5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab 

Tidak membebankan konsekuensi pada orang lain

Tidak mudah untuk mengaku kesalahan. Dibutuhkan keberanian dan kebesaran hati untuk menegakkan kepala dan mengatakan “maaf”. Tidak semua orang bisa, lho, bahkan orang-orang yang punya jabatan atau memegang kekuasaan.

Padahal, justru sikap mengaku salah adalah bagian penting dari tanggung jawab. Bukan seorang pemimpin yang baik kalau tidak berani bertanggung jawab untuk kesalahannya sendiri. Mari telusuri lebih lanjut melalui penjelasan di bawah.

Baca Juga: [QUIZ] Apakah Kamu Pemilik Kucing yang Bertanggung Jawab?

1. Tidak membebankan konsekuensi pada orang lain

5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sadarkah kamu, setiap perbuatan yang kamu lakukan bukan hanya akan berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain? Coba bayangkan ketika kamu sedang kerja kelompok, kamu dan teman-temanmu pasti punya satu tujuan yang sama. Bila kamu melakukan kesalahan, pasti anggota tim lain harus menanggung akibatnya.

Lain cerita saat kamu berani mengakui kesalahan itu. Kamu bukan hanya mau mengaku, tapi juga mau tanggung jawab untuk kesalahanmu. Orang pasti akan jauh lebih rispek dengan sikap seperti ini, dibanding selalu berusaha untuk terlihat sempurna tapi pada akhirnya malah merugikan.

2. Bersedia menunjukkan sisi lemah pada orang lain

5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/SHVETS production)

Setiap orang pasti punya kelemahan. Sayangnya, tidak semua orang berani untuk mengakuinya hanya karena tidak ingin dicap “lemah” oleh orang lain.

Alhasil, ia berusaha sekuat tenaga untuk menutupi sisi lemah tersebut. Sikap ini jelas tidak bertanggung jawab. Bukannya bikin kagum, malah orang akan ilfil lihat sikapmu.

3. Melatih sikap berani menghadapi dan menyelesaikan masalah

5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Orang yang tidak mau mengakui kesalahan sama saja dengan orang pengecut yang terlalu takut menghadapi hasil perbuatannya sendiri. Dengan kata lain, ia pun memilih “jalan sempit” dengan lari dari masalah.

Perbuatan ini hanya akan merugikan dirimu di masa depan. Kamu harus melatih mental dari sekarang untuk berani menghadapi masaalah, bukannya terus menyembunyikan diri.

Baca Juga: 5 Situasi yang Akan Menyebabkan Pikiran Salah Mengambil Keputusan

4. Membuka peluang untuk dikoreksi orang lain

5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab ilustrasi mengobrol (pexels.com/Antoni Shkraba)

Siapa yang di sini hobi defensif setiap diberi masukan atau kritik? Sadari, ini bukan kebiasaan yang baik. Sama saja kamu tidak ingin dengar-dengaran saran orang. Padahal, mereka yang memberi masukan biasanya orang yang punya derajat lebih tinggi darimu, seperti orangtua atau atasan.

Bila kamu terus defensif dan keras kepala membenarkan diri sendiri, maka kamu pun akan jadi pribadi yang temperamental. Sulit untukmu percaya pada orang lain, karena kamu hanya ingin dinilai baik oleh mereka.

5. Tidak mengaku salah bisa menuju pada kebohongan

5 Alasan Mengaku Salah Adalah Bagian dari Tanggung Jawab ilustrasi mengobrol (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seseorang yang tidak ingin dipandang jelek bisa saja menghalalkan segala cara. Termasuk, berbohong atau melimpahkan kesalahan pada orang lain. Kebiasaan ini bisa jadi penyakit serius, karena melatihmu untuk tidak berkata jujur—baik pada diri sendiri, maupun orang lain.

Kalau kita menyadari betapa pentingnya mengakui kesalahan, maka kita pun akan jadi pribadi yang berbesar hati dalam menerima dan tanggung jawab mengakui kelemahan diri sendiri. Untuk apa, sih, mencari pengakuan orang? Lebih baik menjadi diri sendiri yang apa adanya.

Baca Juga: 5 Perbedaan Sibuk dan Produktif, Jangan Sampai Salah

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya