5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin Krusial

Gak perlu jadi aktivis dulu kok

Akhir-akhir ini, isu mengenai kualitas udara Jakarta tengah menjadi perbincangan hangat. Padahal, bukan hanya di ibu kota saja lho, guys. Kondisi udara yang mengkhawatirkan juga menjadi masalah besar di daerah-daerah lain di Indonesia bahkan dunia. 

Dampaknya, kualitas udara yang mengkhawatirkan ini dari banyaknya masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA dalam beberapa bulan terakhir.

Sebagai generasi yang punya peran besar terhadap nasib lingkungan di masa depan, ternyata Gen Z bisa berkontribusi lewat lima hal ini untuk memperbaiki kualitas udara di Indonesia. Apa saja itu? Yuk, kita cek di bawah!

1. Stop bakar sampah sembarangan!

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin Krusialilustrasi sampah yang dibakar sembarangan (123rf.com/mirage3)

Siapa nih yang suka sebel kalau pas lagi buka jendela atau pintu rumah, tiba-tiba menghirup asap pembakaran sampah yang dibakar sama orang lain? Selain baunya gak enak, asap dari hasil pembakaran sampah juga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. 

Terus, apa dong yang bisa kita lakukan sebagai Gen Z? Dimulai dari meminimalisir sampah plastik. Bulatkan tekadmu untuk gak bakar sampah di rumah. Untuk sampah organik, kamu bisa mengolahnya menjadi kompos. Edukasi orangtua supaya gak bakar sampah sembarangan juga penting. 

Bagaimana kalau tetangga yang bakar sampah? Kamu bisa tegur dengan sopan. Kalau masih gak mempan juga, bacain aja isi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Gimana, berani coba?

Baca Juga: 5 Aksi Kreatif Gen Z Atasi Perubahan Iklim, Kece Parah!

2. Bepergian pakai transportasi umum, hemat biaya dan bisa kurangi polusi juga

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin Krusialilustrasi naik transportasi umum (123rf.com/ferli)

Menghemat bensin dan mengurangi jumlah kendaraan di jalan yang artinya menurunkan emisi karbon. Sebisa mungkin, gunakanlah transportasi umum untuk bepergian. Sesekali jadi kaum ‘nebengers’ juga gak masalah kalau perginya bareng teman. 

Coba cari teman yang satu rute denganmu. Selain menghemat energi, bisa menghemat uang juga, ‘kan? Atau kalau mau adil, kalian bisa saling ganti-gantian deh. Siapa yang gilirannya jemput dan siapa yang gilirannya nebeng.

3. Menanam pohon biar polusi udara gak tambah parah

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin Krusialilustrasi menanam pohon (123rf.com/pandorapictures)

Menanam pohon merupakan langkah kecil yang bisa dilakukan Gen Z untuk mengurangi polusi udara secara signifikan. Dalam makalah yang diterbitkan Universitas Southampton dalam jurnal berjudul "Landscape and Urban Planning" pada 2011 lalu menunjukkan bahwa pepohonan perkotaan di kota London dapat menghilangkan antara 850 dan 2.000 ton polusi partikulat (PM10) dari udara setiap tahunnya. 

Bicara soal tanam menanam pohon, program restorasi hutan rawa gambut terbesar di Sumatra, Restorasi Ekosistem Riau (RER) juga melakukan upaya restorasi dengan menumbuhkan dan merawat pohon anakan alam yang kelak menjadi sumber masa depan hutan Riau di tempat pembibitan. Tempat pembibitan terbesar RER terletak di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau.

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin KrusialTempat pembibitan RER yang terletak di Semenanjung Kampar, Riau (dok. rekoforest.org)
dm-player

Tempat pembibitan ini dapat menampung hingga 25.000 bibit. Di tahun 2022 lalu, keenam tempat pembibitan RER menghasilkan dan merawat lebih dari 28.960 bibit. Meskipun prosesnya tak mudah, hal ini memberikan kepuasan tersendiri ketika tim RER berhasil menemukan bibit yang dicari, dan kemudian merawat dan melindunginya hingga mereka tumbuh dan ditanam kembali di alam liar. 

Hal ini menjadi alasan mengapa pembibitan tanaman RER menjadi bagian penting dalam proses regenerasi alam di Riau. Oh ya, buat yang belum tahu, RER yang diinisiasi oleh APRIL Group telah melindungi lebih dari 150.000 hektar hutan rawa gambut di Riau, atau dua kali luas negara Singapura selama satu dekade terakhir. Keren banget gak sih, guys?

4. Mendukung kebijakan energi terbarukan

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin Krusialilustrasi Gen Z mendukung kebijakan energi terbarukan (123rf.com/halfpoint)

Pemerintah saat ini mulai mendorong penggunaan berbagai sumber energi terbarukan sebagai penggantinya. Sebab, penggunaan energi berbasis fosil dinilai tidak ramah udara dan menyumbang emisi karbon yang sangat tinggi. Kamu juga bisa ikut mendukung kebijakan pemerintah yang satu ini dengan beralih menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai moda transportasi.

Eits, gak cuma kamu aja yang berkontribusi mendukung kebijakan energi terbarukan. APRIL Group, salah satu produsen serat, pulp, dan kertas terbesar di dunia yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau juga sudah menerapkan penggunaan energi terbarukan dan bersih.

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin KrusialSolar panel APRIL Group (dok. APRIL Group)

Dikenal dengan produk PaperOne yang dipasarkan hingga ke 110 negara, APRIL Group mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dalam aktivitas pabrik sejalan dengan target Climate Positive pada komitmen keberlanjutan APRIL2030. Saat ini tingkat pemanfaatan energi terbarukan APRIL Group telah mencapai 88,6 persen mendekati target 90 persen yang ingin dicapai hingga 2030. Instalasi panel surya sebesar 11 MW dari target 50 MW dan biomassa yang dihasilkan dari sisa buangan produksi memainkan peran penting dalam pencapaian ini. 

APRIL Group telah melakukan banyak hal sebagai bagian dari komitmen net-zero. Termasuk melakukan dekarbonisasi di seluruh area operasinya, meningkatkan produktivitas lahan sejalan dengan konsep pengelolaan hutan berkelanjutan, serta menginisiasi program restorasi dan konservasi, salah satunya program RER di Semenanjung Kampar.

5. Menutup kanal liar untuk memastikan lahan gambut tetap basah, sebagai upaya pencegahan kebakaran

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin KrusialUpaya RER dalam menghidrasi kembali hutan gambut dan mengembalikannya ke kondisi alami dengan menutup kanal drainase (dok. rekoforest.org)

Guys, kamu tahu gak sih, kalau di masa lalu, para pembalak liar yang menerobos lahan gambut harus membuat saluran air atau kanal-kanal untuk mengakses hutan dan mengangkut kayu keluar dari hutan. Selain merusak habitat, operasi ini juga memiliki dampak tak terduga pada lingkungan lho.

Ketika lahan gambut mengering, risiko kebakaran jadi meningkat. Hal ini dapat mengakibatkan pelepasan besar-besaran karbon ke atmosfer dan merusak kualitas udara. Untuk mencegah hal ini, Restorasi Ekosistem Riau (RER) berupaya untuk mengembalikan keadaan alami hutan gambut dengan merehidrasinya. 

Caranya dengan menutup kanal-kanal liar untuk mengembalikan tinggi muka air dan memastikan lahan gambut tetap basah. Pendekatan ini terbukti berhasil dalam mencegah kebakaran di lahan gambut.

5 Kontribusi Gen Z Bantu 'Perangi' Polemik Udara yang Makin KrusialUpaya RER dalam menghidrasi kembali hutan gambut dan mengembalikannya ke kondisi alami dengan menutup kanal drainase (dok. rekoforest.org)

Sejak tahun 2016, tim RER telah berusaha menutup saluran air drainase yang sudah ada, menjaga lahan gambut agar tetap sehat dan terhidrasi di Riau. Cara ini pada akhirnya membantu mengurangi risiko kebakaran dan mencegah emisi berbahaya dengan menjaga karbon tetap berada di dalam tanah, tempatnya seharusnya berada.

Wah, IDN Times salut banget deh sama usahanya RER dalam memulihkan dan melestarikan kawasan hutan gambut yang punya nilai ekologi penting di Semenanjung Kampar, Indonesia! Kalau kawasan hutan terjaga, otomatis kualitas udara juga akan baik.

Kamu juga bisa kok kayak RER, kontribusi kecilmu dengan cara-cara yang sudah IDN Times sebutkan di atas bisa sangat berarti lho untuk memulihkan kualitas udara yang saat ini sedang dalam kondisi mengkhawatirkan. Yuk, mulai jadi hero untuk lingkungan di mulai dari kamu! (WEB)

Baca Juga: Peringatan Satu Dekade RER & Final Roadshow Frontier Sumatra di UNPAD

Topik:

  • Asri Muspita Sari
  • Tisa Ajeng Misudanar Azryatiti

Berita Terkini Lainnya