TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Bulan Safar Banyak Musibah? Ini Penjelasan Ibnu Rajab!

Safar bukanlah bulan penuh sial dan musibah

ilustrasi bulan safar (pixabay.com/flo222)

Bulan Safar kerap dianggap sebagai bulan yang penuh dengan kesialan atau musibah oleh sebagian kalangan. Keyakinan ini berasal dari mitos dan kepercayaan lama yang masih hidup di tengah masyarakat. Padahal, dalam pandangan Islam semua bulan adalah baik.

Lantas, mengapa bulan Safar sering dikaitkan dengan hal-hal negatif? Ulama besar, Ibnu Rajab, memberikan penjelasan penting terkait fenomena ini. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Kenapa bulan Safar disebut bulan kosong dan banyak musibah?

ilustrasi bulan safar (pexels.com/ David Besh)

Dalam tradisi Arab pra-Islam, Safar diartikan sebagai 'sepi' atau 'kosong'. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang keluar rumah dan bepergian. Itu menyebabkan banyak rumah menjadi kosong dan tenang.

Selain itu, selama bulan Safar biasanya masyarakat Arab memanen semua hasil tanaman mereka. Hal tersebut menyebabkan tanah terlihat kosong dan gak ada yang tersisa.

Menurut buku bertajuk Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriah karya Ida Fitri Shohibah, disebutkan bahwa bulan Safar juga masih dianggap sebagai 'bulan sial' oleh sebagian umat Muslim. Banyak yang menganggap bahwa bulan Safar merupakan waktu di mana Allah menurunkan hukuman ke dunia.

Itulah kenapa, banyak juga yang percaya bahwa akan banyak bencana dan kesialan di bulan Safar. Itu juga yang menyebabkan banyak orang yang menentang adanya acara semacam khitanan, pernikahan, atau pesta lainnya selama bulan Safar.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Safar dan Amalan Baik yang Bisa Dilakukan

2. Penjelasan mengenai mitos bulan Safar oleh Ibnu Rajab

ilustrasi bulan safar (pexels.com/@son-tung-tran)

Dilansir laman resmi NU, disebutkan oleh Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab berjudul Latha-iful Ma'arif tentang mitos bulan Safar. Menurutnya, bulan Safar dan bulan lainnya gak memiliki perbedaan sama sekali. Mungkin bisa terjadi musibah atau keburukan, namun gak menutup kemungkinan juga akan terjadi peristiwa baik.

Dengan kata lain, sebaiknya kita gak boleh meyakini bahwa bulan Safar dipenuhi dengan musibah atau keburukan. Seperti yang disebutkan Ustaz Sunnatullah melalui NU Online,

"Adapun mengkhususkan kesialan dengan suatu zaman tertentu bukan zaman yang lain, seperti (mengkhususkan) bulan Safar atau bulan lainnya, maka hal ini tidak benar."

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya