TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hailulah: Tidur Usai Subuh yang Tidak Dianjurkan

Hindari tidur usai salat Subuh

ilustrasi tidur (freepik.com/jcomp)

Intinya Sih...

  • Tidur setelah salat Subuh tidak dianjurkan dalam Islam karena dapat menghalangi rezeki yang Allah karuniakan pada pagi hari.
  • Tidur hailulah merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki, dan umat Islam bisa mengisi waktu ini dengan berbagai amalan baik untuk mendekatkan diri pada Allah.
  • Mulai sekarang cobalah untuk senantiasa terjaga usai salat Subuh. Jangan langsung kembali tidur, tetapi isi waktu usai Subuh dengan membaca Al-Qur'an, berzikir, dan melafalkan doa.

Tidur merupakan kebutuhan penting untuk memulihkan energi usai seharian beraktivitas. Sejatinya tidur sama artinya dengan istirahat dengan durasi waktu tertentu untuk mencapai istirahat yang ideal.

Namun, ada waktu tidur yang tidak ideal karena tidak dianjurkan. Dalam Islam, salah satu jenis waktu tidur yang tidak dianjurkan ialah tidur hailulah. yakni tidur setelah melaksanakan salat Subuh. Sebagian orang mengenal tidur usai Subuh dengan istilah ‘nyambung’.

Menahan kantuk usai salat Subuh memang menjadi PR besar terutama bagi sebagian orang yang tak terbiasa dengan rutinitas pagi hari. Alhasil mereka akan kembali melanjutkan tidur setelah melaksanakan salat Subuh. 

Lantas apa yang dimaksud dengan hailulah dan mengapa tidur pada waktu ini tidak dianjurkan? Simak penjelasan di bawah ini.

1. Apa itu Hailulah?

tidur tanpa gangguan (freepik.com/drobotdean)

Tidur hailulah merupakan tidur setelah melaksanakan salat Subuh. Jenis tidur satu ini bisa menghalangi rezeki yang Allah karuniakan pada pagi hari.

Seorang muslim mengawali harinya dengan beribadah pada Allah. Mengutip laman PW Muhammadiyah, idealnya seorang muslim sudah bangun pukul tiga dini hari untuk qiyamul lail mendirikan salat tahajud kemudian salat Subuh. Dilanjutkan dengan mengaji dan mengkaji kitab suci.

Usai melaksanakan salat Subuh, dianjurkan untuk mulai beraktivitas menjemput karunia Allah. Karunia Allah dalam konteks ini rezeki tidaklah mungkin dapat dijemput dengan kembali tidur setelah salat Subuh.

Oleh karena itu, tidur hailulah tidak dianjurkan dalam Islam. Alih-alih kembali tidur setelah salat Subuh, umat Islam bisa mengisi waktu ini dengan berbagai amalan baik untuk mendekatkan diri pada Allah.

2. Mengapa tidur setelah Subuh tidak dianjurkan?

ilustrasi tidur tidak nyenyak (freepik.com/jcomp)

Tidur setelah melaksanakan salat Subuh tidak dianjurkan dalam Islam karena akan menghalangi keberkahan rezeki. Niatkan diri sejak membuka mata untuk menjemput keberkahan dari Allah.

Pertama, dari segi keberkahan waktu. Melansir laman NU Online, waktu hailulah merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki. Bagi seorang muslim, akan terasa sangat rugi jika waktu hailulah hanya diisi dengan melanjutkan tidur. 

Kedua, kontrol diri setelah salat Subuh. Menjaga diri untuk tetap terjaga (tidak tidur) usai salat Subuh perlu dibiasakan untuk membentuk rutinitas mengawali hari dengan melaksanakan perintah Allah. Ikhtiar untuk tetap terjaga usai salat Subuh akan dinilai sebagai bentuk ketaatan dan kesungguhan dalam beribadah.

Ketiga, kehidupan spiritual. Tidur hailulah berpotensi mengganggu konsentrasi dan fokus dalam melaksanakan ibadah lain. Momentum setelah salat Subuh semestinya bisa diisi dengan membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, hingga tadabbur atas nikmat Allah. Aktivitas mengingat Allah merupakan upaya membangun kehidupan spiritual yang hanya bisa tercapai jika terjaga.

Baca Juga: Cerita Ramadan: Jadi, Udah Azan Subuh Apa Belum, sih?

Verified Writer

Nurul Azizah

Tidak melakukan apa-apa, tidak akan mengubah apa-apa.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya