Benarkah Bulan Safar adalan Bulan Sial? Ini Menurut Islam

Tidak dibenarkan memercayai bulan Safar membawa kesialan

Intinya Sih...

  • Banyak orang meyakini bulan Safar membawa kesialan, terutama di Indonesia.
  • Rasulullah menolak tegas anggapan tersebut dan menjelaskan bahwa kejadian terjadi atas kehendak Allah, bukan disebabkan oleh bulan atau zaman.
  • Pada bulan Safar, Rasulullah malah melaksanakan acara penting seperti pernikahan, hijrah, dan perang yang dimenangkan umat Islam.

Banyak orang berasumsi bahwa bulan Safar merupakan bulan yang akan mendatangkan kesialan. Anggapan ini semakin menguat bila memasuki fase bulan Safar. 

Benarkah bulan Safar merupakan bulan yang membawa ketidakberuntungan, terutama menurut ajaran Islam? Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Bulan Safar bukanlah bulan sial dan penuh cobaan, Rasulullah menyangkal secara tegas

Benarkah Bulan Safar adalan Bulan Sial? Ini Menurut IslamMasjid Sultan Omar Ali Saifuddin (pixabay.com/AdamHillTravel)

Anggapan bahwa Bulan Safar merupakan bulan yang akan mendatangkan musibah dan bencana, semula muncul di kalangan masyarakat Arab. Asumsi ini menyebar di Indonesia hingga banyak orang meyakini hal tersebut. Padahal, prasangka tersebut tidaklah benar, Rasulullah menyangkal secara tegas hal tersebut. 

Bulan Safar bukanlah periode waktu yang penuh dengan cobaan dan mendatangkan peristiwa buruk bagi manusia. Rasulullah menolak secara tegas pendapat tersebut melalui hadis riwayat Bukhari:

“Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa,” (HR al-Bukhari). 

2. Apakah tolak ukur bulan yang buruk?

Benarkah Bulan Safar adalan Bulan Sial? Ini Menurut IslamMasjid Jame Brunei Darussalam (IDN Times/Athif Aiman)

Safar memiliki arti sepi atau sunyi. Di masa lalu, keadaan masyarakat Arab pada bulan Safar sangatlah sepi karena orang-orang meninggalkan rumahnya untuk perang atau berpergian. 

Syekh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi dalam NU Online menjelaskan bahwa Rasulullah menolak tuduhan atas suatu kejadian kepada selain Allah. Artinya, suatu peristiwa terjadi atas kehendak Allah, bukan disebabkan oleh sebuah bulan, zaman, atau anggapan lainnya. 

Untuk itu, tidak dibenarkan menganggap bulan Safar membawa kesialan dan akan mendatangkan sesuatu yang mencelakai manusia. Sebab, semua kejadian, peristiwa, dan takdir manusia telah dicatatakan sejak zaman azali dan menjadi ketentuan-Nya.

Baik atau buruknya suatu zaman, tidak dilihat dari kejadian yang dialami pada periode waktu tersebut. Melainkan, dilihat dari banyaknya kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia pada masa tersebut. 

Baca Juga: Kalender Bulan Safar 2024 dan Hari Penting, Cek Tanggalnya!

3. Rasulullah melaksanakan beberapa hal penting saat Bulan Safar

Benarkah Bulan Safar adalan Bulan Sial? Ini Menurut IslamMasjid Raya Mujahidin, Pontianak (google.com/maps/Rofidatul Mu'afiyah)

Tidak dibenarkan menganggap suatu bulan mendatangkan kesialan. Selain itu, pada bulan Safar, Rasulullah justru melaksanakan beberapa acara penting seperti melangsungkan pernikahan dengan Khadijah, menggelar pernikahan Ali dan Fatimah az-Zahra, hijrah dari Mekah ke Madinah, dan melangsungkan perang pertama, yakni perang Abwa. 

Pada bulan Safar pula terjadi perang Khaibar yang dimenangkan oleh umat Islam. Peristiwa besar tersebut jadi bukti bahwa bulan Safar bukanlah waktu yang membawa kesialan.

Jadi, anggapan bulan Safar membawa kesialan tidak layak dijadikan tuntunan bagi orang beriman. Sebaliknya, ini malah berpotensi membuat prasangka buruk. 

Baca Juga: 7 Amalan Bulan Safar yang Dianjurkan, Perbanyak Dzikir

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya