TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Menarik Tentang Kain Sulam Maduaro Lampung

Motif menggambarkan adat istiadat Lampung, lho

ilustrasi pemakaian kain maduaro Lampung (youtube.com/aniasriyah7577)

Kain Maduaro  merupakan salah satu kekayaan budaya dari Lampung, provinsi yang terletak di Sumatra. Kain ini punya ciri khas yang bikin kamu langsung jatuh cinta, yaitu motifnya yang unik dan warnanya yang mencolok. Jika diperhatikan, semua kain Maduaro menggambarkan kekayaan budaya Lampung yang hangat.

Yuk, kita lihat fakta menarik tentang kain sulam Maduaro Lampung lainnya. Kain yang satu ini dapat membuat kita makin cinta budaya Indonesia. Disimak, ya!

1. Asal-usul maduaro

ilustrasi proses membuat kain maduaro Lampung (youtube.com/sahabat darmajaya)

Kain Maduaro adalah kain sulam khas dari Kabupaten Tulang Bawang di Lampung, yang sering digunakan sebagai selendang penutup kepala, terutama oleh perempuan di Menggala. Asal usul kain ini cukup menarik. Kain ini dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang pulang dari menunaikan ibadah haji di Mekkah pada abad ke-18. Di samping itu, pengaruh dari pedagang Gujarat India juga memperkaya desain dan motif kain ini. 

Awalnya, kain maduaro dipakai oleh kalangan bangsawan dan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan. Para perempuan di Menggala sering membuat kain ini sebagai sesan, barang bawaan saat menikah. Seiring berjalannya waktu, kegiatan menyulam kain ini menjadi tradisi di kalangan gadis-gadis di daerah tersebut, dan akhirnya menyebar ke tempat lain seperti Way Lima dan Talang Padang. 

2. Teknik pembuatan

ilustrasi membuat kain maduaro Lampung (youtube.com/sahabat darmajaya)

Kain maduaro ini biasanya dibuat dari serat nanas atau sutera. Uniknya, kain ini disulam dengan benang kawat perak tipis yang bikin tampilannya makin berkilau dan elegan. Kain ini bukan cuma nyaman dipakai, tapi juga punya sentuhan glamor berkat benang peraknya.

Dulu, kain maduaro dibuat sebagai sesan atau persembahan khusus untuk acara pernikahan. Para perempuan di Menggala, Lampung, menggunakan benang selingkang yang diimpor dari India untuk membuat kain ini. 

Tradisi menyulam kain ini juga jadi kebiasaan seru bagi gadis-gadis di Menggala. Mereka biasanya mengerjakan kain ini sebagai persiapan untuk acara pernikahan, sambil belajar dan menjaga tradisi keluarga. Jadi, setiap helai kain maduaro bukan hanya indah, tapi juga penuh makna dan sejarah.

Baca Juga: Pesona Sulam Maduaro, Motif Wastra Desain Paspor asal Lampung

3. Motif dan warna

ilustrasi membuat pola kain maduaro Lampung (youtube.com/sahabat darmajaya)

Motif pada Kain maduaro ini benar-benar unik dan menggambarkan kekayaan budaya Lampung. Kita bakal menemukan berbagai simbol khas seperti motif geometris dan floral yang punya makna mendalam. Motif ini bukan cuma cantik dilihat, tapi juga mencerminkan adat dan tradisi daerah Lampung.

Warna-warna yang digunakan juga gak kalah menawan, lho. Biasanya, kain maduaro menampilkan warna-warna cerah dan mencolok yang mirip dengan keindahan alam Lampung. 

Gak hanya indah, setiap motif dan warna pada kain Maduaro punya cerita dan makna sendiri yang mencerminkan budaya dan adat istiadat Lampung. Jadi, saat melihat atau memakai kain ini, kita gak cuma tampil stylish, tapi juga mengenal dan menghargai kekayaan budaya Indonesia.

4. Fungsi dan penggunaan

ilustrasi pemakaian kain maduaro Lampung (youtube.com/aniasriyah7577)

Kain maduaro sering dipakai sebagai selendang penutup kepala bagi perempuan di Menggala. Selendang ini bukan hanya berfungsi sebagai pelindung, tapi juga sebagai aksesoris yang mempercantik penampilan mereka dengan sentuhan khas maduaro yang elegan. Di samping itu, kain maduaro juga sering digunakan dalam upacara sakral, seperti upacara adat Menggala. Jadi, kain ini gak cuma punya nilai estetika, tapi juga punya peran penting dalam menjaga dan merayakan tradisi serta adat istiadat setempat.

Yang lebih keren lagi, sekarang kain maduaro gak hanya dibikin jadi selendang. Motif-motif indahnya juga bisa kita temui pada baju gamis, kopiah, baju koko, bahkan kaligrafi. Ini semua merupakan upaya pelestarian motif Kain Maduaro supaya tetap relevan dan bisa dinikmati lebih banyak orang.

Verified Writer

Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya