Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bullying atau perundungan menjadi fenomena yang sudah tidak asing lagi. Biasanya seseorang melakukan perundungan kepada mereka yang lebih lemah. Tapi pada kondisi tertentu, ternyata kita juga bisa melakukan bullying kepada diri sendiri.
Seringnya kita melakukan ini tanpa sadar. Namun demikian, bullying terhadap diri sendiri ternyata membawa dampak negatif dalam jangka panjang. Sebelum terjebak dalam situasi tersebut, mari kenali enam tanda di bawah ini. Jika terdapat dalam diri, artinya kamu sedang melakukan bullying pada diri sendiri.
1. Menganggap diri sendiri rapuh dan tidak berdaya
ilustrasi bullying pada diri sendiri (pexels.com/JangJ Atthaniti) Bullying tidak hanya bisa terjadi kepada orang lain. Tanpa kita sadari ternyata sering melakukan bullying terhadap diri sendiri. Serangkaian perilaku perundungan ini ternyata bisa membawa dampak negatif dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, kita harus segera menyadari.
Tanda bahwa kamu sedang melakukan bullying pada diri sendiri adalah didominasi anggapan rapuh serta tidak berdaya. Kamu menganggap tidak memiliki bakat dan kemampuan apapun. Bahkan dalam menjalani hidup hanya menyorot sisi kekurangan dan kelemahan.
2. Kerap merasa insecure tanpa alasan yang jelas
ilustrasi merenung (pexels.com/Karolina Grabowska) Insecure, istilah ini menunjukkan situasi tidak percaya diri. Perlu diketahui, insecure merupakan permasalahan yang kerap dihadapi milenial dan gen z. Tapi ini juga memiliki keterkaitan erat dengan tindakan bullying pada diri sendiri.
Menjadi orang yang kerap merasa insecure tanpa alasan, kamu harus segera berbenah. Ini adalah bentuk perundungan terhadap diri sendiri. Akibat perasaan insecure, kamu menjadi sosok pesimis. Tanpa sadar kamu sudah membatasi diri untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berkualitas.
3. Sebelum berusaha sudah menjustifikasi diri pasti gagal
ilustrasi sedih (pexels.com/MART PRODUCTION) Tidak ada satu pun dari kita yang mengharapkan kegagalan. Tidak dapat dimungkiri jika pengalaman pahit ini sulit dilupakan. Akibat kegagalan, seseorang terpuruk dalam waktu lama. Tapi bagaimana jika kita sudah menjustifikasi diri gagal sebelum berusaha?
Pastinya menjadi persoalan yang wajib diperhatikan. Ini bentuk dari tindakan bullying yang dilakukan pada diri sendiri. Kamu menganggap dirimu sebagai sosok yang tidak berhak meraih kebahagiaan. Padahal kegagalan yang ditakutkan belum tentu terjadi.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Menekan diri agar bekerja di luar batas kemampuan
ilustrasi stres bekerja (pexels.com/Kampus Production) Sebenarnya tidak ada yang salah dengan konsep bekerja keras karena ini bentuk dari konsistensi dan keuletan. Tapi lain jadinya saat kamu menekankan diri agar bekerja di luar batas kemampuan, sampai-sampai melupakan waktu istirahat.
Sikap demikian ini harus segera diperbaiki. Menekan diri agar bekerja di luar batas kemampuan menjadi tanda kamu sedang melakukan bullying. Di awal mungkin kamu masih merasa biasa saja. Tapi saat terasa lelah diabaikan, bisa berpotensi besar menjadi burnout.
5. Memaksa diri mengejar ambisi yang tidak ada habisnya
ilustrasi stres (pexels.com/Antoni Shkraba) Membicarakan ambisi memang tidak ada habisnya karena manusia identik dengan sifat tidak pernah puas. Satu ambisi mungkin sudah tercapai. Tapi setelahnya juga ada ambisi-ambisi lain yang menunggu.
Di sinilah tindakan bullying kepada diri sendiri yang jarang disadari. Kamu memaksa diri mengejar ambisi yang tidak ada habisnya. Dalam menjalani hidup cenderung merasa terbebani. Padahal, memaksakan diri mengejar ambisi hanya mendatangkan rasa lelah dan keterpurukan.
