TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Fakta Menarik tentang Batik Lurik Yogyakarta, Simpel Elegan

Mudah diaplikasikan dalam berbagai style fashion, lho

ilustrasi kain lurik menjadi pakaian yang menarik (unsplash.com/Ema Lalita)

Apa pernah mendengar tentang batik lurik? Kalau belum, jangan khawatir, artikel ini bakal membuat kamu mengenal lebih jauh tentang kain tradisional yang satu ini. Meski batik lurik berasal dari Jawa Tengah, khususnya Yogyakarta dan Solo, sekarang popularitasnya sudah menyebar luas hingga ke seluruh Indonesia dan bahkan luar negeri, lho.

Motif batik lurik mempunyai ciri khas motif garis-garis yang sederhana tapi tetap elegan. Garis-garis ini punya filosofi yang dalam bagi masyarakat Jawa, yaitu melambangkan kesederhanaan, kekuatan, dan perlindungan. Setiap garis yang ada di batik lurik seolah bercerita tentang kehidupan yang tenang namun penuh makna. Supaya lebih jelas, simak fakta menarik tentang batik lurik Yogyakarta ini, ya. 

1. Asal usul dan makna

ilustrasi kain lurik yang sudah dimofifikasi (unsplash.com/Ema Lalita)

Asal usul nama “lurik” itu sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno, “lorek,” yang berarti garis atau lajur. Kain ini memang terkenal dengan desainnya yang simpel tapi tetap sarat makna. Meski penampilannya terkesan sederhana, batik lurik sebenarnya menyimpan filosofi mendalam yang menggambarkan kesederhanaan dan makna ritual.

Batik lurik mempunyai tiga motif dasar yang masing-masing punya filosofi tersendiri. Ada motif lajuran, yaitu garis-garis panjang yang mengikuti arah helai kain, melambangkan keteguhan dan kesinambungan. Lalu ada motif pakan malang, dengan garis lebar searah lebar kain, yang sering diartikan sebagai harapan agar hidup selalu diberkahi. Terakhir, motif cacahan yang berupa corak kotak-kotak kecil, mencerminkan keseimbangan dan kesederhanaan.

Setiap motif ini punya makna sendiri-sendiri yang sering kali berhubungan dengan harapan dan nasihat bagi pemakainya. Jadi, batik lurik bukan hanya sekadar kain, tapi juga pembawa pesan yang menyimpan nilai dan tradisi dari Yogyakarta. Keren, ya?

2. Sejarah dan perkembangan

ilustrasi kain lurik menjadi pakaian yang menarik (unsplash.com/Ema Lalita)

Kain lurik ini ternyata punya sejarah panjang, lho. Kain ini diperkirakan sudah ada sejak 3.000 tahun lalu. Awalnya, lurik lebih sering dipakai sebagai selendang atau perlengkapan adat dalam upacara tradisional. Seiring waktu, lurik kemudian berkembang menjadi pakaian sehari-hari. Pria biasa memakainya dalam bentuk beskap, sedangkan wanita menjadikannya jarik untuk keseharian.

Meski dulu lurik begitu populer, sekarang kondisinya sudah berbeda. Penggunaan kain lurik dalam kehidupan sehari-hari mulai menurun. Banyak perusahaan tenun lurik tradisional yang akhirnya tutup karena kurangnya permintaan. Namun, kabar baiknya adalah kain lurik kini makin sering dipakai dalam dunia fashion modern. Desainer mulai menggabungkan motif lurik ke dalam berbagai busana kontemporer, sehingga kain ini tetap hidup dan relevan. Selain itu, lurik juga makin populer untuk dekorasi interior yang menghadirkan sentuhan etnik.

Baca Juga: Tenun Lurik Jogja sampai Kain Tanimbar, 379 UMKM Hadir dalam KKI 2020 

3. Proses pembuatan

ilustrasi proses membuat kain lurik Yogyakarta (youtune.com/Kangen Jogja)

Meski terlihat simpel, proses pembuatan batik lurik itu penuh ketelatenan dan keahlian khusus, lho. Bahkan, sampai saat ini pembuatan kain lurik tetap membutuhkan beberapa tahapan penting, walau alat tenun yang dipakai sudah modern. Untuk membuatnya, kamu perlu benang-benang yang akan digunakan harus melalui proses pencelupan warna.

Pewarnaan ini bisa menggunakan bahan alami maupun sintetis, tergantung hasil yang diinginkan. Setelah itu, benang yang sudah diwarnai dipintal menjadi helaian yang siap ditenun. Di sinilah keahlian perajin lurik benar-benar diuji. Mereka harus memastikan benang-benang ini ditenun dengan presisi agar motif yang dihasilkan rapi dan sesuai pola.

Nah, tahapan terakhir adalah penyusunan motif. Batik lurik terkenal dengan motif garis-garisnya yang sederhana namun elegan. Dengan alat tenun modern, proses ini jadi lebih cepat dan efisien dibandingkan teknik tradisional yang membutuhkan waktu lebih lama.

Verified Writer

Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya