TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Kamu Berada dalam Survival Mode Tanpa Disadari, Bisa Bahaya

Apa kamu sedang dalam tahap sangat kewalahan dengan hidup?

ilustrasi wanita sedang tertekan (pexels.com/Liza Summer)

Pernah mendengar istilah survival mode? Yakni kondisi di mana diri kamu berada dalam posisi berusaha bertahan hidup. Kondisi ini dapat terjadi, seiring dengan besarnya jumlah tekanan dalam hidup, seperti kekhawatiran terhadap pekerjaan, masalah keuangan, hingga masalah pribadi, pada akhirnya bisa membuat tubuh seseorang berada dalam respon untuk melawan.

Dari sisi psikologi, kondisi ini saat dilakukan dalam kondisi singkat, sebenarnya bisa berguna. Namun, ketika kamu berada dalam posisi survival mode dalam waktu yang cukup lama, pada akhirnya kamu bisa kelelahan juga.

Berada dalam survival mode terlalu lama dan tidak dikunjung diatasi, pada akhirnya bisa menggangu kesehatan hingga kebahagiaan diri kamu. Itulah mengapa, penting bagi kamu untuk segera menyadari survival mode ini dan sesegera mungkin membebaskan diri.

Tetapi, bukan tidak mungkin seseorang bisa berada di dalam survival mode tanpa menyadarinya. Untuk dapat memperbaiki situasi ini ada beberapa cara yang bisa kamu amati untuk memeriksa dirimu ada di survival mode atau tidak.

1. Kamu terus-menerus merasa lelah

ilustrasi seorang karyawan kelelahan (pexels.com/cottonbro studio)

Apakah kamu pernah merasa begitu kelelahan saat bangun, kemudian lelah sepanjang hari, kemudian pergi tidur dengan kondisi yang benar-benar lelah juga. Jika kamu sedang mengalami siklus ini terus-menerus, maka bisa jadi itu bukan kelelahan biasa. Melainkan sebuah kondisi lelah yang diakibatkan oleh kelelahan kronis atau semacam burn out.

Rachael Ajmera, MS, RD, menjelaskan jika saat seseorang mengalami stres berkepanjangan, akibatnya kamu dapat mengalami kelelahan kronis yang mengganggu kualitas tidur. 

Dalam penelitian lain, masalah kelelahan berkepanjangan ini juga disebut berkaitan erat dengan kondisi seseorang yang alami stres. Kondisi lain, jika kamu saat ini bahkan sudah tidak peduli lagi seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk beristirahat, maka ini bisa jadi pertanda, bahwa kamu sedang dalam survival mode. Kamu seakan selalu kehabisan energi, namun juga tidak memberikan dirimu waktu istirahat yang benar-benar berkualitas.

2. Kamu mudah tersinggung dan terkadang marah

ilustrasi seorang pria merasa emosional (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Mungkin kamu pernah menemui, saat seseorang sedang dalam kondisi tertekan, seperti saat seseorang jelang hadapi sidang akhir skripsi. Tiba-tiba orang ini berubah menjadi lebih mudah tersinggung, sangat sensitif atau cenderung suka marah-marah.

Meskipun begitu, saat ujian sidang berakhir, orang tersebut akhirnya kembali ke dirinya lagi. Jika kamu juga merasa seperti ini akhir-akhir ini. Kamu tanpa sadar jadi lebih sering membentak orang-orang tersayang di sekitar, hal-hal kecil jadi lebih mengganggu daripada biasanya.

Inilah salah satu tanda kondisi ketika kamu sedang berada dalam survival mode yang berkepanjangan. Kamu, menjadi lebih waspada terhadap ancaman yang ada di sekitar. Otak kamu juga cenderung menjadi lebih tidak bisa mencerna emosi seperti biasanya.

Menurut penulis kesehatan dan psikologi, Jocelyn Solis-Moreira, stres memang bisa menjadi salah satu penyebab kuat jika kamu sedang sering kali merasa emosional. Meskipun kamu tidak bisa sepenuhnya menghilangkan stres, namun sebaiknya kamu belajar untuk lebih bisa mengelola stres, hingga bisa lebih mengendalikan emosi yang dihadapi.

Baca Juga: 5 Tips Menenangkan Diri ketika Hadapi Kesulitan Hidup, Anti Stres! 

3. Semua terasa serba terlalu berat

ilustrasi seorang wanita merasa tertekan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pernahkah kamu merasa semua terasa begitu berlebihan, merasa begitu berat, merasa begitu banyak yang harus dihadapi? Kamu pun merasa sepertinya akan lebih baik jika bersembunyi saja. Faktanya, seharusnya kamu tidak merasa seperti ini terus-menerus, tetapi jika itu yang kamu rasakan sekarang, kondisi tersebut adalah tanda lain dari survival mode.

Dalam pemahaman yang dijelaskan oleh psikolog Robert Yerkes dan John Dodson, sedikit stres sebenarnya dapat membantu hidup kamu. Tetapi saat terlalu banyak stres, hidupmu akan kewalahan.

Ketika kamu berada dalam survival mode, sebagai respon kamu akan terus melawan atau lari, sehingga menjadi penyebab merasa kewalahan. Namun, saat kamu dapat mengendalikan stres yang datang, kamu akan merasa tidak terlalu kewalahan lagi dan pada akhirnya bisa kembali mengendalikan diri. Jadi, memang penting untuk mengetahui bagaimana cara mengelola emosi terbaik yang paling cocok untuk dirimu.

4. Kamu tidak lagi terlalu peduli terhadap self-care

ilustrasi wanita yang sedang tertekan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kesibukan kamu pada akhirnya membuat kamu melupakan pentingnya merawat diri, merawat kebahagiaan kamu. Jika kamu merasa kegiatanmu yang terlalu padat akhirnya membuat kamu melewatkan self-care, ini adalah pertanda survival mode lainnya.

Kamu tidak lagi melakukan aktivitas olahraga, tidak lagi menikmati makanan sehat, bahkan tidak meluangkan waktu untuk melakukan interaksi sosial atau menyendiri. Padahal, melakukan perawatan diri sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu.

Psikolog klinis Monica Vermani menjelaskan, perawatan diri yang berkualitas sangat berkaitan erat dengan bagaimana kondisi kesehatan mental kamu. Kamu bisa mendapatkan manfaat dari rutinitas ini berupa meningkatkan harga diri, meningkatkan optimisme, pandangan hidup yang positif, serta penurunan tingkat kecemasan dan depresi.

Jadi, coba luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi kembali apa saja kebiasaan yang dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Jangan biarkan dirimu memasuki survival mode.

5. Kamu fokus terhadap hal-hal negatif

ilustrasi seorang pria kelelahan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Apakah kamu merasa lebih sering memikirkan kemungkinan saat sesuatu berjalan salah daripada berjalan baik? Contoh kecilnya saat kamu hendak melakukan perjalanan, kemudian lebih banyak berpikir mengenai kekhawatirkan akan cuaca buruk, lalu lintas, dan berbagai hal yang ditakutkan tidak beres lainnya.

Ada suatu masa ketika kamu seakan selalu menanti-nanti hal positif terjadi, namun faktanya saat ini kamu merasa lebih sering menantikan sesuatu yang tidak beres terjadi.

Berfokus terhadap hal-hal negatif seperti di atas, ternyata merupakan taktik bertahan hidup yang sudah dilakukan orang-orang terdahulu sejak lama. Para nenek moyang dahulu, melakukan ini sebagai upaya menjaga diri dari binatang buas dan bencana lainnya.

Namun, dalam masa sekarang kebiasaan menerka hal-hal negatif terlebih dahulu justru tidak akan berjalan baik untukmu. Kebiasaan menilai negatif ini bisa mengaburkan kekuatan keputusan yang akan kamu buat hingga membuat kamu salah menilai orang. Berhentilah melihat segala sesuatu selalu dari sisi negatif jika tidak ingin terjebak di survival mode.

6. Merasa sulit untuk fokus dan berkonsentrasi

ilustrasi seorang pria sedang kewalahan bekerja (pexels.com/Arina Krasnikova)

Sebuah penelitian mengungkap, saat seseorang stres, maka 37 persen kemungkinan orang tersebut juga akan kesulitan dalam berpikir jernih dan mengingat sesuatu. Stres, menjadi faktor penyebab terganggunya kemampuan kamu dalam berkonsentrasi, mengingat sesuatu, termasuk dalam mempelajari hal-hal baru. Ketika kamu berada terus-menerus berada dalam survival mode, maka kamu akan berada di bawah tekanan tanpa henti, dan kondisi ini jelas akan sangat merugikan dirimu.

Penelitian lain mengungkap, jika kamu stres dalam jangka panjang, biasanya cenderung akan kurang efisien saat mengerjakan tugas. Jika kamu saat ini menyadari jika dirimu berada dalam masa sulit untuk fokus, belajar, dan menangani tugas sehari-hari, itu bisa menjadi tanda lain kamu berada dalam survival mode.

 

Keluar dari siklus ini memang tidak mudah, tetapi ketika kamu berhasil melakukannya, percayalah hari-hari kamu akan dilalui dengan lebih lancar, sementara pikiran pun kembali jernih.

Verified Writer

Nadhifa Salsabila Kurnia

Menulis dimana saja dan kapan saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya