Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!

Ketahui juga amalan sunah lain yang dianjurkan Nabi SAW

Intinya Sih...

  • Bulan Muharram merupakan bulan mulia dan pembuka tahun baru umat Islam
  • Menyantuni anak yatim pada 10 Muharram disebut Lebaran anak yatim
  • Amalan sunah lain yang dianjurkan pada 10 Muharram antara lain puasa, membaca surat Al-Ikhlas, dan sedekah

Sebagai bulan pertama dalam kalender hijriah, Muharram merupakan bulan mulia yang memiliki berbagai keutamaan serta sejarah penting bagi umat Islam. Bulan ini juga termasuk bulan pembuka tahun baru, sehingga kerap disebut sebagai Hari Raya Umat Islam.

Sepanjang bulan Muharram, kaum muslim dianjurkan untuk menunaikan berbagai amalan sunah, salah satunya adalah menyantuni anak yatim. Bagi masyarakat muslim di Indonesia, kegiatan menyantuni anak yatim sudah menjadi tradisi setiap tanggal 10 Muharram.

Tak heran, menyantuni anak yatim pada 10 Muharram juga disebut sebagai Lebaran anak yatim (Idul Yatama). Lantas, kenapa 10 Muharram disebut lebaran anak yatim? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan lengkap melalui artikel ini.

1. Keistimewaan bulan Muharram

Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!ilustrasi membaca Al-Quran (pexels.com/Pok Rie)

Muharram adalah bulan yang sangat mulia. Dikutip NU Online, dalam Kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram, KH Sholeh Darat, menyebutkan bahwa awal Muharram merupakan tahun barunya seluruh umat Islam dan pada tanggal 10 Muharram, hari raya tersebut umumnya digunakan untuk bergembira dengan cara shadaqah atau memberi makanan kepada para faqir.

Muharram sendiri termasuk salah satu dari empat bulan haram. Adapun tiga bulan lainnya, yakni bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Sebagaimana tertuang dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW, bersabda:

“Sesungguhnya zaman sudah berputar seperti hari di mana Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri dari 12 bulan, di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berturut-turut: Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada di antara Jumadil Akhir dan Syaban.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, di sepanjang bulan haram tersebut kaum muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh. Sebab, pada empat bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT tersebut, Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi seluruh umat muslim yang mengerjakan kebajikan. Begitupun perbuatan dosa, juga ikut dilipatgandakan.

2. Kenapa 10 Muharram disebut Lebaran anak yatim?

Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!ilustrasi anak yatim (unsplash.com/Raka Dwi Wicaksana)

Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 10 Muharram, umat Islam terutama di Indonesia memperingati hari tersebut dengan menyantuni anak yatim. Tak heran, bila 10 Muharram kerap disebut sebagai Lebaran anak yatim.

Lantas, mengapa 10 Muharram disebut Lebaran anak yatim? Dikutip Jatim NU, hal ini bukan tanpa alasan. Sebab, tradisi menyantuni anak yatim sebenarnya sudah terbentuk sejak dahulu, baik dilakukan oleh para ulama maupun masyarakat umum.

Bahkan, amalan ini dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW karena keutamaan bulan Muharram itu sendiri. Masih dikutip Jatim NU, dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa wal Mursalin karya Abullaits Assamarqandi (w. 373 H) disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah SWT akan memberikan seribu pahala malaikat dan 10.000 pahala syuhada. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah SWT mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”

Penyebutan istilah Lebaran anak yatim (Idul Yatama) pada 10 Muharram merupakan bentuk ungkapan masyarakat, khususnya umat Islam untuk menggambarkan kebahagiaan anak yatim. Sebab pada hari itu, banyak orang berbondong-bondong menunjukkan kasih sayang dan kepedulian mereka terhadap anak-anak yatim, sehingga anak-anak yatim bisa merasakan kasih sayang yang berlimpah.

Adapun maksud dari mengusap kepala anak yatim sebagaimana tertera pada hadis di atas, yaitu sebagai wujud kasih sayang dan kepedulian kepada mereka. Bentuk kasih sayang tersebut dapat ditunjukkan dengan cara memberi santunan, baik berupa sandang, pangan, ataupun papan.

3. Keutamaan menyantuni anak yatim pada 10 Muharram

Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!ilustrasi berdoa (pexels.com/Alena Darmel)

Dalam ajaran Islam, menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat dianjurkan, bahkan memiliki beberapa keutamaan. Rasulullah SAW sendiri sangat menyayangi anak yatim. Beliau menjamu dan memberikan sedekah, bukan hanya kepada anak-anak yatim, melainkan juga keluarga mereka.

Ketika seorang muslim menyayangi anak yatim sepanjang hidupnya, niscaya kedudukannya akan dekat dengan Rasulullah SAW. Bahkan saking dekatnya, Nabi SAW mengibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah. Hal ini sebagaimana tertera dalam hadis riwayat Bukhari, yaitu:

“Bahwa aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, kemudian Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ia renggangkan.” (HR Bukhari)

Selain itu, dikutip Jatim NU, menyantuni anak yatim pada 10 Muharram juga dapat melembutkan hati yang keras dan mengabulkan hajat. Hal ini sebagaimana tertera dalam salah satu riwayat Thabrani dari Abu Darda’, sebagai berikut:

“Diriwayatkan dari Abi Darda’, ia bekata: Seorang laki-laki sowan mengeluhkan kekerasan hatinya, lalu Rasulullah SAW berpesan: Apakah kamu ingin hatimu lembut dan hajatmu terkabul? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, beri ia makan dari makananmu, maka hatimu akan lembut dan hajatmu akan terkabul.” (HR Thabrani, sanadnya ada yang tidak disebutkan dan sebagian mudallis)

Baca Juga: Doa Buka Puasa Asyura 10 Muharram dan Sunahnya

4. Bentuk-bentuk perayaan Lebaran anak yatim

Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!ilustrasi membaca Al-Quran (pexels.com/Alena Darmel)

Di Indonesia sendiri, tradisi merayakan Lebaran anak yatim pada 10 Muharram dilakukan melalui berbagai cara. Dilansir situs resmi baznas.go.id, berikut adalah bentuk-bentuk perayaan lebaran anak yatim, di antaranya:

  • Buka puasa bersama

Berpuasa merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada 10 Muharram. Pada hari tersebut juga biasanya panti asuhan dan masjid akan mengadakan acara buka puasa bersama anak yatim. Melalui kegiatan ini, anak-anak yatim memiliki kesempatan untuk mempererat hubungan sosial serta mendapat kasih sayang dari orang-orang sekitarnya.

  • Santunan

Ini merupakan bentuk perayaan Lebaran anak yatim yang banyak dilakukan oleh masyarakat muslim. Di Indonesia sendiri, banyak individu, keluarga, dan organisasi memberikan santunan kepada anak yatim, baik berupa uang, pakaian, paket sembako, hingga peralatan sekolah. Melalui kegiatan ini, anak-anak yatim diharapkan bisa mendapat kebahagiaan yang sama dengan anak-anak lainnya.

  • Hiburan

Selain acara buka puasa bersama dan santunan, biasanya masyarakat muslim di Indonesia merayakan Lebaran anak yatim dengan mengadakan hiburan. Hiburan ini berisi berbagai kegiaan yang menyenangkan, seperti lomba, pertunjukkan musik, dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk memberikan kegembiraan kepada anak yatim.

5. Amalan sunah lainnya yang dianjurkan Rasulullah SAW pada 10 Muharram

Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Simak Penjelasannya!ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/PNW Production)

Pada 10 Muharram, umat Islam tidak hanya dianjurkan untuk menyantuni anak yatim sebagai bentuk dari amal saleh. Sebab, di bulan yang istimewa tersebut Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal saleh yang dikerjakan oleh umatnya. Oleh karena itu, ada sejumlah amalan lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikerjakan pada 10 Muharram, yakni:

  • Puasa

Dikutip laman NU Online, puasa merupakan salah satu amalan yang disunahkan pada 10 Muharram atau hari Asyura. Anjuran ini sebagaimana tertuang dalam sabda Rasulullah SAW:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.” (HR Muslim)

Mengamalkan amalan berpuasa pada 10 Muharram, niscaya orang yang menunaikan ibadah puasa itu akan dihapuskan dosanya yang setahun lalu. Hal ini sebagaimana tertera dalam hadis riwayat Muslim, yaitu:

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: Rasulullah SAW bersabda, pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura dapat melebur dosa setahun yang telah lewat.” (HR Muslim)

  • Membaca surat Al-Ikhlas

Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali pada 10 Muharram juga merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat muslim. Anjuran ini sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdul Hamid dalam kitab Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur, yaitu:

“Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, salatlah, sambung silaturahmi, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit, dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, dan membaca surat Al-Ikhlas 1000 kali.”

  • Sedekah

Terakhir, ada sedekah, yang termasuk ke dalam salah satu amalan sunah yang dianjurkan pada hari Asyura. Anjuran ini juga dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, sebagai berikut:

“Orang yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura’, maka Allah SWT akan melapangkan hidupnya pada tahun tersebut.” (HR At-Thabarani dan Al-Baihaqi)  

Demikianlah penjelasan mengenai kenapa 10 Muharram disebut Lebaran anak yatim. Meskipun Lebaran anak yatim atau Idul Yatama dikaitkan dengan 10 Muharram, namun wajarnya menyantuni anak yatim tidak hanya dilakukan pada waktu tersebut, melainkan kapan pun dan di mana pun tanpa harus menunggu tanggal 10 Muharram.

Baca Juga: 3 Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram, Singkat dan Bermakna!

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya