TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Masih Utamakan Emosi saat Ambil Keputusan

Ragu setelah memutuskan? Emosi memegang kendali

Ilustrasi wanita menikmati minuman (freepik.com/prostooleh)

Pernah merasa keputusan yang kamu buat sering kali lebih dipengaruhi oleh perasaan daripada pertimbangan rasional? Emosi kita bisa mendominasi cara kita berpikir dan membuat keputusan, membuatnya terasa sulit untuk membedakan antara intuisi yang tulus dan reaksi emosional yang impulsif. Pembahasan kali ini, kita akan mengeksplorasi lima tanda yang bisa mengungkapkan jika emosi memegang peranan utama dalam setiap pilihan yang kamu buat.

Dengan memahami tanda-tanda ini, kamu tidak hanya akan lebih sadar tentang bagaimana perasaan memengaruhi keputusanmu, tetapi juga bisa belajar untuk menyeimbangkan emosi dengan pertimbangan rasional. Siap untuk menggali lebih dalam dan menemukan cara agar keputusanmu lebih terarah dan penuh pertimbangan? Ayo, kita mulai!

Baca Juga: 5 Tips untuk Mengatasi Ketakutan dalam Mengambil Keputusan Besar

1. Membuat keputusan impulsif tanpa pertimbangan rasional

Ilustrasi pria berdiskusi dengan teman (freepik.com/freepik)

Membuat keputusan besar hanya karena emosi yang sedang membara? Misalnya, kamu tiba-tiba membeli barang mahal hanya karena merasa bosan atau marah, tanpa mempertimbangkan dampaknya. Itu adalah tanda nyata bahwa kamu mengutamakan emosi dalam setiap keputusan yang kamu ambil.

Ketika emosi mendominasi, kamu mungkin cenderung bertindak impulsif, mengabaikan pertimbangan rasional yang bisa membantu membuat keputusan yang lebih bijaksana. Keputusan yang dibuat dalam keadaan emosional sering kali membawa penyesalan di kemudian hari, karena kamu mungkin tidak memikirkan semua konsekuensi yang mungkin timbul.

2. Sering kali terpengaruh oleh perasaan saat membuat pilihan

Ilustrasi pria sedang berpikir sambil memegang pena (freepik.com/katemangostar)

Emosi memang kuat, tapi ketika mereka menguasai proses pengambilan keputusan, keputusan yang diambil mungkin tidak selalu yang terbaik untuk jangka panjang. Terpengaruh oleh perasaan saat membuat pilihan seringkali membuatmu berfokus pada kepuasan instan daripada hasil yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ketika kamu membuat keputusan berdasarkan emosi semata, kamu mungkin merasa terjebak dalam siklus keputusan impulsif yang bisa berujung pada penyesalan.

Cobalah untuk memberi ruang bagi pertimbangan rasional dan objektif dalam setiap keputusan. Ini tidak berarti kamu harus mengabaikan perasaanmu sepenuhnya, tetapi sebaiknya kamu mencari keseimbangan antara logika dan emosi untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana. Dengan cara ini, kamu dapat membuat pilihan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan emosionalmu tetapi juga mendukung kesejahteraan jangka panjangmu.

3. Mengabaikan fakta dan data demi memenuhi perasaan saat ini

Ilustrasi orang berdiskusi di kantor (freepik.com/freepik)

Bayangkan jika kamu menghadapi pilihan penting dan hanya membiarkan emosi yang mengarahkan langkahmu. Ketika kamu mengabaikan fakta dan data demi memenuhi perasaan sesaat, kamu sebenarnya membuka pintu bagi keputusan yang tidak selalu rasional atau terbaik. Misalnya, memutuskan untuk membeli barang mahal hanya karena kamu merasa sangat ingin memilikinya, meskipun sebenarnya kamu tahu itu tidak benar-benar dibutuhkan.

Mempertimbangkan fakta dan data sebelum membuat keputusan membantu memastikan bahwa kamu membuat pilihan yang lebih informasional dan beralasan. Seimbangkan emosi dengan logika, dan jangan biarkan perasaan sesaat mengaburkan penilaianmu. Hal ini bikin kamu bisa membuat keputusan yang lebih objektif dan memuaskan, serta menghindari penyesalan di kemudian hari.

Baca Juga: 5 Tips untuk Mengatasi Ketakutan dalam Mengambil Keputusan Besar

4. Mengubah keputusan berdasarkan mood atau suasana hati

Ilustrasi wanita bertengkar dengan teman (freepik.com/freepik)

Mungkin hari ini kamu merasa sangat optimis dan memutuskan untuk mengambil risiko besar, sementara besok, saat mood-mu sedikit menurun, kamu malah membatalkan semuanya. Ini adalah tanda bahwa emosi kamu mungkin memegang peranan lebih besar dalam setiap keputusan yang kamu buat. Mengubah keputusan berdasarkan mood bisa menunjukkan bahwa kamu belum sepenuhnya stabil dalam pertimbanganmu, dan sering kali keputusan yang diambil secara impulsif bisa berisiko.

Ketika kamu membiarkan suasana hati mempengaruhi keputusanmu, bukan hanya kamu yang merasakan dampaknya, tetapi juga orang lain di sekelilingmu. Keputusan yang tidak konsisten bisa membuat orang lain bingung dan mungkin kehilangan kepercayaan pada keputusan yang kamu buat. Pisahkan emosi dari proses pengambilan keputusan dengan cara mengevaluasi situasi secara objektif dan mempertimbangkan semua aspek sebelum membuat keputusan. 

Verified Writer

Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Writer IDN Times Hal yang disukai : Tidur [Hal yang gak disukai : Ketika tidur saya di ganggu] IG : @sandriabhazz

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya