TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Jangan Membuat Keputusan saat Marah

Biar gak nyesel

ilustrasi marah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika emosi menguasai diri, sering kali kita cenderung membuat keputusan yang kurang bijaksana. Amarah bisa memengaruhi penilaian secara drastis, mengaburkan logika, dan mendorong kita untuk bertindak impulsif.

Dalam banyak kasus, keputusan yang diambil dalam keadaan marah bisa mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menunda pengambilan keputusan penting saat kalian merasa marah. Berikut adalah lima alasan mengapa kalian sebaiknya tidak membuat keputusan saat marah dan bagaimana hal ini bisa mempengaruhi hidup kalian secara signifikan.

Baca Juga: 5 Cara Memanfaatkan Big Data untuk Keputusan Bisnis yang Cerdas

1. Emosi mengaburkan penilaian

ilustrasi marah (pexels.com/Craig Adderley)

Saat marah, emosi bisa mengaburkan penilaian kalian secara drastis. Ketika kalian dalam keadaan marah, segala sesuatu yang kalian lihat atau rasakan bisa dipengaruhi oleh rasa frustrasi dan kemarahan yang intens. Ini sering menyebabkan kalian membuat keputusan berdasarkan perasaan sesaat daripada pertimbangan rasional.

Misalnya, jika kalian menghadapi konflik di tempat kerja dan memutuskan untuk segera mengajukan protes atau mengundurkan diri saat marah, keputusan tersebut mungkin didasarkan pada kemarahan dan bukan pada situasi yang lebih luas dan mungkin lebih dapat diatasi. Kalian mungkin menyesali keputusan tersebut begitu emosi kalian mereda dan kalian melihat situasi dengan kepala dingin.

2. Risiko mengambil keputusan impulsif

ilustrasi marah (pexels.com/Gera Cejas)

Kemarahan sering kali memicu tindakan impulsif yang bisa berisiko. Dalam keadaan marah, kalian mungkin tergoda untuk bertindak cepat tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang dari keputusan tersebut. Tindakan impulsif ini bisa mencakup segala sesuatu mulai dari membuat pernyataan yang menyakitkan hingga mengambil langkah drastis yang sulit untuk diubah.

Misalnya, kalian mungkin merasa terdorong untuk mengeluarkan kata-kata kasar dalam pertengkaran, yang bisa merusak hubungan penting dalam hidup kalian. Ketika emosi kalian mereda, kalian mungkin merasa menyesal karena tindakan tersebut. Ini menggarisbawahi pentingnya menunda keputusan penting hingga emosi kalian lebih stabil.

3. Kemarahan dapat memperburuk situasi

ilustrasi marah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sering kali, membuat keputusan saat marah hanya akan memperburuk situasi yang sudah rumit. Emosi yang intens dapat menyebabkan kalian menilai situasi dengan lebih buruk dari kenyataannya. Ini bisa membuat kalian membuat keputusan yang justru memperburuk hubungan atau situasi yang kalian coba perbaiki.

Sebagai contoh, jika kalian merasa marah dengan rekan kerja dan memilih untuk menyalahkan mereka tanpa mempertimbangkan seluruh konteks, tindakan tersebut bisa merusak hubungan kerja dan menciptakan ketegangan yang lebih besar. Dengan menunda keputusan hingga kalian tenang, kalian memberi diri kalian kesempatan untuk memikirkan solusi yang lebih baik dan lebih konstruktif.

Baca Juga: 4 Proses Berpikir yang Turut Memengaruhi Pengambilan Keputusan

4. Keputusan yang diambil saat marah cenderung tidak stabil

ilustrasi marah (pexels.com/yugdas manandhar)

Keputusan yang diambil dalam keadaan marah sering kali tidak stabil. Ketika emosi memengaruhi keputusan kalian, kemungkinan besar keputusan tersebut tidak didasarkan pada perencanaan atau pertimbangan yang matang. Akibatnya, keputusan tersebut mungkin tidak efektif atau malah merugikan di kemudian hari.

Misalnya, jika kalian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan saat marah, kalian mungkin segera menyesal dan menemukan diri kalian dalam situasi yang lebih buruk daripada sebelumnya. Dengan menunggu hingga emosi kalian mereda, kalian bisa membuat keputusan yang lebih rasional dan berkelanjutan yang akan menguntungkan kalian dalam jangka panjang.

Verified Writer

YOOL

i am me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya