Kenapa Bulan Safar Banyak Musibah? Ini Penjelasan Ibnu Rajab!
Safar bukanlah bulan penuh sial dan musibah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan Safar kerap dianggap sebagai bulan yang penuh dengan kesialan atau musibah oleh sebagian kalangan. Keyakinan ini berasal dari mitos dan kepercayaan lama yang masih hidup di tengah masyarakat. Padahal, dalam pandangan Islam semua bulan adalah baik.
Lantas, mengapa bulan Safar sering dikaitkan dengan hal-hal negatif? Ulama besar, Ibnu Rajab, memberikan penjelasan penting terkait fenomena ini. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
1. Kenapa bulan Safar disebut bulan kosong dan banyak musibah?
Dalam tradisi Arab pra-Islam, Safar diartikan sebagai 'sepi' atau 'kosong'. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang keluar rumah dan bepergian. Itu menyebabkan banyak rumah menjadi kosong dan tenang.
Selain itu, selama bulan Safar biasanya masyarakat Arab memanen semua hasil tanaman mereka. Hal tersebut menyebabkan tanah terlihat kosong dan gak ada yang tersisa.
Menurut buku bertajuk Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriah karya Ida Fitri Shohibah, disebutkan bahwa bulan Safar juga masih dianggap sebagai 'bulan sial' oleh sebagian umat Muslim. Banyak yang menganggap bahwa bulan Safar merupakan waktu di mana Allah menurunkan hukuman ke dunia.
Itulah kenapa, banyak juga yang percaya bahwa akan banyak bencana dan kesialan di bulan Safar. Itu juga yang menyebabkan banyak orang yang menentang adanya acara semacam khitanan, pernikahan, atau pesta lainnya selama bulan Safar.
Baca Juga: Keutamaan Bulan Safar dan Amalan Baik yang Bisa Dilakukan