TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Terlalu Banyak Pilihan Justru Bikin Ragu

Karena terdapat beban kognitif yang menyertai

ilustrasi susunan prioritas (pexels.com/Cottonbro studio)

Seringkali kita menyusun banyak opsi pilihan saat hendak mengambil keputusan. Jika dilihat sekilas, kita memiliki banyak jalan yang bisa diambil. Tapi apakah dengan memperbanyak pilihan membuat keputusan tepat sasaran? Tentu ini harus dipertimbangkan dengan matang sebelum  salah melangkah.

Pada faktanya terlalu banyak pilihan justru menimbulkan keraguan. Ketika mengambil keputusan selalu diliputi oleh rasa cemas dan pesimis. Mengapa kondisi ini bisa terjadi? Tentu ada sebab-sebab di baliknya. Alasan berikut menjelaskan mengapa terlalu banyak pilihan justru bikin ragu.

1. Terjebak overload informasi

ilustrasi merasa pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seringkali kita menyusun opsi pilihan terlalu banyak. Baik untuk keputusan dalam jangka pendek. Maupun keputusan yang berkaitan dengan masa depan. Tapi apakah menyusun terlalu banyak pilihan merupakan sikap yang tepat?

Pada kenyataannya terlalu banyak pilihan justru menimbulkan kerugian. Kita akan terjebak overload informasi. Menghadapi pilihan malah diliputi kebingungan dan tidak mampu mengambil langkah apapun. Jika sudah seperti ini, kehidupan akan berjalan stagnan.

Baca Juga: 5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!

2. Terlalu khawatir salah mengambil keputusan

ilustrasi merasa khawatir (pexels.com/RODNAE Peoductions)

Seringkali kita menganggap terlalu banyak pilihan merupakan solusi yang baik. Otomatis semakin banyak jalan untuk menyelesaikan masalah. Namun demikian, sudut pandang ini perlu diperbaiki kembali. Beberapa hal menjadi alasan mengapa banyak pilihan justru menimbulkan keraguan.

Kita akan terjebak pada rasa khawatir dalam mengambil keputusan. Dari awal sudah terpaku pada risiko dan kemungkinan terburuk. Dalam kondisi seperti ini, otak tidak mampu berpikir secara objektif untuk menentukan keputusan yang tepat.

3. Terdapat beban kognitif

ilustrasi overthinking (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pernahkah kamu merasa ragu-ragu saat memiliki terlalu banyak pilihan? Alih-alih mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Kehidupan justru terjebak pada fase stagnan. Tentu kita harus memahami mengapa banyak pilihan justru menimbulkan keraguan.

Salah satunya dipengaruhi oleh beban kognitif. Saat dihadapkan dengan terlalu banyak pilihan, otak dipaksa bekerja secara berlebihan. Tanpa sadar kita akan terjebak sikap overthinking. Ini tidak hanya memicu kelelahan berpikir, namun juga mengganggu keseimbangan emosi.

4. Khawatir dikecewakan oleh ekspektasi

ilustrasi merasa kecewa (unsplash.com/Dogukan Sahin)

Sebagai manusia, tentu kita sudah tidak asing dengan sisi keterbatasan. Mau tidak mau harus membuat pilihan yang tepat. Baik mengenai keputusan dalam hal akademis, kehidupan pribadi, sampai dengan konsentrasi terhadap karier dan pekerjaan.

Menjadi persoalan tersendiri saat kita memiliki terlalu banyak pilihan. Kondisi demikian justru memicu dampak negatif. Kita khawatir dengan realita yang tidak sesuai ekspektasi. Karena dengan menyusun opsi pilihan terlalu banyak, otomatis menumbuhkan ekspektasi yang tinggi tentang pilihan terbaik.

5. Pengaruh keterbatasan sudut pandang

ilustrasi menutupi muka (pexels.com/Anna Shvets)

Hidup adalah tentang pilihan. Tentu kita harus mampu memilih jalan dan keputusan yang tepat. Karena ini turut mempengaruhi langkah di masa depan. Ketika seseorang membuat pilihan yang keliru, akan menghadirkan sejumlah permasalahan rumit.

Tapi membuat terlalu banyak pilihan juga bukan kondisi yang menguntungkan. Karena sebagai manusia kita memiliki keterbatasan sudut pandang. Inilah yang menyebabkan terlalu banyak pilihan justru menimbulkan keraguan. Karena perspektif yang terbatas, kita tidak bisa mengetahui setiap opsi pilihan secara menyeluruh.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya