TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pengalaman yang Bisa Dicoba, Jika Kamu Ingin Keluar dari Zona Nyaman

Benarkah keluar zona nyaman bisa membantumu bertumbuh?

potret seorang wanita sedang membaca majalah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menemukan tujuan hidup tidak pernah mudah, pada setiap individu, butuh proses panjang hingga akhirnya mengetahui apa sebenarnya makna hidup. Namun, sebagai manusia, menantang diri sendiri, mendorong batasan diri hingga menjelajah ke hal yang tidak diketahui sebelumnya, merupakan cara untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup. Di sisi lain, keluar dari zona nyaman mengacu pada proses melakukan tugas yang menantang, tak jarang juga menyebabkan ketidaknyamanan karena kamu belum terbiasa berada di zona tersebut.

Meskipun begitu, pengalaman keluar dari zona nyaman juga yang akan mengajarkan kamu  untuk lebih mendorong pertumbuhan pribadi dan peningkatan diri. Di dalam dunia psikologi, konsep keluar zona nyaman memiliki area pembahasannya tersendiri. Jika saat ini kamu sedang mempertimbangkan apakah sebaiknya keluar dari zona nyaman atau tidak, pengalaman keluar dari zona nyaman yang dilihat dari sisi psikologis ini mungkin bisa dipertimbangkan. Baca pembahasannya lebih lanjut, di bawah ini!

1. Solo traveling

potret seorang wanita sedang solo traveling (pexels.com/Veronika Bykovich)

Berpergian sendiri mungkin tampak seperti ide yang menakutkan pada awalnya, terutama jika kamu lebih terbiasa ditemani orang lain. Namun terkadang, berada di lingkungan yang tidak dikenali bisa membuat kamu merasa segar. Saat kamu solo traveling, satu-satu pengambil keputusan itu adalah diri kamu sendiri. Kamu tidak memiliki teman yang dapat diandalkan untuk petunjuk arah atau berbagi makanan. Solo traveling akan membawa kamu pada pengalaman hanya berdua dengan dunia. Kamu mungkin bisa tersesat di kota asing, hingga perasaan canggung saat harus makanan di restoran sendirian.

Di sisi lain, perasaan tidak nyaman tersebutlah yang akan menjadi pengalaman berkesan. Solo traveling sekaligus dapat menguji ketahanan dan kemampuan kamu dalam beradaptasi. Jadi, saat kamu berhasil mengatasi tantangan demi tantangan tersebut, kamu bisa menyadari seberapa jauh batas diri yang dimiliki. Solo traveling bisa jadi waktu me time terbaik untuk kamu dan dirimu, merangkul ketidakpastian, dan menikmati perasaan bebas yang ditawarkannya. Tidak ada yang tahu, pergi solo traveling mungkin akan jadi pengalaman yang benar-benar mengubah makna dan arah hidup kamu.

2. Berbicara di depan umum

potret seorang pria sedang public speaking (pexels.com/fauxels)

Faktanya, banyak orang menganggap berbicara di depan umum merupakan sesuatu yang sangat menakutkan. Mungkin hanya dengan membayangkan berdiri di depan banyak orang dengan semua mata tertuju padamu, bisa sebabkan tangan berkeringat dingin hingga jantung yang berdebar kencang. Namun, dalam pandangan psikologis kondisi ini disebut respon alami tubuh ketika menghadapi ancaman, naluri dasar yang dikenal dengan istilah "fight or flight" yang artinya  "lawan atau lari."

Kondisi ini merupakan reaksi dari bagaimana tubuh ingin menyampaikan, "Hey,  ini hal baru dan saya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya." Kabar baiknya, semakin sering kamu mengekspos diri kamu dalam situasi ini akan membuat ketakutan kamu semakin berkurang. Manfaatnya, kamu juga bisa belajar bahwa ancaman tersebut tidak nyata dan kamu pun bisa lebih mengelola reaksi jauh lebih baik. Jadi, cobalah untuk jadi sukarelawan untuk presentasi di tempat kerja atau bergabung dengan klub yang memberimu kesempatan banyak bicara di depan umum.

Baca Juga: 5 Cara Keluar dari Zona Nyaman untuk Menemukan Jati Diri, Berani!

3. Merangkul kegagalan

potret karyawan sedang rapat (pexels.com/Kampus Production)

Kegagalan sering kali sudah dicap sebagai sesuatu yang sangat buruk dan harus benar-benar dihindari. Namun, bagaimana jika kamu memandang kegagalan dengan cara sebaliknya? Misalnya, dengan berpikir bahwa kegagalan justru bukan jalan buntu, melainkan sebuah batu loncatan menuju kesuksesan. Apalagi, ketika kamu mencoba suatu hal baru, sudah pasti tidak akan mudah dan risiko kegagalan datang bisa lebih besar. Meskipun begitu, itu tidak apa-apa. Percayalah, bahwa kegagalan bukan lawan dari kata sukses, melainkan bagian dari proses menuju kesuksesan.

Kegagalanlah yang akan membuat kamu belajar, tumbuh, dan berkembang. Itulah sebabnya, sebaiknya kamu tidak menghindar dari peluang, karena rasa takut gagal. Cobalah untuk melamar pekerjaan itu, bahkan di saat kamu merasa belum memenuhi syaratnya. Cobalah untuk membuat resep tersebut bahkan di saat kamu belum pernah mencobanya sama sekali. Ketika apa yang kamu lakukan itu gagal, selamat! Artinya kamu justru mengetahui apa yang kamu tidak bisa dan jadi lebih giat belajar hingga akhirnya bisa.

4. Menghadapi perasaan kamu

potret seorang wanita sedang menatap ponselnya (pexels.com/cottonbro studio)

Setiap individu memiliki perasaan yang ingin dihindari. Mungkin kesedihan akibat kehilangan yang terlalu menyakitkan untuk ditanggung atau kemarahan terhadap seseorang yang telah menaruh luka di hati kamu. Memang, terasa lebih mudah untuk mengubur perasaan itu jauh-jauh di dalam hati dan berpura-pura perasaannya tidak pernah ada. Tetapi kenyataan pahitnya, mengubur perasaan tidak mengenakan itu tidak akan membuatnya hilang. Bahkan, kebiasaan ini dapat membuat perasaan itu akan lebih menguasai diri kamu.

Jadi, luangkanlah waktu sejenak dan biarkan kamu merasakan apa pun yang ingin dihindari. Menangislah jika perlu, berteriaklah ke bantal, dan tulislah jurnal. Bicaralah kepada teman yang paling kamu percaya dan jika perlu, kamu bisa pergi ke profesional. Berada di perasaan ini pasti tidak akan mudah dan juga tidak nyaman. Namun, menghadapi perasaan kamu adalah langkah pertama menuju penyembuhan dan pertumbuhan. Kemudian dalam prosesnya, kamu juga bisa belajar tentang dirimu, kekuatanmu, kelemahanmu, dan kapasitas kamu untuk mengatasi masa sulit.

Verified Writer

Nadhifa Salsabila Kurnia

Menulis dimana saja dan kapan saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya