4 Alasan Mental Slavery Memicu Kamu Terjebak Quarter Life Crisis
Bukan untuk ditakuti, tetapi dihadapi dengan bijak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu mungkin sudah sering kali mendengar istilah quarter life crisis. Psikolog berlisensi Rachel Needle, PsyD, mendefinisikan quarter life crisis sebagai perasaan stres dan ketidakpastian yang sering dipicu kebingungan dalam proses menemukan jati diri serta apa yang diinginkan dalam hidup pada usia awal 20-an hingga awal 30-an.
Intinya, setiap orang bisa mengalami fase ini setidaknya sekali dalam hidup, namun, bentuk kondisinya bisa berbeda-beda pada setiap individu. Secara umum, tanda-tandanya seperti bersikap impulsif, sulit mengambil keputusan, merasa tidak punya arah hidup, dipenuhi kecemasan akan masa depan, hingga perasaan insecure yang menguasai diri. Apakah kamu sedang merasakannya? Maka, berhati-hatilah!
Pasalnya, para ahli setuju, tidak ada yang tahu pasti berapa lama periode waktu quarter life crisis itu bisa terjadi. Di lain sisi, seseorang bisa saja merasa terjebak dalam fase ini secara terus-menerus. Salah satu penyebabnya karena kamu mengalami mental slavery. Istilah tersebut punya arti bahwa seseorang tengah diperbudak oleh mental sehingga mengesampingkan keinginan dirinya dan bertindak berdasarkan kehendak dan keyakinan serta sikap orang atau kelompok lain.
Lebih lanjut, yuk, pahami alasan apa saja yang bisa membuat mental slavery jadi pemicu quarter life crisis berkepanjangan lewat artikel berikut!
Baca Juga: 5 Tips Hadapi Dilema Percintaan saat Quarter Life Crisis
1. Membuatmu menjalani hidup dalam mimpi orang lain bukan diri sendiri
Kamu tidak pernah akan merasa benar baik-baik saja jika selama ini tujuan hidupmu demi membahagiakan orang lain. Padahal, kamu sendiri juga sangat berhak menentukan arah hidup dan passion yang benar-benar kamu inginkan. Meski mungkin awalnya kamu merasa puas karena kesuksesanmu membuat orang lain senang, tetapi pada akhirnya kamu bisa jadi akan merasa tersesat dalam hidup.
Kamu mungkin tidak lagi bergairah karena pada dasarnya bukan itu yang kamu mau. Kamu pun merasa ada yang salah dengan dirimu sendiri, di mana artinya ekspektasimu bahagia karena sukses itu ternyata salah. Kondisi ini akan berujung pada kekecewaan terhadap masa muda. Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama seseorang mulai alami quarter life crisis.
Maka dari itu, di masa muda sering kali orang dianjurkan untuk mengikuti kata hatinya. Itu bukan kalimat klise, kok! Apa yang kamu lakukan di masa muda akan berdampak pada apa yang akan terjadi pada hidupmu di masa depan. Tetapi, kamu mesti ingat di masa ini pula sebaiknya kamu lebih banyak menghabiskan stok kegagalan!
Baca Juga: 5 Cara Siasati Gejolak Quarter Life Crisis tanpa Rasa Cemas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.