Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Setiap orang memiliki penilaian berbeda-beda atas dirimu. Tidak jarang menurut ekspektasi yang begitu tinggi. Bahkan sampai di luar batas kemampuan yang seharusnya. Karena ingin terlihat sempurna, kamu memilih terpaku pada ekspektasi orang lain.
Di awal mungkin masih tidak merasa keberatan. Tapi lambat laun, tentu timbul perasaan terbebani. Tanpa disadari, terpaku ekspektasi orang lain justru merusak tujuan hidup sendiri. Mengapa bisa demikian? Terdapat tujuh alasan yang menyertai. Apa kamu masih mau terpaku ekspektasi orang lain?
1. Kamu kehilangan fokus pada diri sendiri
ilustrasi orang egois (pexels.com/Anna Shvets) Boleh saja orang lain memiliki ekspektasi tinggi atas diri kita. Contohnya kamu dianggap sebagai sosok manusia cerdas dan serba bisa. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa menghentikan prasangka dari orang lain. Tapi bukan berarti kamu menjadikan ekspektasi mereka sebagai patokan utama.
Sikap demikian ini justru merusak tujuan hidup. Akibat terpaku ekspektasi orang lain, kamu kehilangan fokus pada diri sendiri. Kamu tidak memiliki kesempatan mengaktualisasikan diri secara nyata. Seluruh waktu hanya didedikasikan untuk orang lain.
2. Merasakan tekanan emosional
ilustrasi merasa gelisah (pexels.com/RDNE Stock Project) Tujuan hidup adalah panduan agar kamu tidak salah melangkah. Pastinya harus mengetahui tujuan hidup secara detail dan pasti. Mulai dari tujuan dalam jangka pendek sampai jangka panjang. Tapi menjadi permasalahan tersendiri saat kamu terpaku ekspektasi orang lain.
Seiring berjalannya waktu, tujuan hidup justru akan terganggu. Kamu merasakan tekanan emosional yang berlebihan. Apalagi saat sadar kemampuan diri jauh dari ekspektasi orang sekitar. Kamu merasa terbebani dengan tuntutan di luar kapasitas diri.
3. Tidak memiliki kebebasan berekspresi
ilustrasi overthinking (pexels.com/Mikhail Nilov) Kebebasan berekspresi adalah bagian dari kebahagiaan. Seharusnya setiap orang memiliki hal tersebut dalam hidup. Tapi ekspektasi dari orang-orang sekitar menjadi gangguan. Kamu memilih bergantung sepenuhnya terhadap ekspektasi mereka.
Padahal, terpaku ekspektasi orang lain justru merusak tujuan hidupmu sendiri. Tanpa sadar tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki kebebasan berekspresi. Rasa takut tidak bisa memenuhi ekspektasi orang lain sudah mendominasi pikiran. Kamu mengalami kecemasan tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Selalu Berusaha Memenuhi Ekspektasi Orang Lain
4. Timbul perasaan tidak puas
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi tidak siap dengan perubahan (pexels.com/MART PRODUCTION) Memiliki kepuasan dalam menjalani hidup ternyata juga bagian dari kebahagiaan. Tapi semua kembali lagi pada cita-cita dan kehendak. Apakah kamu lebih memilih mendengarkan hati kecil, atau malah berusaha memenuhi ekspektasi orang lain.
Untuk kamu yang terpaku ekspektasi orang lain, kapan mau berbenah? Karena ini menjadi sebab timbulnya perasaan tidak puas. Meskipun memiliki pencapaian yang menurut orang lain mengagumkan, tapi kamu tidak merasa beruntung olehnya.
5. Tidak mampu mengenali tujuan hidup yang sesuai cita-cita
ilustrasi mendapat stigma buruk (pexels.com/Alena Darmel) Tujuan hidup harus disesuaikan dan nilai dan cita-cita yang harus diraih. Karena ini menjadi bagian dari keseimbangan hidup. Di satu sisi, kamu juga akan dihadapkan dengan ekspektasi dari orang lain.
Saat kamu memilih terpaku pada ekspektasi tersebut, tanpa disadari sudah merusak tujuan hidup. Antara daftar ambisi dengan cita-cita tidak berjalan selaras. Bahkan tujuan saat ini tidak mencerminkan cita-cita yang ingin diraih.
6. Kehidupan yang dijalani terasa hambar
ilustrasi menghadapi tantangan (pexels.com/MART PRODUCTION) Apa jadinya jika kehidupan yang dijalani terasa hambar? Kamu tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Tidak jarang, kehidupan terasa membosankan. Jika seperti ini, kualitas hidup pasti turun dari waktu ke waktu.
Di sinilah alasan mengapa terpaku ekspektasi orang lain justru merusak tujuan hidup. Dengan menuruti mereka belum tentu kamu merasa puas dan bahagia. Kehidupan yang dijalani tidak benar-benar membawa warna dan keceriaan. Kamu justru terjebak kebosanan dalam jangka panjang.