TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Doa Damai Santo Fransiskus Asisi, Kenali Maknanya!

Doa populer bagi umat Kristiani

Ilustrasi berdoa (pexels.com/MART PRODUCTION)

Doa damai mungkin menjadi salah satu doa yang sering didaraskan oleh umat Kristiani. Doa dari Santo Fransiskus Asisi ini memang sudah dikenal secara luas. Tetapi secara harfiah, doa ini sebenarnya bukanlah dari St. Fransiskus Asisi, melainkan menggambarkan jiwa dan semangatnya Sang Santo tersebut.

Doa ini terasa mengalir begitu alami, lancar, dan bermakna. Bagi umat Kristiani, rasanya tak lengkap jika belum mengenal doa damai secara lengkap dengan maknanya.

1. Sekilas tentang sosok Fransiskus Asisi

Ilustrasi berdoa di gereja (pexels.com/Thirdman)

Bagi umat Katolik, Santo Fransiskus Asisi tidaklah asing. Mengutip laman Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga Palur, Santo Fransiskus menjadi teladan dan model dalam dialog untuk menciptakan perdamaian di tengah perbedaan-perbedaan yang ada.

Dia santo yang rendah hati di hadapan sesama, apalagi di hadapan Allah. Sikapnya yang rendah hati ini bukan berarti minder, takut bertindak atau pengecut. Melainkan dia sadar bukan apa-apa di hadapan Tuhan. Hanya sekadar ciptaan-Nya. Dia juga merasa apa pun yang dikerjakan adalah anugerah Allah. Dirinya hanyalah alat. Tuhanlah yang berperan utama.

Baca Juga: 5 Doa Katolik untuk Keluarga, agar Selalu dalam Perlindungan Tuhan

2. Doa damai Fransiskus Asisi

Ilustrasi berdoa (unsplash.com/Gianna B)

Setelah mengetahui sekilas tentang sosok Santo Fransiskus Asisi, sekarang kamu perlu tahu seperti apa bunyi doa damai tersebut. Masig mengutip laman yang sama, berikut ini doa damai St. Fransiskus Asisi.

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai-Mu.

Bila terjadi kebencian,

Jadikanlah aku pembawa cinta kasih;

Bila terjadi penghinaan,

Jadikanlah aku pembawa pengampunan;

Bila terjadi perselisihan,

Jadikanlah aku pembawa kerukunan;

Bila terjadi kebimbangan,

Jadikanlah aku pembawa kepastian;

Bila terjadi kesesatan,

Jadikanlah aku pembawa kebenaran;

Bila terjadi kecemasan,

Jadikanlah aku pembawa harapan;

Bila terjadi kesedihan,

Jadikanlah aku pembawa kegembiraan;

Bila terjadi kegelapan,

Jadikanlah aku pembawa terang.

 

Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,

memahami daripada dipahami,

mencintai daripada dicintai.

Sebab dengan memberi, aku menerima;

dengan mengampuni, aku diampuni;

dengan mati suci aku bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya.

Amin.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya