajah lingkungan, Jejak Langit dorong tumbuh kembang anak secara optimal

Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada PendidikanKegiatan komunitas Jejak Langit. (dok.istimewa)

Jejak Langit memilih alam sebagai sarana belajar utama dengan tujuan membebaskan anak untuk menjelajah lingkungan baru sambil belajar. Anak di rentang usia tersebut, memang memiliki daya pikir yang tengah bertumbuh. Maka, diperlukan stimulasi yang lebih banyak agar mampu mengkritisi hal-hal baru.

Putri menekankan, alam tak hanya melingkupi elemen yang berhubungan dengan tanah, hewan, dan tumbuhan, namun juga mencangkup lingkungan sosial. Dengan mengikuti aktivitas Jejak Langit, orangtua yang tergabung dalam komunitas, dapat mengetahui sejauh apa penerapan nilai yang disosialisasikan pada anak, diterapkan dalam lingkungan sosial. 

"Karena alam itu tempat kita bisa mengeksplor segala sesuatu dan yang paling utama, alam adalah sesuatu yang di luar kontrol kita, sesuatu yang gak ketebak. Jadi, justru dari alam itu, anak dan orangtua bisa mengasah banyak hal dan belajar banyak hal ketimbang kita belajar dari sesuatu yang memang sudah dikemas sedemikian rupa gitu," terang Putri.

Alam memberikan stimulasi yang penting, beragam, dan eksploratif dibandingkan kegiatan di dalam ruangan. Ketika anak-anak keluar ruangan, diharapkan daya pikirnya dapat lebih berkembang dan tidak terbatas pada benda-benda dalam ruangan. Usaha ini dipercaya akan memberikan stimulasi yang optimal pada anak. 

Pandangan tersebut sejalan dengan pernyataan Putri, "Mereka belajar segala macam, mulai dari belajar kritis, belajar sensory play, tentunya untuk mengasah segala macam, dan pasti kepekaan sama lingkungan. Itu penting banget dan kita butuhkan karena anak-anak yang punya kepekaan, baik kepekaan fisik sama kepekaan hati, itu harapannya bisa lebih mudah untuk mempunyai adab yang baik sama lingkungannya." 

Putri percaya jika anak-anak memiliki adab yang baik, dia akan mampu mengembangkan kemampuan sosial secara lebih baik. Fondasi ini sangat penting untuk menebarkan kebermanfaatan bagi sekitar. 

4. Jejak Langit hadirkan aktivitas yang menyenangkan untuk anak dan orangtua, bikin weekend jadi lebih seru!

Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada PendidikanPutri Sari, psikolog pendidikan dan founder Jejak Langit. (dok.istimewa)

Jejak Langit memiliki tiga rangkaian kegiatan untuk setiap keluarga yang bergabung dengan komunitas ini. Project-based study ini terdiri dari Proyek Bumi, Proyek Langit dan Proyek Semesta.

Proyek Bumi menekankan eksplorasi diri dan lingkungan, belajar untuk menjadi bagian dari masyarakat dan memberi kebermanfaatan. Biasanya, keluarga yang mengikuti proyek, mengikuti kegiatan panen, seperti panen jagung, kacang, ikan, dan berbagai aktivitas lain. 

Proyek kedua, yakni Proyek Langit yang menghadirkan praktisi untuk belajar langsung dari ahli guna menumbuhkan empati dan memberikan solusi bagi lingkungan. Kegiatan ini akan mengenalkan permasalahan lingkungan serta krisis alam yang tengah terjadi di bumi, namun dikemas dengan gaya menyenangkan. 

Terakhir, ada proyek semesta, yakni mengenalkan anak pada alam sambil meningkatkan kemampuan atau keterampilan diri. Proyek semesta diharapkan dapat menjadi sarana untuk eksplorasi skill anak dan menumbuhkan rasa percaya diri. 

"Proyek semesta itu tujuannya supaya anak-anak itu lebih percaya diri karena mereka punya life skill. Misalnya, kita mengajak anak untuk mengolah bambu, jadi biar mereka tuh lebih merasa bahwa 'aku tuh memang mampu' sehingga ketika mereka tadi sudah tahu bahwa bumi itu lagi sakit, mereka akan percaya diri untuk bisa melakukan sesuatu untuk buminya," sebutnya.

Seluruh kegiatan Jejak Langit berlangsung selama tiga minggu. Tahapnya, di minggu pertama, biasanya anak dan orangtua akan melakukan riset. Kemudian pada pekan kedua, keluarga akan terjun langsung ke lapangan, bertemu ahli dan praktisi untuk belajar hal baru. Terakhir, di minggu ketiga, keluarga akan mempresentasikan hasil dari project yang dikerjakan. 

Seluruh rangkaian kegiatan Jejak Langit diharapkan dapat mempererat hubungan anak-orangtua. Tak hanya mengenal alam, aktivitas yang diikuti juga diyakini mampu melatih kemampuan motorik, perkembangan afektif, hingga kognitif pada anak usia 7-10 tahun. 

5. Putri: anak yang pintar bukan yang nilainya bagus, tapi yang bisa bermanfaat bagi orang lain juga

Kisah Putri Sari Bangun Jejak Langit, Wujud Cintanya pada PendidikanKegiatan komunitas Jejak Langit. (dok.istimewa)

Putri memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan. Sejak kecil, ia sudah merasakan kecintaan mendalam terhadap proses belajar-mengajar, sebuah minat yang terus berkembang seiring waktu. Pendidikan bukan hanya sekadar profesi bagi Putri, melainkan  sebuah panggilan hati.

"Jadi, sebenernya kalau ditanya awal mulanya kenapa suka pendidikan, dari kecil emang udah cita-citanya mau jadi guru. Jadi, sudah sampai besar itu arahnya memang udah ke situ terus," kenangnya. Kemudian, Putri menempuh pendidikan dengan program studi Psikologi Pendidikan dan melanjutkan studi di bidang serupa. 

Baginya, menjadi kebahagiaan tersendiri apabila ilmu yang ia sebarkan menjadi berdampak untuk orang lain. Baginya, pendidikan bukan hanya tentang mendapatkan pengetahuan, tetapi juga tentang memberikan manfaat kepada sesama.

"Ibuku selalu berpesan, anak yang pintar itu bukan yang nilainya bagus, tapi yang bisa bikin orang lain juga paham, bikin orang lain juga pintar," jabarnya. Penanaman inilah yang membuat Putri bersemangat menjadi pendidik.

Putri percaya, setiap perempuan harus berjuang untuk passion-nya. Sebab, apabila seseorang menjalani suatu peran secara positif, timbal balik pada dirinya akan semakin besar dan berlimpah. 

"Perempuan yang oke itu adalah yang tahu misi hidupnya itu sebenarnya apa. Aku pun sebenarnya masih berproses ke situ, tapi at least aku bisa bilang bahwa aku ini kayaknya memang fokusnya, passion-nya itu. Aku paham bahwa passion aku itu di dunia pendidikan, sehingga ketika kayak sekarang, aku bisa dibilang ibu bekerja, tapi aku bekerjanya di pendidikan. Apa yang aku lakukan itu, justru jadi charger untuk aku kembali ke rumah dan ketemu lagi sama anak-anak," tutup Putri.

Baca Juga: Cerita Inspiratif Galih, Pengajar Muda dan Inisiator Bekal Pendidik

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya