4 Fakta Lipa Saqbe Mandar, Pesona Sarung Sutra yang Kaya Tradisi
Dahulu hanya digunakan oleh para bangsawan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu mungkin sudah pernah mendengar tentang kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, tapi apakah kamu tahu tentang lipa saqbe Mandar? Ini adalah salah satu warisan budaya yang berasal dari suku Mandar di Sulawesi Barat. Lipa Saqbe, yang berarti "sarung sutra" dalam bahasa Mandar, bukan hanya sekadar kain biasa. Ada cerita panjang di balik setiap helainya yang ditenun dengan penuh kesabaran dan keahlian, lho.
Guys, proses pembuatan lipa saqbe Mandar ini dilakukan dengan menggunakan alat tenun tradisional yang disebut patta'bu. Setiap benang sutra yang dirajut dengan hati-hati oleh tangan-tangan terampil para pengrajin menghasilkan kain yang lembut dan indah. Jika ingin mengenal kain ini lebih baik, yuk, terus baca fakta lipa saqbe Mandar berikut ini!
1. Asal usul dan sejarah
Lipa saqbe Mandar pertama kali dibuat pada abad ke-16. Saat itu, para saudagar dari Arab dan India membawa kain sutra ke Tanah Mandar. Kain sutra ini menjadi bahan utama pembuatan lipa saqbe, yang kemudian ditenun dengan teknik khas Mandar menggunakan alat tenun tradisional. Dari sinilah, tradisi membuat lipa saqbe yang kaya akan nilai budaya dan sejarah mulai berkembang.
Pada masa lalu, lipa saqbe punya makna lebih dari sekadar kain. Motif-motif yang ada di sarung ini menjadi simbol status sosial dan ekonomi pemakainya. Semakin rumit dan indah motifnya, semakin tinggi status sosial seseorang di masyarakat. Seiring berjalannya waktu, aturan ini pun berubah. Sekarang, siapa saja bisa memakai lipa saqbe dengan motif apapun yang mereka suka. Kain ini tak lagi hanya soal status, tapi juga tentang kecintaan pada budaya dan tradisi yang sudah ada sejak berabad-abad.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.