5 Tanda Kamu Orang yang Problematik, Punya Banyak Masalah?
Ilustrasi orang sedih (pexels.com/Alex Green)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hidup ini memang adalah rangkaian masalah yang gak akan berakhir. Saat bersekolah, masalahmu adalah ujian kelulusan. Pun ketika kuliah masalahmu adalah menyusun tugas akhir atau skripsi.
Saat sudah lulus, masalahmu adalah mencari pekerjaan yang sesuai. Bahkan, hingga sudah mapan pun, masalahmu berikutnya adalah mencari pasangan hidup, dan seterusnya.
Selama masih bernafas akan ada masalah silih berganti yang membuat dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi, gak semua orang menyikapi masalah dalam hidupnya dengan benar. Ada jenis orang yang problematik dan seolah hidupnya selalu rumit dan masalahnya selalu berat, lho. Berikut lima tanda yang menunjukkan kalau kamu adalah orang yang problematik.
1. Menjadikan masalah sebagai alasan
ilustrasi berdebat (pexels.com/Yan Krukov)Orang yang problematik senang menjadikan masalah sebagai alasan. Tanpa berusaha untuk mencari solusi dari masalah tersebut, mereka hanya terus menjadikannya masalah itu sebagai alat untuk dikambing hitamkan.
Misal, ketika mereka sering terlambat dengan alasan rumahnya yang jauh, atau jalanan yang macet. Sementara, sebenarnya jika mau mencari solusi, mereka mungkin bisa berangkat lebih cepat atau memilih menggunakan angkutan umum yang bebas macet, dan lainnya.
2. Berharap semua orang memaklumi sikapmu
Ilustrasi seseorang menyendiri (pexels.com/Michelle Leman)Kamu selalu ingin dimaklumi atas sikap dan tindakan yang kasar atau perkataan yang kurang sopan. Sebab, kamu tengah memiliki masalah dalam hidupnya. Kamu ingin semua orang merasa apa yang dia lakukan sebagai hal yang wajar.
Padahal, tanpa kamu sadari, itu hanyalah pembenaran yang dibuat oleh pikirannya sendiri. Sebab, semua orang punya masalahnya masing-masing. Hanya saja kamu gak menjadikannya sebagai alasan untuk mewajarkan sesuatu yang salah.
Baca Juga: 5 Plus Minus Sifat Cuek dalam Menghadapi Masalah, Empati Rendah!
3. Selalu berekspektasi kepada orang lain
Editor’s picks
ilustrasi circle pertemanan (pexels.com/Khoa Võ)Ekspektasi kepada orang lain merupakan sumber masalah yang harusnya bisa diatasi. Sayangnya, gak semua orang punya pikiran demikian. Justru, kebanyakan orang lebih suka menjadikan itu sebagai masalah dalam hidupnya.
Menyalahkan orang lain karena ekspektasinya yang gagal terpenuhi menjadi semacam kebiasaan bagi orang yang problematik. Kamu merasa orang lain yang harus bertanggung jawab atas rasa kecewa yang hadir dalam hatimu.
4. Gampang membesar-besarkan masalah
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Keira Burton)Membesarkan masalah yang sebenarnya kecil atau sederhana juga pertanda lain bahwa hidupmu problematik. Seolah kamu senang sekali membuat sebuah masalah terlihat lebih rumit dari yang seharusnya. Entah untuk tujuan apa yang pasti ini gak semestinya dilakukan.
Masalah akan terlihat besar jika kamu berpikir dia sungguh sulit untuk dipecahkan. Sebaliknya, semakin kamu berpikir bahwa semua itu mudah, maka jalan keluar akan terlihat dengan lebih cepat.
5. Gak punya pikiran yang solutif
Ilustrasi orang bingung (pexels.com/RDNE Stock project)Sibuk meratapi nasib, mengeluh di media sosial dan kepada orang-orang, mencari kambing hitam, serta melakukan hal gak bermanfaat lainnya saat ditimpa masalah, jelas bukan hal yang baik. Itu artinya, kamu gak punya pikiran yang solutif.
Kamu gak fokus pada solusi dan lebih memilih untuk membiarkan masalah itu semakin besar. Kecenderungan semacam ini membuat masalahmu jelas jadi lebih rumit. Alhasil, solusi yang diinginkan jadi gak terlihat meskipun sebenarnya dia ada di depan mata.
Problematik adalah sifat yang sangat gak berguna dan sebaiknya dihentikan. Selain mempersulit hidup, ini juga gak membantumu sama sekali dalam menghadapi masalah yang datang.
Baca Juga: 5 Hal Positif saat Mau Menerima Masalah Sebagai Bagian dari Hidup
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
