TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kamu Oversharing Soal Masalah Pribadi, Batasi Pembicaraan

Oversharing bisa merusak privasi

Ilustrasi wanita sedang ngobrol (freepik.com/freepik)

Pernahkah kamu merasa seperti menceritakan terlalu banyak tentang masalah pribadi kepada orang lain? Terkadang, dalam keinginan untuk mencari dukungan atau sekadar melepaskan beban, kita tanpa sadar bisa menjadi oversharing. Fenomena ini gak hanya mengungkapkan kebutuhan akan perhatian, tetapi juga bisa menunjukkan adanya kebutuhan yang lebih mendalam untuk memahami batasan dalam berbagi informasi pribadi.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi enam tanda yang mengindikasikan kamu mungkin telah oversharing masalah pribadi. Apa saja tanda-tandanya? Yuk, kita bahas!

Baca Juga: 5 Tips Mengontrol Diri Saat Curhat, Jangan Oversharing!

1. Sering menceritakan detail intim dalam pertemuan awal

Ilustrasi pria sedang ngobrol dan ngopi (freepik.com/freepik)

Pernah gak, kamu ketemu orang baru dan tiba-tiba tanpa sadar kamu cerita semua detail hidupmu, termasuk yang intim? Kalau iya, kamu perlu waspada, karena ini bisa jadi tanda kalau kamu oversharing masalah pribadi. Memang sih, rasanya menyenangkan bisa berbagi cerita dengan orang lain, apalagi kalau kita merasa klik. Tapi, ada baiknya juga kita menahan diri dan memilah-milah informasi yang kita bagikan, terutama di pertemuan awal.

Oversharing bisa bikin orang lain merasa canggung atau malah membuat mereka gak nyaman. Bukan berarti kita harus tertutup, tapi ada baiknya menyimpan cerita-cerita intim untuk orang-orang yang sudah lebih dekat dan bisa dipercaya. Coba deh, tahan dulu untuk cerita detail-detail pribadi dan fokuslah untuk membangun hubungan yang kuat dengan orang baru.

2. Selalu menjadi pusat perhatian dengan cerita pribadi

Ilustrasi orang sedang bercerita (pexels.com/SHVETS production)

Merasa bahwa di setiap acara kumpul-kumpul, kamu selalu jadi pusat perhatian karena cerita-cerita pribadimu? Mungkin awalnya kamu merasa senang bisa berbagi, tapi hati-hati, ini bisa jadi tanda kalau kamu oversharing soal masalah pribadi. Membagikan terlalu banyak informasi tentang dirimu bisa membuat orang lain merasa gak nyaman dan malah mengganggu privasimu sendiri.

Kadang-kadang, keinginan untuk bercerita membuat kita lupa bahwa gak semua hal perlu diceritakan kepada semua orang. Cobalah untuk refleksi diri. Jika setiap kali berkumpul kamu selalu membicarakan drama pribadimu, mungkin saatnya untuk sedikit menahan diri. Menjaga beberapa hal tetap pribadi bisa memberimu kekuatan dan rasa aman. 

3. Mengabaikan respons orang lain

Ilustrasi orang sedang ngobrol (freepik.com/cookie_studio)

Kadang kita terlalu asyik cerita sampai lupa kalau gak semua orang siap atau nyaman mendengarkan cerita kita yang terlalu mendalam. Menyadari respons orang lain itu penting, lho, supaya kita gak bikin orang lain merasa terbebani atau canggung. Bayangin, kamu lagi nongkrong santai sama teman-teman, terus kamu mulai cerita soal masalah keluarga atau konflik pribadi yang berat.

Sementara itu, teman-temanmu mungkin cuma pengen ngobrol ringan dan have fun. Kalau kamu terus cerita tanpa memperhatikan reaksi mereka, bisa-bisa mereka jadi merasa gak enak atau malah menjauh. Cobalah untuk lebih peka dan perhatikan apakah mereka tampak tertarik atau malah kebingungan. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak dalam berbagi cerita pribadi dan menjaga hubungan tetap harmonis tanpa harus mengorbankan kenyamanan orang lain.

Baca Juga: 5 Cara Memberi Tahu Teman yang Punya Kebiasaan Oversharing

4. Mengulang cerita yang sama berulang-ulang

Ilustrasi ngobrol dengan teman (freepik.com/freepik)

Ketika kita terlalu tenggelam dalam emosi atau masalah pribadi, kita cenderung mengulang cerita yang sama tanpa disadari. Ini bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang oversharing soal masalah pribadimu. Temanmu mungkin merasa bingung atau bahkan kewalahan mendengar cerita yang sama berulang-ulang. Meskipun bercerita bisa menjadi cara yang baik untuk meluapkan perasaan, ada baiknya kita juga memperhatikan batasan.

Mungkin saatnya untuk mengevaluasi seberapa sering kamu membicarakan masalah yang sama dan mencoba mencari cara lain untuk menyalurkan perasaanmu, seperti menulis jurnal atau berbicara dengan seorang profesional. Mengelola cara kita berbagi cerita bisa membantu menjaga hubungan dengan teman-teman tetap sehat dan membuat mereka merasa dihargai.

5. Mengharap solusi pada orang yang gak relevan

Ilustrasi wanita sedang ngobrol (freepik.com/mego-studio)

Kita cenderung mencari solusi atau dukungan dari siapa saja yang ada di sekitar kita, tanpa memikirkan apakah mereka benar-benar dapat memberikan perspektif yang berarti. Ini bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang oversharing, yaitu menceritakan terlalu banyak detail pribadi kepada orang-orang yang sebenarnya tidak terlibat dalam situasi tersebut.

Memang, berbagi cerita pribadi bisa menjadi cara untuk meredakan beban pikiran, tetapi penting untuk memilih waktu, tempat, dan orang yang tepat. Ketika kamu mencari solusi dari orang yang tidak relevan, ini mungkin menunjukkan bahwa kamu sedang mencari validasi atau pengertian secara umum. Namun, jika tidak berhati-hati, oversharing bisa membuatmu merasa terbuka secara berlebihan atau bahkan mengekspos masalah pribadi yang seharusnya tetap bersifat privat.

Verified Writer

Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Writer IDN Times Hal yang disukai : Tidur Hal yang gak disukai : Ketika tidur saya di ganggu IG : @sandriabhazz

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya