TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Sisi Negatif Mengambil Keputusan Berdasarkan Sudut Pandang Subjektif

Keputusan tidak relevan dengan fakta

ilustrasi berpikir (pexels.com/Emre keshavarz)

Keputusan seharusnya diambil berdasarkan pemikiran logis dan pertimbangan realistis. Bahkan bisa dipertanggung jawabkan sesuai fakta yang ada. Bukan hanya menuruti tuntutan emosi sesaat. Apalagi mengambil keputusan karena lebih condong pada kepentingan pihak tertentu.

Setiap tindakan yang diambil pasti memiliki konsekuensi. Hal ini juga berlaku ketika mengambil keputusan dengan mengedepankan sudut pandang subjektif. Tanpa adanya pemikiran logis dan pertimbangan matang, sisi negatif di bawah ini mungkin akan terjadi.

1. Memicu terjadinya bias dan ketidakadilan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Vlada Karpovich)

Keputusan berperan besar dalam menentukan keberhasilan. Kita harus memastikan keputusan diambil berdasarkan analisis detail dan realistis. Bukan hanya mengikuti sudut pandang subjektif karena mengikuti tuntunan emosi sementara.

Mengambil keputusan berdasarkan keputusan subjektif turut membawa sisi negatif. Di sinilah kerap terjadi bias dan ketidakadilan. Keputusan cenderung dipengaruhi oleh prasangka dan opini. Akibatnya, beberapa pihak merasa dirugikan oleh keberadaan keputusan subjektif.

2. Bertentangan dengan fakta di lingkungan sekitar

ilustrasi berpikir (pexels.com/Cottonbro studio)

Kita memang harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Baik mengenai urusan bersama, maupun keputusan untuk kepentingan pribadi. Jangan sampai gegabah mengambil keputusan dengan berlandaskan sudut pandang subjektif. Karena keputusan seperti berpotensi membawa sisi negatif.

Cepat atau lambat, kita akan dihadapkan fakta yang berbanding terbalik. Keputusan yang diambil berdasarkan sudut pandang subjektif tidak relevan dengan situasi nyata. Hal ini semakin memperkeruh situasi perencanaan tidak bisa berjalan maksimal.

Baca Juga: 6 Hal Bikin Individu Realistis Enggan Mengambil Keputusan Berisiko

3. Rawan menimbulkan konflik jangka panjang

ilustrasi konflik (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kekeliruan terbesar yang jarang disadari adalah mengambil keputusan hanya berdasarkan sudut pandang subjektif. Bahkan menganggap persoalan satu ini tidak memiliki dampak berarti. Tentu kita harus berpikir ulang, benarkah keputusan yang diambil berdasarkan sudut pandang subjektif tidak memiliki pengaruh buruk?

Penjelasan ini bisa menjadi bahan pertimbangan lebih jauh. Mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang subjektif rawan menimbulkan konflik jangka panjang. Antar individu merasa dirugikan oleh kebijakan yang dilandasi kepentingan pribadi. 

4. Keputusan cenderung tidak konsisten

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Ron Lach)

Konsistensi adalah kunci utama jika kita ingin meraih keseimbangan. Tanpa adanya konsistensi, kehidupan sama sekali tidak tertata. Ternyata, konsistensi dalam menjalani hidup berkaitan erat dengan cara kita dalam mengambil keputusan. Apakah berdasarkan sudut pandang objektif, atau malah terjebak sudut pandang subjektif.

Sejumlah sisi negatif mewarnai saat kita lebih condong pada keputusan yang bersifat subjektif. Seiring berjalannya waktu, konsistensi akan terganggu. Keputusan yang diambil justru menghancurkan rencana dan strategi, bahkan menimbulkan kekacauan dalam lingkup luas.

5. Memicu kebingungan dan ketidakpuasan

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sampai kapan kita mempertahankan kebiasaan mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang subjektif? Sekali dua kali, mungkin dampak buruknya belum terlihat. Tapi bagaimana jadinya jika cara pengambilan keputusan seperti ini dilakukan secara berkelanjutan?

Pada akhirnya, kita akan terjebak rasa bingung dan ketidakpuasan. Timbul kesadaran bahwa keputusan yang diambil dengan sudut pandang subjektif tidak bisa dijadikan patokan dalam melangkah. Bahkan menimbulkan penyesalan dalam waktu lama karena tidak berpikir realistis sejak awal.

6. Keputusan tidak mampu menyelesaikan masalah

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/ANTONI SHKRABA Production)

Apakah tujuan utama seseorang mengambil keputusan? Apa hanya untuk memenuhi tuntutan emosi sesaat? Jawabannya tentu saja tidak. Keputusan diambil dengan tujuan menyelesaikan suatu masalah. Kita dapat melangkah ke depan dengan pasti tanpa ada keraguan.

Hal ini tidak akan terjadi ketika keputusan diambil dengan berlandaskan sudut pandang subjektif. Ini dapat mengarah pada keputusan yang kurang efektif dan kurang optimal. Serta potensi untuk kehilangan peluang atau menghadapi risiko yang tidak diperhitungkan.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya