6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!

Harus menghargai selera bacaan orang lain!

Apakah kamu pernah bertemu seseorang yang merasa bahwa dirinya lebih keren karena selera buku yang dibaca? Atau mungkin kamu salah satu seseorang yang merasa demikian? Wah, jika iya maka waspada bahwa kamu adalah orang yang sering melakukan book shaming

Apa itu book shaming? Book shaming merupakan kegiatan yang merujuk pada penilaian yang rendah pada bacaan orang lain. Mereka merasa bahwa buku yang dibaca oleh orang lain tidak berbobot dan tidak seharusnya dibaca. Padahal semua kegiatan membaca sama bermanfaatnya, apa pun jenis tulisan atau buku yang dibaca. 

Perilaku book shaming ini memang kerap terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Sebagian dari kamu mungkin pernah melakukan book shaming yang mencela bacaan orang lain. Lalu apa saja contoh book shaming dan seharusnya kita hentikan sejak dini? 

1. Meremehkan buku dari tema atau genre tertentu

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi membaca majalah (unsplash.com/Amy Vann)

Salah satu contoh dari book shaming yang pertama yaitu sering meremehkan tema atau genre tertentu. Kamu merasa bahwa ada genre yang dianggap tidak layak untuk dibaca dan terlalu ringan. Kamu juga merasa bahwa sebenarnya ada genre tertentu yang sering kamu baca dan membuatmu menjadi lebih keren. 

Sebagai contoh, banyak sekali yang menganggap bahwa genre buku teenlit-romance merupakan genre yang sangat ringan. Genre sejenis ini memang sering dipandang sebelah mata oleh orang lain. Padahal genre ringan sangat membantu untuk meningkatkan daya baca dan mengobati reading slump yang dialami oleh seseorang. 

Sudah seharusnya pembaca buku menganggap rata semua genre dari sebuah buku. Pada dasarnya, semua buku akan memberikan kita informasi baru. Selain itu, buku apa saja dapat memperkaya kosa kata kita untuk menulis atau berbicara.

Baca Juga: 6 Strategi Mengatasi Kreativitas yang Stagnan, Terapkan, yuk!

2. Mencela selera bacaan orang lain

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi buku yang ringan (unsplash.com/Totte Annerbrink)

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, book shaming juga bisa merujuk pada kegiatan yang mencela bacaan orang lain. Kegiatan ini sering terjadi di media sosial saat seseorang memberikan rekomendasi atau list buku yang sudah mereka baca. Pada kondisi tertentu, ada saja yang mencela selera bacaan tersebut dan menganggap bahwa mereka memiliki selera yang rendah. 

Perilaku mencela bacaan seseorang ini tidak seharusnya dilakukan. Pasalnya, mencela bacaan orang lain hanya akan membuat mereka merasa tidak percaya diri. Pada akhirnya, mereka akan enggan untuk membagikan rekomendasi buku dan berdampak pada keinginan membaca yang berkurang. 

3. Merasa memiliki selera buku yang paling berkualitas

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Andrew Le)

Siapa yang pernah merasa bahwa kamu memiliki selera bacaan yang paling berkualitas dan keren daripada orang lain? Jika kamu pernah merasakan hal seperti ini, artinya kamu melakukan book shaming. Hentikan pemikiran seperti ini karena semua pembaca buku adalah seseorang yang keren. 

Kamu harus bisa menghargai bacaan orang lain dengan tidak merasa diri sendiri lebih keren. Kalian sama-sama memiliki selera bacaan masing-masing yang tidak disamakan. Jadi, berhenti untuk merasa keren dengan bacaan sendiri ya!

4. Memaksa menyukai buku tertentu agar dicap keren

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi membaca buku (unsplash.com/anotherxlife)

Perilaku book shaming juga terkadang bisa dilakukan dengan memaksa diri menyukai sebuah genre atau buku tertentu. Biasanya hal ini terjadi ketika ada sebuah buku yang dinilai berat dan cocok dibaca oleh orang-orang yang intelektual. Maka, kamu juga akan memaksa untuk menyukai buku tersebut dan selalu memuji isi buku meskipun kamu tidak mengerti. 

Sebenarnya tidak ada masalah dengan mencoba membaca buku tertentu. Hanya saja kamu harus jujur dengan ulasan diri sendiri, seperti menyukai buku tersebut atau tidak. Kamu harus menormalisasi untuk berbicara jujur mengenai isi buku dan tidak apa-apa jika tidak menyukai suatu buku. 

5. Membuat tingkatan atau kasta pembaca

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Thought Catalog)

Seseorang yang melakukan book shaming juga sering membuat tingkatan atau kasta pembaca sendiri. Misalnya, seseorang yang memiliki selera baca pada komik atau majalah menduduki kasta terendah. Sedangkan seseorang yang menyukai buku sejarah memiliki kasta tertinggi. 

Membuat klasifikasi pembaca seperti merupakan hal yang salah dan tidak ada gunanya. Pada dasarnya, semua pembaca merupakan orang yang sama-sama berkualitas. Bahkan kita harus sadar bahwa semua pembaca memiliki referensi bacaan mereka sendiri yang tidak bisa kita masukkan dalam tingkatan tertentu.

6. Mencela penulis tertentu yang tidak disukai

6 Contoh Book Shaming yang Tidak Sengaja Dilakukan, Hentikan!ilustrasi buku (unsplash.com/Jonathan Bottoms)

Seseorang juga kerap melakukan book shaming dengan mencela penulis tertentu. Mereka merasa bahwa seorang penulis hanya membuat tulisan dengan genre yang kurang menarik. Misalnya kamu pernah melakukan pencelaan terhadap penulis, maka kamu harus sadar bahwa kamu sudah melakukan book shaming

Jangan pernah mencela seorang penulis, apalagi jika memang karyanya tidak membuat masalah. Sebagai pembaca, kamu harus menghargai mereka meskipun tidak menyukainya. Kamu juga dilarang untuk menghina seseorang yang membaca karya buku dari penulis yang tidak kamu sukai. 

Book shaming terkadang terjadi tanpa disengaja dan mungkin kamu pernah melakukannya. Kegiatan mencela buku atau menghina selera bacaan orang lain merupakan salah satu hal yang harus dihindari. Kita harus menghargai bacaan atau buku apa pun dan tidak merasa diri sendiri paling keren. 

Setelah mengetahui contoh book shaming, sudah saatnya tidak menormalisasi kebiasaan tersebut. Perilaku ini dapat memberikan rasa tidak percaya diri pada orang lain dengan buku bacaan mereka. Sudah seharusnya kita menghargai semua buku dan selesa bacaan orang lain tanpa mengkotak-kotakkan atau membuat tingkatan tersendiri.

Baca Juga: 3 Tips Rencanakan Book Date Seru, Pengalaman Kencan Menarik

Annisah Nurrahmatillah Photo Verified Writer Annisah Nurrahmatillah

Just wanna be a journalist

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya