TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Cara Media Sosial Memengaruhi Persepsi Diri, Harus Berhati-hati!

Memengaruhi cara kita melihat diri sendiri

ilustrasi media sosial (pexels.com/Magnus Mueller)

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Media sosial menawarkan berbagai manfaat seperti koneksi dengan teman dan keluarga, serta akses informasi yang cepat. Namun, di balik semua keuntungan tersebut, media sosial juga memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi diri kita.

Tanpa disadari, kita sering kali terjebak dalam komparasi sosial, mencari validasi eksternal, dan terpapar standar kecantikan yang tidak realistis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana media sosial dapat memengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan mental kita. Yuk, simak beberapa cara media sosial memengaruhi persepsi diri kamu sendiri.

1. Perbandingan sosial yang berlebihan

ilustrasi bermain sosial media (unsplash.com/camilo jimenez)

Perbandingan sosial yang berlebihan adalah salah satu dampak utama dari penggunaan media sosial. Ketika kita melihat postingan teman, selebriti, atau influencer yang tampak sempurna, kita cenderung membandingkan diri kita dengan mereka. Hal ini sering kali terjadi tanpa disadari dan dapat menyebabkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri. Perbandingan ini bisa sangat merusak, terutama jika kita terus-menerus merasa tidak cukup baik dibandingkan dengan orang lain.

Selain itu, perbandingan sosial yang berlebihan juga dapat menurunkan kepercayaan diri dan meningkatkan kecemasan. Ketika kita fokus pada apa yang orang lain miliki atau capai, kita cenderung mengabaikan pencapaian dan kualitas positif kita sendiri. Ini bisa menciptakan lingkaran negatif di mana kita terus-menerus merasa tidak puas dan cemas tentang bagaimana kita dipandang oleh orang lain. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali hanya sebagian kecil dari kehidupan seseorang dan tidak mencerminkan kenyataan sepenuhnya.

2. Kecanduan validasi eksternal

ilustrasi mendapatkan validasi (freepik.com/rawpixel)

Media sosial sering kali mendorong kita untuk mencari validasi eksternal dalam bentuk likes, komentar, dan pengikut. Semakin banyak interaksi positif yang kita terima, semakin baik perasaan kita tentang diri sendiri. Namun, hal ini dapat berubah menjadi kecanduan ketika penghargaan terhadap diri kita mulai bergantung pada angka-angka ini. Kita mungkin merasa tidak cukup baik jika unggahan kita tidak mendapatkan banyak likes atau pujian, dan hal tersebut dapat memengaruhi cara kita memandang nilai diri kita.

Ketergantungan pada validasi eksternal ini sangat berbahaya karena memperkuat kebutuhan akan pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga. Ini bisa menciptakan lingkaran tak berujung di mana kita terus-menerus mengejar persetujuan dari luar, alih-alih mengembangkan rasa percaya diri yang sejati dari dalam. Akibatnya, persepsi diri menjadi rapuh dan mudah terguncang jika tanggapan di media sosial tidak sejalan dengan harapan kita. Penting untuk belajar memisahkan nilai diri dari pengakuan eksternal agar kita tidak terperangkap dalam siklus pencarian validasi yang tak ada habisnya.

3. Penciptaan identitas digital yang berbeda

ilustrasi bermain sosial media (unsplash.com/ROBIN WORRALL)

Penciptaan identitas digital yang berbeda adalah fenomena di mana seseorang membentuk dan menampilkan versi diri mereka yang mungkin berbeda dari kenyataan di dunia nyata. Media sosial memungkinkan kita untuk memilih dan mengedit apa yang ingin kita tunjukkan kepada dunia, sering kali menampilkan hanya sisi terbaik dari diri kita. Hal ini memicu tekanan untuk terus-menerus menjaga citra yang tidak realistis di mata orang lain. Seseorang mungkin hanya menampilkan momen-momen terbaik dalam hidupnya, tetapi tidak menunjukkan tantangan atau kesulitan yang dihadapi.

Selain itu, penciptaan identitas digital yang berbeda dapat menyebabkan tekanan untuk mempertahankan citra yang telah dibangun. Seseorang mungkin merasa harus selalu tampil sempurna dan menyembunyikan aspek-aspek negatif atau kurang menarik dari hidup mereka. Selain itu, ketika identitas digital yang berbeda ini tidak sesuai dengan kenyataan, hal itu bisa menyebabkan perasaan tidak autentik dan ketidakpuasan dengan diri sendiri.

4. Paparan terhadap standar kecantikan atau kesuksesan yang tidak realistis

ilustrasi seorang influencer (pexels.com/Liza Summer)

Media sosial penuh dengan gambar-gambar selebriti, influencer, dan pengguna lain yang menampilkan standar kecantikan dan kesuksesan yang sering kali tidak realistis. Standar kecantikan dan kesuksesan ini sering kali tidak realistis karena banyak dari gambar tersebut telah diedit atau diambil dalam kondisi yang sangat terkontrol. Ketika kita terus-menerus terpapar pada citra-citra ini, kita mungkin mulai merasa bahwa kita harus memenuhi standar yang sama, yang bisa sangat merusak kepercayaan diri dan citra diri kita.

Selain itu, paparan terhadap standar yang tidak realistis ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan hidup kita. Kita mungkin merasa bahwa kita tidak cukup cantik, tidak cukup sukses, atau tidak cukup bahagia dibandingkan dengan orang-orang yang kita lihat di media sosial. Hal ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Penting untuk diingat bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali hanya sebagian kecil dari kehidupan seseorang dan tidak mencerminkan kenyataan sepenuhnya. 

Dalam era digital ini, media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap cara kita melihat diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Dengan memahami dan mengelola pengaruh-pengaruh ini, kita dapat menggunakan media sosial dengan lebih bijak dan menjaga kesehatan mental kita. Pada akhirnya, yang paling penting adalah menghargai diri kita apa adanya, tanpa terpengaruh oleh pengakuan orang lain atau ilusi kesempurnaan di dunia maya.

Baca Juga: 4 Cara Seseorang dalam Mencari Validasi Sosial, Gak Semuanya Baik!

Verified Writer

Theodore Siagian

ig : the_namora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya